21. Suibian

4.9K 385 164
                                    

Wah 100 followers pas wkwkwk yaudah deh gw upload, gajadi marah gara² komentar "lanjut" yg bikin mood menjadi asw🤘

Sorry kalau jelek, happy reading. Tinggalkan jejak !!!

.

.

.

Wei Ying mengelus perutnya yang agak membuncit karena terlalu kenyang, pagi ini Lan Zhan sudah memanjakannya dengan memberinya makan beraneka macam. Ia membebaskan Wei Ying memesan makanan apapun yang pria itu inginkan. Kini, akibatnya Wei Ying kesulitan hanya untuk berdiri saja, persis seperti ibu-ibu hamil besar padahal ia hanya kekenyangan.

Dengan iseng, Lan Zhan mendekati Wei Ying yang tengah terkapar di atas sofa. Tangan Lan Zhan menyingkap sedikit baju yang dikenakan Wei Ying tanpa perlawanan karena Wei Ying sudah benar-benar KO. Ia hanya menggumam, "Lan Zhan, kau mau apa?"

Lan Zhan tidak menjawab, ia meraba perut Wei Ying lembut. Kemudian mengecupnya, Wei Ying tertawa. "Hey, kau memperlakukanku seperti orang hamil saja. Seakan-akan isinya adalah bayi, padahal itu adalah calon tai hahaha."

"Lalu, bagaimana kalau membuat bayi betulan?"

Tanpa aba-aba, Lan Zhan sudah menyerang Wei Ying terlebih dahulu dengan mencium bibir pria banyak bicara itu. Wei Ying memegangi bahu Lan Zhan dan mendorongnya, "Hey, aku tidak nyaman sekarang. Perutku sangat kenyang, aku mau muntah." Lan Zhan tersenyum lalu menjauhkan tubuhnya dari Wei Ying. "Lebih baik kau ceritakan saja apa yang terjadi dengan ingatanku, dan kebenaran hubungan kita yang seperti kau bilang tadi, Lan Zhan."

Lan Zhan terdiam, ia tidak menyangka Wei Ying akan menagihnya lagi. Pikirnya, setelah makan Wei Ying akan melupakan hal itu, nyatanya Wei Ying tidak mudah diakali, dia tetap cerdas seperti dulu. Lan Zhan harus bagaimana sekarang? Ia sedang berfikir untuk mencari kata-kata yang pas untuk memulai ini tapi ia harus memulainya darimana? Pasti akan sulit dipercaya.

"Apa itu berhubungan dengan pedang yang aku sentuh tempo hari?" Tanya Wei Ying.

"Jangan menyentuhnya lagi."

Wei Ying sedikit terkejut, Lan Zhan melarangnya dengan tegas kali ini. "Oh, o-oke." Jawab Wei Ying meringis. Sambil menunggu Lan Zhan yang entah kenapa di mata Wei Ying pria itu sedang berfikir keras persis orang yang sedang mengerjakan ujian, padahal pikir Wei Ying kan si Lan Zhan tinggal bicara saja kebenarannya. Apa susahnya?

Tidak semudah itu marimar!

Lan Zhan bisa saja memperlihatkan kemampuan sihirnya di depan Wei Ying saat ini, tetapi Lan Zhan memikirkan dampak yang akan diterima Wei Ying, pemuda itu entah akan pingsan atau malah akan senang ia tidak bisa memprediksi. Lan Zhan khawatir jika Wei Ying malah takut padanya dan menjauhinya. Jikalau Lan Zhan menceritakan sejarah masa lalu di era Cina kuno yang masih dipenuhi oleh para kultivator, tampaknya Wei Ying tidak akan bisa mengingatnya.

Sambil menunggu Lan Zhan berfikir, mata Wei Ying bergerak liar ke penjuru arah apartemen Lan Zhan untuk menemukan pedang itu disimpan. Sepertinya Lan Zhan sudah memindahkannya dari tempat yang dulu biasa pria itu gunakan untuk menyimpan karena disana sekarang hanya ada buku-buku dan kotak persegi sukuran tempat pensil yang entah apa isinya. Mata liarnya bergerak ke arah dalam kamar.

Got it !!

Wei Ying menemukan ujung sarung pedang itu kelihatan di dalam kamar Lan Zhan, di atas nakas. Wei Ying menyeringai, perutnya sudah lumayan membaik, sepertinya makanannya sudah turun ke, ke, kemana saja lah. Baiklah, kita mulai aksinya.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 22, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

The SWORD'S TEARSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora