ii. liwa dan lara

440 77 43
                                    

──────

kala tunggang gunung, langit menemukan si puan dengan raut mengerang kesakitan.

niatnya ingin mendatanginya, namun netranya harus beradu pandang dengan sasi. ya, gadis yang ingin langit tolong.

ia memalingkan rupa, dilihatnya kembali interlokusi faksi Suargaloka yang tengah beradu argumentasi, mengingat pentas seni akan berlangsung satu minggu lagi.

langit tak berniat beradu isi sanubari. ia sudah cukup lelah merangkai kata agar dapat berinteraksi dengan sasi tanpa sunyi.

"kalian tau gimana cara deketin cewe?" lontaran langit membuat personel Suargaloka menjeda aksinya.

"lo naksir cewe, ngit? cakep kaga?" goda jamal yang dibalas kekehan praba.

"tumben banget naksir cewe. gue kira lo belum move on dari pawana" balas praba yang diangguki dimas.

semua sibuk membicarakan wanita yang katanya disukai langit. sementara langit hanya terdiam kalut dengan pikirannya.

ia muak. sececah memalingkan sirah, netranya malah menyaksikan sebuah drama. jaka sedang berbincang ria dengan sasi di bawah langit Suwarnabumi.

dimas angkat bicara, "gue heran sama jaka. siapa - siapa dia embat, bahkan pacar gue aja dia embat"

"serius? wika di embat sama jaka?" tanya praba untuk dimas.

"mampus, pacarnya datang" tunjuk jamal dengan jeriji yang mengarah pada gema.

atensi mereka beralih pada gema yang melangkah ke arah jaka dan sasi di pos satpam. anehnya, gema menyunggingkan senyumannya. gema tak cemburu sekalipun?

──────

" ... herjuno dikejar si dadang, anjing si kakaknya. gila"

sasi tak henti tertawa. lelucon abnormal jaka bisa membuatnya tertawa. sasi tersadar akan bahagia sesederhana itu.

"balik yuk, jak. kasian tuh kaki sasi kram tadi" suara lain menimpali.

jaka terperanjat sedangkan sasi menertawainya. lalu ia menggaruk tengkuk, malu kaget di depan pacarnya itu.

gema datang dengan kekehan, "ayo, jak. nanti kalau sasi engga sembuh, engga ada pasukan garuda di kelas lo"

"mau pulang bareng kita?" jaka mengabaikan perkataan gema, ia malah berbalik tanya pada sasi.

sasi menggeleng pelan seraya menyunggingkan senyum andalannya, "tidak usah, kalian pulang aja. nanti nebeng tari juga bisa"

dua sejoli pemuda pemudi dimabuk asmara menatap satu sama lain dengan beribu pertanyaan di benak masing - masing.

apakah sasi lupa? tari sudah pulang sejak latihan berakhir!

gema hanya tersenyum miris. ditepuknya bahu si mungil yang sedikit berair, "ya sudah. ayo, jak. nanti kalau engga dijemput, jaka yang siap jemput"

selepas melontarkan kata, langkah gema menjauh menuju tempat parkir motor Suwarnabumi, tepatnya di belakang pos satpam sekolah tua itu.

"cabut, ya? kirim pesan bila perlu, sas" jaka tersenyum lalu mengusak surai sang puan.

sasi mengangguk dengan sedikit tersenyum. dirogohnya benda multiguna dan diketiknya beberapa frasa di atasnya.

"mau saya antarkan pulang?

──────

"itu nama ceweknya siapa?" dimas membuka cerita, lagi.

tajuk rasa, yiren minkyu. ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang