2. amaze

157 42 13
                                        

Kini Yonghee berdebar sendiri. Murid akselerasi memang tak bisa diremehkan hanya karena kekurangan perangai baik. Gadis itu mengerjakan soal terumit dan tersulit di depan sana lantaran sang guru menantang. Tangannya lincah menuliskan angka-angka secara sistematis bagai hapal luar kepala. Padahal sudah Yonghee pastikan sendiri, gadis itu hanya sibuk mendengarkan musik tanpa memperhatikan.

Semua orang di kelas bertepuk tangan mengakui kemampuan Yorim. Biasanya, pusat perhatian matematika akan jatuh pada Yonghee. Namun, poros sudah berubah mulai hari ini.

"Kim Yonghee, Seonsaengnim mau kamu menjawab soal tersulit kedua."

༚✧───✺────✧༚

"Hei, Bae Jinyoung! Kau tidak lupa mengencangkan serut celanamu, kan?" seru Hyunsuk.

Yang ditanya mendesis kesal, "sudah, sialan!"

Beberapa dari mereka yang mendengar tertawa lantaran minggu lalu celana Jinyoung melorot saat ia sedang lomba lari. Sialnya, boxer Jinyoung hari itu warna merah muda pemberian Jihoon, di mana boxer  warna normal masih dicuci. Hyunsuk memberikan dua jari tanda peace dan raut manis agar Jinyoung tak emosi, karena itu akan menyeramkan.

Guru olahraga belum datang, maka sebagian lelaki memutuskan bermain basket. Sedang murid perempuan, mereka lebih suka bergosip. Hanya tersisa Yonghee dan Byounggon yang tidak turut heboh berebut bola. Yonghee sedang tidak mood, kalau Byounggon memang pemalas.

Dari kejauhan, Yorim tampak baru datang, masih dengan mempertahankan raut angkuhnya. Belum sehari menjadi kelas 12, sudah seenaknya telat begitu, gerutu hati Yonghee. Sebenarnya tidak telat, Yonghee saja yang sinis.

Permainan basket makin heboh, pergunjingan pun makin panas. Bola tak sengaja melesat kencang ke luar lapangan karena kecerobohan Seunghun yang mengaku bagian bawah sepatunya bolong kemasukan batu, padahal semua orang tahu itu sepatu baru.

Bola mengarah pada sudut, tepat pada Yorim yang masih berjalan.
"Yorim, minggir!"

Entah suara siapa, tapi memang saat Yorim menoleh, ada bola menuju ke arahnya. Alih-alih menghindar, bola dengan kecepatan menyerupai asteroid itu ia tangkap dengan mudah. Setelahnya, ia pantulkan dua kali ke tanah, lalu ia bidik asal pada ring.

Masuk!

Semua lelaki bersorak. Bukan karena terpukau oleh Yorim, tapi terlalu senang mendapat poin gratis, sedang sebagiannya berakting pura-pura menangis.

Hanya satu orang normal yang mengamati dengan jeli hingga terpukau, walau tanpa deklarasi. Kim Yonghee, yang tepat di sebelahnya ada Byounggon yang sibuk mendengkur.

"Yorim, maaf!" seru Seunghun dari tengah lapangan. "Aku tadi sengaja, hehe."

Yorim mengangguk dan tersenyum. Tak tampak dibawa serius, gadis bersurai kelam itu melanjutkan langkahnya.

"Seunghun gila. Kau lihat 'kan, Gon?"

Byounggon tak menjawab. Yonghee bodoh, sudah tahu manusia di sampingnya itu sibuk mendengkur.

Kenapa ia dengan mudah melakukan apapun sedangkan aku harus berusaha keras terlebih dahulu?

一一੭ु

satu berada di lebih tinggi
tercekik ambisi ingin mati

一一੭ु

e x f i l t r a t e  [一kim yonghee ✔Where stories live. Discover now