Hana's Wedding

7K 968 87
                                    


I found a love~~~
For me~~~

Nuansa putih glamorous mewarnai pernikahan Hana. Berhubung keluarga Hana & pacarnya memang golongan konglomerat, tak aneh banyak tamu undangan dari golongan menengah atas.

Namun sebanyak apapun wajah tampan dengan gaya parlente yang bertebaran, Sasa hanya menaruh pandangannya pada Juna.

Dan saat ia melihat sosok Juna sedang mengambil pudding, hatinya berdentum tak keruan. Juna mengenakan kemeja polos biru panjang yang digulung sampai ke lengan hari ini. Seharusnya ia pakai jas, tapi jas tersebut hanya digantung di tangan kiri.

Kalau ini film anime, mungkin wajah Sasa sudah memerah dengan matanya yang berubah menjadi ♥️.

"Sa notulensi rapat sama Paragon kok belum saya terima di email ya?"

Ngok.

Entah dari mana tau-tau suara Saga terdengar di sebelahnya. Menengok ke kiri, pria tersebut berdiri dengan segelas coca-cola.

"Pak... Ini kan lagi hari bahagia, kita harus berbahagia nyambut pernikahan Mba Hana. Mending nggak usah ngomongin yang bikin mumet dulu Pak."

"Eh di sini rupanya!" Tau-tau Hasbi datang, bersama dengan Sherin, Jericho dan JK. Suasana jadi ramai dengan senda-gurau mereka.

Karena malas bertemu mereka-mereka lagi, Sasa pergi ke tempat Juna tak jauh berdiri. Pura-pura ambil pudding ah...

Dan benar saja, saat berdiri di dekat Juna lalu disapa "Anjani!" Sasa senangnya bukan kepalang.

Panggilan Anjani lahir akibat kebodohan Sasa. Jadi pertama kali mereka berkenalan di pantry secara tak sengaja, Sasa baru pindah hari pertama dan ia tak tau kalau General Managernya setampan itu.

"Saya Juna, Arjuna. GM Business Services Team. Kamu?"

"Ha...."

Bodohnya Sasa bersuara saking kagumnya.

"Ha...?" Juna pikir nama Sasa memang ada 'ha' 'ha' nya.

Get a grip Sa itu dia nanya nama!!!

"Ha....njani Pak." Sasa kepalang malu. "Anjani. Saya Sarah Anjani."

Sok iye lu Sa ngenalin pake Anjani.

"Dimohon kepada Business Services Team untuk naik ke panggung agar berfoto dengan kedua mempelai ..."

Lamunan flashback nya langsung buyar saat MC mengumumkan sesi foto-foto. Ia pun naik ke panggung bersama Juna.

Fotonya mepet-mepet Pak Juna ah. Kali nanti jadinya kita yang di pelaminan. Hanya foto sebelah-sebelahan dengan Juna saja membuat Sasa deg-degan.

Tapi di lain sisi, Sasa juga jadi mellow melihat senyum Hana tak pudar sejak tadi. Menikah dengan yang dicinta, menjadi ratu semalam, semua berpesta untuknya... Kapan ya Sasa dapat merasakannya?

Turun dari panggung, Sasa sebisa mungkin pergi dari kerumunan karena MC mengumumkan sesi lempar bunga. Semua orang heboh, jangankan brinyit macam JK & Kahfi, si gagah Arjuna saja ikut meramaikan sesi lempar bunga.

Mereka sih gampang dapet calon. Lah gue?

"Satu! Dua!" Sasa lihat di kejauhan, Saga juga tak meramaikan kerumunan ambil bunga. Ia justru duduk di pinggiran hall dengan Somi, yang aji mumpung mengajaknya ngobrol sehabis tadi foto di sebelah Saga. "Tiga....!!!"

Riuh kerumunan bergema di dalam ballroom dan bunga pun terpantul-pantul hingga tau-tau terlempar langsung ke tangan Sasa.

"Hah??!!"

Sasa yang panik langsung melempar bunganya lagi. Dan tau-tau terlempar tepat ke paha Saga.

Saga yang juga shock langsung memberikan bunganya pada Somi yang duduk di sebelahnya. Seketika suasana menjadi seperti drama. Satu podium bertepuk tangan mengira Somi adalah pacar Saga. Padahal Saga melakukannya karena refleks semata.

Yah, makin GR deh ni cewek. Benak Saga saat melihat Somi tersipu.

×××

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengetik 'besok ada acara' Sasa jadi kembali mengingat apa yang akan ia lakukan besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengetik 'besok ada acara' Sasa jadi kembali mengingat apa yang akan ia lakukan besok.

Setelah chattingan dengan Dio terakhir kali, akhirnya Sasa berbicara serius dengan keluarganya dan setuju bertemu dengan orang yang ingin dikenalkan Ibu. Sampai menangis bahagia ibu mendengarnya. "Alhamdulillah doa ibu dikabulin Allah..."

"Tapi ibu-ayah jangan banyak ikut campur ya. Biar Sasa putusin sendiri setelah ketemu orangnya, mau lanjut atau nggak."

Sasa bahkan tak mau banyak bertanya siapa, biar nanti Sasa caritahu sendiri saja. Sasa hanya minta no.hp nya yang kini sudah Sasa pegang di atas secarik kertas.

Harusnya Sasa meneleponnya sesuai anjuran ibu, agar sebelum bertemu sudah banyak tau tentang si empu.

Tapi Sasa justru hanya menatap kertas itu lekat-lekat.

Ya udah lah, yang penting ibu seneng.

Kalau Sasa mau jahat, bisa saja Sasa membatalkan pertemuan dan datang ke gathering kantor. Bilang saja ke Ibu Sasa sudah ketemu padahal belum. Tapi perasaan semangat menyelimutinya ketika ibu menyebutkan 'Si Gagah'.

"Jadi dia itu cucunya temen ibu. Suka dipanggil 'si gagah' 'abang gagah' panggilan kesayangan kayaknya. Ibu nggak tau namanya siapa coba kamu calling-calling gih."

"Bu, cucunya temen Ibu, berarti semuda apa Bu?!"

"Temen ibu udah tua..! Belum tau sih umur cucunya berapa, makanya kamu coba hubungin dulu! Ibu nggak tau banyak soalnya ini orang baru, bukan yang dulu-dulu mau ibu jodohin sama kamu... Udah pada keburu nikah yang dulu-dulu mah!"

Hhh. Bismillah deh nggak zonk.

Kalau tidak dapat si gagah ksatria Juna, mungkin versi KW-nya besok tak apa. Mungkin Tuhan menunjukkan meski tak dapat si gagah Juna di kantor, Sasa bisa mendapatkan si gagahnya sendiri meski melalui perjodohan.

Tak mau berpikir terlalu panjang, Sasa memutuskan untuk tidur saja. Hatinya berdebar membayangkan yang akan terjadi besok.

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang