Dear D : Prolog - Sudah Revisi

18.7K 643 46
                                    

Dear D.

Aku merindukanmu seperti bunga yang merindukan angin.
Seperti fajar yang merindukan senja.
Namun yang ku dapat hanyalah rasa sakit ketika mengingat semua cerita lama.

Kau tahu? Aku masih disini.
Ditempat yang sama dengan rasa yang sama.
Sebuah rasa yang awalnya tak ku mengerti.
Sebuah rasa yang hadir begitu saja tanpa ku ketahui.
Sampai aku sadari bahwa aku sudah jatuh hati padamu.

Itu tidak baik, itu tidak benar.
Semua cinta itu tak seharusnya ada.
Itulah hal yang kufikirkan saat itu.
Munafik bukan?
Ya, sangat munafik. Aku mencintaimu, namun aku menolaknya.

Hingga suatu hari, saat aku sudah memantapkan hatiku padamu.
Kau sudah benar-benar pergi.
Semuanya sudah terlambat.
Cerita itu sudah sampai pada bab akhir dimana pangeran lebih memilih memberikan bunganya pada orang lain.

Ingin rasanya ku tulis ulang semuanya.
Menjadikanmu tokoh utama dalam cerita yang kukarang.
Namun semuanya hanya sia-sia.
Kita tak akan bisa bersatu.
Karna takdir kita hanya untuk saling menyakiti.
Tidak untuk saling memiliki.

Seinna






Malam yang begitu gelap. Dentuman suara musik DJ yang khas mulai terdengar memenuhi ruangan. Bau alkohol dan lautan manusia yang hanyut diatas dance floor terlihat seperti sebuah sambutan yang biasa pria tampan itu dapatkan saat memasuki sebuah pintu masuk club.

Semua mata tertuju padanya, terlebih lagi para wanita. Mereka menatap pria itu seolah dia adalah santapannya. Terlihat sekali bahwa mereka mulai masuk kedalam pesona seorang anak SMA.

Pria itu berjalan santai menuju sebuah meja bar. Tampak mencolok dengan balutan baju serba hitam. Kulitnya yang putih dan proporsi tubuh yang tinggi sukses memukau para wanita yang dilewatinya.

"John biasa ya!" ucap pria itu lantang seolah sudah menjadi langganan.

Bartender yang sedang melayani seorang tamu itu langsung mengangkat tangannya membentuk kata OK.

Sudah menjadi kebiasaannya ketika memiliki masalah dia akan melampiaskan semuanya dengan pergi ke club atau balapan liar. Namun untuk kali ini dia lebih memilih mendatangi club karena sedang malas untuk sekedar bertanding tanpa lawan yang sepadan.

Mata pria itu mengedar. Menganggu-anggukan kepala mengikuti alunan musik. Seorang wanita dengan baju minim mendatangi pria itu. Menggigir bibir bawahnya seperti tengah menggoda.

"Hai sayang!"

Diangkatnya tangan itu dengan sensual. Membelai pipi pria yang kini sedang tersenyum miring kearahnya.

"Dance with me?" tawarnya berbisik tepat ditelinga pria itu.

Tawaran menarik.

Pria itu mulai berdiri, mengikuti tuntunan tangan mulus wanita itu kedalam kerumunan orang yang sedang berjoget ria.

Mengikuti alunan musik. Wanita itu mulai melingkarkan tangannya ke leher si pria sembari menggerakkan tubuhnya yang ramping.

Semua mata wanita tertuju pada mereka. Seakan merasa iri dengan keberadaan wanita yang bisa menarik perhatian pria itu. Pria yang sangat pemilih dan tidak mudah menjatuhkan pilihan.

"Kita tidak cuma sampai disini kan?!" tanya wanita itu berbisik.

Pria itu menyeringai. Sebuah kode sekaligus tantangan untuk mengajaknya lebih. Pria itu langsung menjauhkan tubuhnya dari si wanita.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang