TIGA (Bingung?)

419 253 339
                                    

Hati manusia berasal dari bahan yang sama, tetapi isinya sering kali BERBEDA.


[Happy reading❤]



"Lintang!!." teriak seorang pria sembari melambaikan tangannya.

Tersentak, "Ehh Fadil, kaget gue njir kirain guru."

"Ngapain lu, di sini?" tanya Fadil.

"Guru gue gak masuk, lu sendiri ngapain?" mengangkat sedikit bahunya.

"Sama guru gue jg gak masuk, katanya ada rapat gitu." tersenyum tipis.

"Mmm... Pantas." mengangguk.

"Aduh gue bosan banget." titahnya sembari menguap.

"Dill ke kamar yuk." melontarkan senyum dengan wajah polosnya.

"!!!?"

"Ehh maksud gue ke rumah." cengingisan.

"Gue kira sekarang lu suka sesama jenis." membuang nafas, sedikit kesal.

"Yakali... eh lu kan jago tuh kalau soal bolos-bolosan?"

"Emang kenapa?." kening mengerut.

"Lewat mana biasanya?"

Alis tertekuk, "Serius lu mau bolos, gak biasanya lu kayak gini?"

"Emang muka gue kelihatan bercanda!" menghela mafasnya pendek.

Mendecih, "Yaudah sini ikutin gue." membalikkan badannya dan melangkah mendahulu Lintang.

Dua pria itu berjalan melewati deretan kelas berjejer rapi yang letaknya di bagian belakang dengan langkah terburu-buru.

Mendadak salah satu di antara mereka menghentikan langkahnya. Lebih tepatnya pria yang berjalan di bagian depan itu menghentikan langkahnya, membuat pria di belakangnya yang mengikutinya sedari tadi tersentak dan ikut berhenti.

Entah apa yang ada di benak pria itu sehingga menghentikan langkahnya di sebuah lorong kecil sepi, ia memicingkan matanya menatap kedepan pada sebuah pintu besi di ujung lorong itu.

Kemudian kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri lalu kembali memusatkan perhatiannya pada Pintu di depannya.

Pintu yang akan mereka lewati ketika membolos, pintu yang terkadang di gembok dan kadang juga tidak. Itu adalah pintu masuk para security yang letak rumahnya di belakang sekolah.

Bagai di filem laga yang mengawasi gerak gerik musuhnya, ketika sudah dirasa aman mereka melanjutkan misinya.

Berjalan mendekati pintu besi sembari mengharap keberuntungan berpihak, semoga pintu itu tidak tergembok.

Namun siapa sangka ternyata memang keberuntungan sedang berpihak pada mereka, iya pintu besinya tidak tergembok.

Tapi Lintang mendadak mencegat langkah Fadil, ia mendecak sebal, karena baru saja teringat kalau hari ini ia membawa motor ke sekolah. Kacau sudah adegan filem laga yang baru saja mereka tirukan.

"Fadil tunggu dulu." menghadang Fadil.

"Kenapa Lin?"

"Gue baru ingat, hari ini gue bawa motor." terkekeh oelan.

"Astaga lu bawa motor?" mendecak kesal.

"Gimana nih?"

"Yaudah, kita ke kelas gue dulu!." seru fadil sedikit kesal.

"Ngapain kesana?"

"Kita kasi kunci lu ke Langit, biar dia yang bawa motor ke rumah lu."

"Ha? Lu mau lempar kunci gue Langit, gimana ceritanya?"

CANDALA [Lebih Dari Sekadar Minder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang