Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jung wooyoung
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“i know what i need…”
.
.
.
“appa aku menginap dirumah san malam ini”
“san lagi?”
“hmmh…ada yg salah?”
“kalau kuperhatikan baik-baik kau hampir setiap hari dengannya”
“so what? Dia sahabatku dari kecil appa tau sendirikan…”
“appa tau… hanya saja kadang appa merasa kalau kalian ‘lebih’ dari sekedar sahabat”
“kenapa appa berpikir begitu?”
“itu karena kau menghabiskan hampir seluruh sisa hidupmu dengannya, bahkan setelah appa mati-matian meminta cuti untuk menemanimu pun kau juga lebih memilih pergi dengannya apa dia pacarmu?!”
“kenapa appa marah?! Dia SAHABATKU jadi wajar kalau aku selalu dengannya mengingat kau yg tak pernah pulang dan malah bersenang-senang dengan jalang diluar sana!”
“jaga mulutmu itu anak muda!”
“what?! What?! Aku benar kan?! Lupakan aku pergi sekarang” kata wooyoung kemudian menyambar tas dan beberapa barangnya
“mau kemana kau?!”
“pergi yg jauh dan mungkin tak akan kembali lagi kerumah sialan ini” mendengar ucapan putranya pria paruh baya itu pun langsung merebut tas wooyoung dan mengekuarkan semua isinya membuat yg lebih muda menggeram kesal
“APA-APAAN ITU?!”
“KAU TIDAK AKAN PERGI KEMANA MANA!”
“INI HIDUPKU DAN AKU BEBAS MELAKUKAN APA YG KUMAU JADI MENYINGKIR DARI HADAPANKU!!”
“LALU APA?! KAU AKAN PERGI DENGAN BOCAH SIALAN ITU?! HEI! HEI! MAU KEMANA KAU?!”
