26. Masked (가면을 쓴)

12.1K 2.2K 441
                                    

Rasa sakit lantas mendera kepala Taeyong. Jika tidak mengingat bahwa dirinya sedang berada di alam manusia, maka sudah dipastikan penyebab hal itu adalah karena ia baru saja menabrak batu karang besar.

Tapi tidak. Ia tidak berada di dalam laut maupun pantai Busan.

Masih segar dalam ingatan Taeyong ketika ia meminta Paman Kang mengantarnya ke toilet. Si pria paruh baya menunggunya di luar sementara ia sibuk menyiram kakinya dengan shower pada salah satu bilik. Sebab setelah mencoba berbagai wahana yang membuat perutnya teraduk-aduk, sensasi panas pada pada sekujur tubuhnya lantas menyiksa.

Dan tentu obat untuknya hanya satu, berendam atau sekedar mengembalikan wujud asli kakinya; ekor berwarna biru laut.

Tapi saat telah selesai dengan aktivitasnya, hanya satu hal yang Taeyong bisa ingat. Seseorang berbaju serba hitam tiba-tiba membekap mulut juga hidungnya. Beberapa detik kemudian bau menyengat seketika mengganggu indera penciumannya, sebelum akhirnya penglihatannya menggelap.

"Jaehyun?" Panggil Taeyong dengan suara lirih, "Jaehyun gelap," gumamnya karena saat berusaha keras untuk melihat sesuatu, kedua manik legamnya justru tertutupi kain hitam.

Sang Siren pun dapat merasakan perih pada kedua pergelangan tangan yang berada di belakang tubuhnya. Instingnya kemudian berkata jika ia sedang diikat pada sebuah kursi kayu.

Tapi siapa yang melakukan semua ini padanya?

Ditengah batinnya yang berkecamuk, Taeyong lantas menelan ludah kala mendengar suara langkah kaki kian mendekat ke arahnya. Saat merasa jika sosok itu mungkin telah berada tak jauh darinya; atau bahkan tepat di hadapannya, ia lantas berkata, "Kau siapa?"

Namun, bukannya mendapat jawaban, kedua mata Taeyong seketika menyipit saat seseorang tiba-tiba membuka kain hitam yang sedari tadi menutupi matanya. Ia pun mencoba membiasakan netranya untuk menerima cahaya lampu yang tiba-tiba menusuk.

Saat kembali membuka matanya secara perlahan, sang Siren dibuat menganga kala mendapati Junmyeon berdiri tepat di hadapannya. Menyunggingkan senyum yang berbeda dari biasanya. Bahkan tarikan bibir pria itu itu bisa dibilang seringai yang biasanya hanya Taeyong lihat dalam drama.

Menggulirkan mata ke sekeliling untuk beberapa saat, Taeyong pun menelan ludah kala menyadari jika saat ini ia berada dalam kamar Junmyeon. Kamar yang pernah ditempatinya setelah diusir oleh Jaehyun beberapa saat lalu.

Taeyong lantas mempertemukan kembali pandangannya dengan sang dokter lalu bertanya, "Junmyeon, kenapa kau mengingkat tanganku?"

Junmyeon tersenyum tipis, membungkuk tepat di hadapan sang Siren hingga wajah mereka sejajar lalu berucap, "Karena jika aku melepaskan ikatan itu, kau akan kembali pada Jaehyun."

"Aku memang harus kembali pada Jaehyun," balas Taeyong, namun Junmyeon tiba-tiba mencengkeram kuat rahangnya.

"Kau tidak akan pernah kembali lagi padanya," bisik Junmyeon dengan mata berapi-api, "Aku akan membuatnya merasakan bagaimana kehilangan sesuatu yang sangat penting dan berharga dalam hidupnya."

"Ada apa denganmu, Junmyeon?"

"Kau bertanya ada apa denganku, manis?" Dokter itu tertawa sinis, "Jaehyun sudah merebut segalanya dariku. Dia merebut jabatan yang kukejar, dia juga merebut kepercayaan orang-orang di rumah sakit meskipun aku telah berusaha membuatnya terlihat sebagai pembunuh!"

"Apa?" Napas Taeyong seketika memburu, "Jadi kau..."

"Ya," Junmyeon bangkit dari posisinya. Ia beralih duduk pada tepi tempat tidur tanpa melepas tatapan dari Taeyong yang tengah terduduk pada kursi. "Aku yang membuat listrik di ruang operasi pasien Jaehyun mati," sambungnya tanpa sedikit rasa bersalah.

S I R E N | Jaeyong ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora