15. Menuju Sore

4.9K 244 5
                                    

"Eh,Dela tulisan lo rapih banget. Apa karena yang nulis juga cantik kali,ya?"

"Ngga usah sok puji gue. Gue tau akal lo,Vin. Udah basi," ucap seorang perempuan yang terfokus pada buku di mejanya.

"Suka suuzon aja. Ngga baik,Del. Nanti cantiknya berubah jadi keriput loh," Gavin masih berdiri di samping kursi perempuan itu sambil membawa buku tulis di tangannya.

"Kejain sendiri! Gue lagi ngga mau bagi-bagi jawaban sama lo!"

"Hahaha rasain lo! Ditolak,makanya jangan pake trik lama!" Leon tertawa dari tempat duduknya. Membuat Gavin akhirnya mundur memperjuangkan contekan dari Dela. Cowok itu membanting bukunya kemudian duduk di atas meja Alfa di mana yang lain sedang berkumpul di situ.

"Udah lah nanti aja gampang. Dipta aja suruh kerjain," kata Ian seenaknya.

"Apa-apaan lo nyuruh gue. Gue juga lagi males. Malesnya gue ngga bisa diganggu gugat!" Dipta berkata sewot.

Saat ini kelas mereka sedang tidak ada pelajaran karena gurunya tidak bisa hadir. Jelas ini adalah pesta bagi laki-laki yang sudah terlanjur berjiwa malas.

"Woii bro!" Seorang lelaki muncul dari pintu kelas dan langsung masuk tanpa basa-basi.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Alfa ketika cowok itu sudah ikut duduk di atas meja.

"Bolos lo?" Ian ikut bertanya.

"Gu--"

"Alah gue tau. Palingan juga modus ke sini. Iya kan?" Dipta memotong ucapannya.

"Hehe iya tau aja lo." Saga cengengesan. "Gue bosen di kelas. Lagi kosong,ngga ada guru. Tadi ada si Ajil lewat depan kelas gue. Katanya kelas sini lagi kosong juga. Ya udah gue ke sini aja."

"Bisaan aja lo tong!" Gavin menoyor kepala Saga pelan.

"Kantin aja gimana? Serem gue ngeliat anak-anak pada pegang buku semua," mata Alfa melirik satu persatu murid yang duduk di kursinya dengan buku di hadapan mereka.

"Nahh bener banget. Kebetulan gue juga laper nih," Leon menyetujui ajakan Alfa.

"Yahh gue baru aja dateng. Gue mau ngapel dulu lah," Saga mencari keberadaan Dela yang kemudian dia menemukan perempuan itu di barisan pojok dekat tembok.

Ian menunjuk meja tempat Dela duduk."Nohhh anaknya! Pelototin terus sampe tuh mata keluar!"

"Udah liat," sahut Saga.

"Jadi ngga kantin? Kalo ngga mau gue sendiri aja." Alfa bangkit dari tempatnya hendak pergi dari sana.

"Ayok lah," balas Dipta kemudian ikut berdiri.

Enam laki-laki dengan seragam yang sedikit berantakan berjalan santai melewati kelas-kelas yang terlihat sedang pelajaran. Mereka tidak peduli dengan tatapan murid-murid yang mengintip lewat jendela.

"Siang,Mang Asep!" Ian menyapa pemilik warung di kantin itu.

"Loh,ini teh pada bolos lagi?" Mang Asep menghampiri mereka yang sudah duduk di bangku sana.

"Engga,Mang. Kebetulan lagi bareng jam kosongnya. Jadi ke sini aja," jawab Alfa.

"Ohh gitu. Ya ngga papa atuh. Itung-itung ngelarisin jualan saya."

"Oke,kalo gitu saya mie,biasa Mang," ucap Gavin.

"Saya es jeruknya satu ya,Mang." Saga ikut memesan.

"Yang lain ini pada ngga mau makan?" tanya Mang Asep masih berdiri di dekat mereka.

"Saya es teh aja," sahut Alfa. Kemudian Mang Asep masuk kembali untuk membuat pesanan.

ALFA'S QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang