Hari Pertama

562 31 2
                                    

Briya POV
Hari ini adalah hari pertama gue sekolah di sekolahnya bang Rendy. Ya gue satu sekolah dengan bang Rendy. Namun, gue masih terlelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh gue. Tiba-tiba, pintu kamar gue serasa ada yang mengetuk.
Tok tok tok.

"Dek, buruan bangun, ini kan hari pertama lo sekolah, nanti lo telat loh" bang Rendy dari luar kamar. Namun nggak gue gubris. Karena kesal tidak mendapat jawaban dari gue, bang Rendy asal nylonong masuk kamar gue.
"Dasar kebo, bangun cepet" bang Rendy sambil menarik selimut gue.
"5 menit lagi bang lah" ucap gue sambil menarik selimut gue, masih dengan mata terpejam.
"Bangun nggak, kalo nggak, gue panggilin bang nadheo aja, biar dia yang bangunin elo" ancam bang Rendy, gue nggak mau bang nadheo yang yang bangunin gue, karena jika bang nadheo yang bangunin gue, bisa-bisa gue diceramahi sama dia.
"Iya-iya nih gue udah bangun" ucap gue sambil mengumpulkan semua nyawa gue.
"Udah gih sono mandi" bang Rendy.
"Iya bang, sabar napa" ucap gue males sambil berjalan ke kamar mandi.

20 menit kemudian, gue selese mandi dan segera memakai baju seragam gue, sepatu sport warna putih. Dengan rambut yang gue kuncir kuda. Gue langsung turun ke bawah sambil menyelampirkan tas gue dilengan kanan gue.

"Pagi bang eo, bang freezer" sapa gue. Ya bang freezer adalah panggilan gue ke bang Rendy. Kenapa gue panggil dia bang freezer, ya karena sikap dia yang dingin dari dulu, tapi tidak jika bersama keluarganya sikap bang Rendy tidak sedingin itu.
"Pagi juga adek abang yang cantik" bang nadheo.
"Pagi juga adek es batu abang" bang Rendy, ya gue dipanggil es batu sama bang Rendy karena sikap gue juga dingin, ya iya lah, gue kan dapet sikap dingin gue dari dia, kan satu produksi. Tapi tidak dengan bang nadheo, dia sifatnya baik, ramah, sayang sama kedua adiknya.

Skip selesai sarapan, gue dan bang Rendy bersiap berangkat ke sekolah.

"Bang, gue sama Briya berangkat sekolah dulu ya" pamit bang Rendy dan gue sambil menyalami bang nadheo.
"Iya, ati-ati ya dijalan" pesan bang nadheo.
"Yoi bang, assalamualaikum" ucap gue dan bang Rendy bersamaan.

Kami berangkat menggunakan mobil sport warna merah milik bang Rendy.
20 menit kemudian, kami sampai disekolah bang Rendy yang tak kalah besar dengan sekolah gue waktu di London, ya masih tetep besaran yang di London, tapi disini juga besar dan bagus. Setelah memarkirkan mobilnya, kami berdua pun turun dari mobil. Kami berjalan beriringan melewati koridor kelas 12. Sepanjang perjalanan gue dan bang Rendy menjadi pusat perhatian seluruh siswa. Gue sih cuek aja dan bang Rendy juga. Kami menuju ke ruang kepala sekolah. Namun saat melewati koridor kelas 11, kami dicegat oleh teman-teman sekelas bang Rendy.

"Widih, gebetan baru nih" Ernando.
"Kenalin napa" Zico, teman sebangku bang Rendy.
"Iya kenalin dulu lah ren" Brylian.
"Ayu nemen lah" bagus dengan logat jawanya. (Cantik banget lah).
"Ini adek gue" bang Rendy.
"Owh gue kirain gebetan baru lo" Dewa, Alfeandra Dewangga.
"Beckham" ucap Beckham tiba-tiba sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Briya" gue menyambut uluran tangannya, biar sopan dikit lah.
"Gantian dong" Bagas.
"Gue Bagas"
"Briya"
"Kalo gue yang paling ganteng diantara mereka, Brylian"
"Briya"
"Kalo gue yang paling manis, Zico"
"Briya"
"Gue Dewa"
"Briya"
"Aku jenenge Bagus, kembarannya Bagas"
"Briya"
"Gue Ernando"
"Briya"
"Udah kan kenalannya, gue mau ke ruang kepsek dulu" bang Rendy.
"Baru aja kenalan, kan masih kepengin mengenal lebih jauh, iya nggak gaes" Zico.
"Yoi" all, kecuali Zico, bang Rendy dan gue.
"Gue mau nyelesein pendaftaran nya dulu" bang Rendy.
"Ya udah deh, tapi nanti istirahat ke kantin bareng yuk" Zico.
"Iya" bang Rendy sambil menarik tangan gue dan berjalan menuju ke ruang kepsek.

Sesampainya di ruang kepsek.

"Selamat pagi pak" bang Rendy.
"Selamat pagi, Rendy" pak kepala sekolah.
"Ini adek saya pak yang pindahan dari London" bang Rendy memperkenalkan gue.
"Briya pak" ucap gue sambil menyalami beliau.
"Owh, kamu kelas X IPS 2 ya" pak kepala sekolah.
"Kok X IPS 2 sih pak?" tanya gue.
"Soalnya tinggal kelas itu yang masih kurang murid diantara kelas X lainnya" jelas pak kepsek. Padahal gue pengin di kelas IPA, malah bobrok ke kelas IPS.
"Ya udah deh pak" pasrah gue.
"Ya sudah nanti kamu masuk ke ruang kelas bersama Bu Ranti ya, wali kelas X IPS 2" pak kepsek.
"Iya pak" jawab gue.
"Ya sudah, kamu Rendy, masuk kedalam kelas, karena bel masuk sudah berbunyi" perintah pak kepsek ke bang Rendy. Bang Rendy mengangguk dan keluar dari ruang kepsek. Gue dibelakangnya.
















































































My King Valeron (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang