Bawah tanah

412 172 566
                                    

Minggu, 17 April 2145

Pukul 09.15 pagi ini, Aron sedang menonton tv tentang sejarah Indonesia, tempatnya di ruang tengah bersama Inem. Ya, hantu yang merasuki tubuh Surya dan mencekik dirinya saat di kelas itu kini berteman baik dengan Aron setelah beberapa hari lamanya. Persetujuan antar ke-tiga sejoli yakni Aron, Bagas, dan Surya telah disetujui. Inem tinggal dirumah Aron dan berperan sebagai asisten tak kasat mata milik Aron. Karena ada Inem, Aron sudah mulai terbiasa dengan hantu-hantu yang bentuknya aneh-aneh juga mengerikan.

Beberapa menit kemudian Yeni duduk disebelahnya membawa kue coklat kesukaan anaknya. Wanita paruh baya itu sedikit terheran melihat anaknya yang kini sedang menonton tv sambil mengotak atik barang cerdas miliknya yang berbentuk kotak dengan layar transparan. Handpone Hologram.

"Aa, tumbenan ada di depan tv, ngapain?" tanya Yeni.

Yeni bertanya seperti itu karena biasanya anak sulungnya berada di ruang kerja Budi a.k.a ayahnya.

"Gak mah .. Cuma lagi pengen aja," jawabnya dibarengi dengan tangannya yang mengambil kue coklat diatas meja lalu memakannya. 

"Sebenernya kamu yang nonton tv atau tv yang nontonin kamu, sih?"

"Hehehe maap," Aron menjawab dengan senyum indah pepsodentnya. "Seira mana? Kok ga kedengeran suara berisiknya daritadi?" sambungnya.

"Main ke rumah tetangga."

"Emang disini ada anak kecil lain selain Seira?"

"Setau mama sih gak ada. Tapi ada keluarga yang baru pindah minggu lalu di depan rumah kita. Yaudah mama kedapur dulu, 'ntar gosong ayamnya." 

Yeni berlari kecil ke arah dapur berharap agar ayam-ayam yang digorengnya tidak gosong. Sedangkan Aron melanjutkan aktifitasnya bermain ONET. Tapi Aron sedikit tidak habis pikir dengan ibunya, bagaimana bisa mudah percaya dengan orang baru dikenal? Saat hendak menekan tombol resume di hpnya, terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras berasal dari luar berpadu dengan suara nyaring khas perempuan.

"Punteun!!! Tante!! Seira mo pulang katanya. Tante?? TANN!!" ucap Azra. Seira tertawa geli melihat tingkah kakak barunya satu ini. Sikap Azra tidak jauh berbeda dengannya. (punteun = pemisi)

"Teh, kalo tellalu kenceng ngedol pintunya aa bakal malah." (Kak, kalo terlalu kencang ngedor pintunya abang bakal marah)

"Gapapa, kenalan bentar. Soalnya teteh gapernah liat aa nya Seira." (teteh = panggilan kakak perempuan, aa = abang/kakak laki-laki)

Sedangkan diruang tengah Aron nampak tak peduli setelah tau itu suara perempuan. Yeni sangat mengenal sikap anaknya jika dengan perempuan lain selain Seira dan dirinya. Itu karena Yeni selalu kena teguran dari sekolah akibat sikap Aron yang tidak pernah mau menjawab pertanyaan dari guru-guru perempuan. Jadi kini, Yeni memanfaatkan situasi agar Aron mendapat teman perempuan atau bahkan seorang kekasih.

"Aa, bukain pintunya! Itu Seira udah pulang tuh sama tetangga baru kita. Suruh masuk!" teriak Yeni dari dapur.

Jika bukan karena ibunya yang memberi perintah, dan Inem yang memaksa Aron agar membuka pintunya. Aron tidak akan mau membukakan pintu yang tamunya adalah perempuan. Karena pintu-pintu dizaman Aron sudah dimodifikasi, Aron cukup mengucapakan "buka" maka pintu itu terbuka secara perlahan dan menyemprotkan cairan pensterilisasi agar terbukti orang ini bukan penjahat. Namun, saat pintu terbuka mata Aron seketika membelalak terkejut melihat siapa gadis yang ada didepannya ini. Dan 3 hantu di belakang Seira.

'ebuset!! gila-gila!! ini aanya Seira? my lop-lop Aron? gasalah kan?' batin Azra histeris berteriak.

"Aa, ini kenalin Teh Azla. Temen balu Seila." (abang, ini kenalin kak Azra. Temen baru Seira)

NEW WORLD ON THE EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang