Sebuah insiden mengubah hidupnya. Dia adalah gadis normal seperti yang lain ketika umurnya 20 tahun, namun insiden itu merubahnya menjadi seseorang yang baru dan ingin diwaspadai semua orang.
PAGI ITU SETELAH pertemuannya dengan Willow semalam, Alexis kini kembali ceria seperti sebelumnya. Melangkahkan kaki panjangnya keluar dari kamar, ia berjalan menuju ruang keluarga miliknya dan menemukan sosok Anthony Wistletone tengah menikmati teh paginya sembari membaca koran ditangannya. Alexis dengan penuh keberaniannya menghampiri sosok ayahnya tersebut untuk meminta restu melamar Willow. Ya, Alexis sudah memutuskan untuk langsung melamar dan menikah dengan Willow tanpa harus membuang waktu dengan embel-embel berkencan seperti layaknya seorang remaja. Alexis berpikir bahwa ia sudah siap untuk menikah dengan Willow dan tak ingin menundanya lagi untuk kesekian kalinya.
Membasahi tenggorokannya, Alexis berdeham kecil lalu duduk disebelah ayahnya berada. "Selamat pagi yah." Sapa Alexis dengan senyum mengembang di bibirnya.
Anthony yang tengah asik membaca pun menurunkan korannya seraya tersenyum memandang putranya. "Pagi juga Lex. Kau sudah sarapan?" Tanya Anthony seraya menatap putranya.
"Belum. Lagipula aku belum lapar." Jawab Alexis seraya menggaruk tenguknya yang tak gatal. "Ada yang ingin ku bicarakan kepadamu sebenarnya." Tambahnya.
Sekilas Anthony mengernyitkan dahinya bingung lalu seketika terganti dengan anggukkan kepala. "Apa itu? Apa ini menyangkut pekerjaanmu atau hal lain?"
"Ini mengenai Willow." Ujar Alexis to the point.
"Willow? Ada apa dengan gadis itu?"
"Aku ingin melamarnya. Ku pikir umurku sudah cukup matang untuk menikah dan aku juga sudah mampu untuk menghidupinya jadi daripada aku membuang waktuku dengan berkencan aku ingin melamar lalu menikahinya saja. Bagaimana menurut ayah?" tanya Alexis meminta saran kepada Anthony yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
"Aku tak setuju."
"Kenapa?"
"Kau lupa bahwa gadis itu sudah mempermalukan keluarga kita? Lagipula dia sudah terlalu sering menyakitimu Lex. Seharusnya kau ingat itu. Aku tahu kau mencintainya, tapi aku tetap tak akan memberikan restuku jika kau ingin melamar dan menikahinya. Jika hanya berteman aku tak akan masalah tapi tidak dengan pernikahan. Aku tak akan membiarkan anakku tersakiti untuk kesekian kali dengan gadis yang sama. Kau mengerti maksudku?"
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.