29

1.7K 149 282
                                    

Senin, 06.17

Libur tahun baru telah usai, semua kembali pada rutinitasnya sehari-hari. Pak Suho baru aja sampe di sekolah, setelah seminggu lembur sendirian. Iya, yang lain belum pada masuk dia udah masuk duluan biar bisa prepare lebih awal.

Sekolah masih sepi, hari pertama setelah libur dua minggu udah pasti pada kesiangan atau mungkin belum puas berleha-leha di rumah.

Sebelum turun dari motor, Pak Suho rapihin dulu rambutnya di kaca spion. Setelah itu, ia berjalan menuju ruang absensi sambil menenteng helm dan earphone yang masih tersangkut di telinga.

Di hari pertama masuk sekolah ini, Pak Suho mau paginya diawali dengan damai, tentram, tenang dan tanpa gangguan, memang sepertinya mustahil, tapi semoga aja nggak ada yang nyulut emosinya pagi ini.

Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya

Hariku bersamanya
Kau tahu betapa aku
Lemah dihadapannya
Kau tahu berapa lama
Aku mendambakannya

Sesekali Pak Suho ngikutin lagu tersebut dalam hati sambil ngotak-ngatik mesin fingerprint yang tiba-tiba bermasalah, kalo udah kayak gini, Pak Suho lagi urusannya.

Jangan salah lho, gini gini Pak Suho juga suka dengerin Sheila On 7. Bikin dia jadi inget masa masa masih umur belasan.

Apalagi lagu yang sekarang lagi dia dengerin ini berisikan doa-doanya, pas banget buat mengawali hari, ciaelah.

Klek

Pak Suho menoleh sekilas ketika pintu dibuka lalu kembali fokus pada tablet yang sekarang ia pegang untuk mereset data absensi.

Detik berikutnya ia kembali menoleh cepat ke ambang pintu begitu menyadari siapa di sana. Pak Suho melepas earphonenya sebelah, lalu senyum. "Sebentar, lagi tarik data absensi, udah kepenuhan."

Bu Wiena mengangguk pelan, lalu duduk di salah satu kursi ruang absensi sambil ngebatin.

Entah kenapa jadi panik sendiri, apalagi Pak Suho hari ini keliatan ganteng banget karena baru cukur rambut dan jangan lupa dengan kemeja batiknya yang masih terbalut jaket. Kan jadi bikin cenat cenut ngeliatnya.

"Udah sarapan?" Tanya Pak Suho, namun tak ada jawaban. "Bu Wiena." Panggilnya lagi.

"Hah? Apa? Oh, udah."

"Kalo saya udah sarapan belum?"

Bu Wiena diem aja, jawabnya dalam hati sambil julid. Ya mana gue tau??? Emangnya gue serumah sama lo??? Udah ya please, ini masih pagi jangan bikin emosi dulu dong ganteng...

"Coba absen sidik jari dulu."

Pak Suho menghela napas, lagi lagi Bu Wiena nggak merespon dan malah bengong. Akhirnya Pak Suho ngulurin tangannya namun hanya mendapat respon lirikan.

"Apaan nih?"

"Bengong mulu dari tadi, masih ngantuk ya? Sini saya tuntun, nanti salah pencet lagi."

"Gak usah, bisa sendiri."

Bu Wiena berdiri lalu segera menempatkan ibu jarinya di scanner sidik jari. Pak Suho menautkan alisnya bingung, pas dilihat di daftar absen ternyata hasil absennya nggak terdeteksi. "Masukin NIPnya udah?"

"Iya, ini udah. Kenapa? Rusak?" Tanya Bu Wiena.

Pak Suho menggeleng, masih fokus pada tablet yang ia pegang. Ngelihat wajah Pak Suho yang lebih serius dari biasanya, dia jadi makin panik. Pasalnya, bahaya juga kalo absennya selama ini nggak kebaca di komputer, bisa-bisa potong gaji.

SEPI - SUHO (ON HOLD)Where stories live. Discover now