19. LOSING MY MIND

1K 161 62
                                    

WARNING 21+

Sebetulnya saya ingin bertobat tapi, ah sudahlah.

Di dalam mobil, Veranda mendial nomer seseorang. Holla, temui gue besok di tempat biasa! Veranda menyeringai, menutup ponselnya sesaat setelah langkah kaki Keynal kian mendekat.

Veranda segera menurunkan kaca samping, dan dia melihat Naomi berdiri sembari menggenggam erat tangan Keynal di sisi kirinya.

Sebaiknya lo balik duluan, gue mau nganter Naomi ke rumahnya.”

Tak lama, Keynal bergerak ke depan dan berbicara dengan Sopirnya. Pak, tolong antarkan Kak Ve, pulang.”

Si Sopir hanya mengangguk patuh pada perintah tuan mudanya. Baik Den!

Veranda tak dapat berkata—kata, dia hanya perlu bersabar menunggu hari esok untuk membalas perbuatan Naomi hari ini. Mobil putih itu pun meluncur, meninggalkan Keynal dan Naomi berdua di tepian jalan raya.

Ayo, kita pergi!

Keynal menarik Naomi menuju jalan pulang. Mereka berjalan beriringan dengan tangan kanan yang saling terpaut erat.

Setelah melalui jalan raya tadi, Keynal dan Naomi memilih jalan alternatif yang lebih dekat. Mereka berdua melewati jembatan gantung dengan nuansa cat berwarna merah.

Keynal mengajak Naomi untuk rehat sejenak di atas jembatan. Riak air sungai seperti musik mengiringi ketuk sepatu.

Keduanya lalu duduk bersisian. Menghadap ke hamparan sungai yang membentang luas dibawah sana. Sembari memandangi langit yang sama.

Serayu yang indah, senja  mengendap perlahan—lahan di permukaan sungai. Sehingga tampak air yang hijau itu, berangsur—angsur tercampuri warna merah kekuningan.

Permukaan sungai memantulkan cahaya matahari bundar, lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar di dasar sungai.

Senja itu indah ya, Key. Aku ingin seperti mereka, memberi warna pada kehidupanmu.”

Keynal menoleh, menatap Naomi sekejap, lalu menggelengkan kepalanya.

Gue nggak mau lo kayak senja, Naomi. Jadilah rembulan di dalam hidup gue, yang nggak pernah pergi, baik di saat siang maupun malam.” Tanpa basa—basi Keynal langsung mencium Naomi.

Kecupan—kecupan halus itu, terus merambat hingga mengenai tengkuk dan daun telinga Naomi. Gula—gula masih tertabur di sepasang katupan bibir keduanya.

Dia melepas ciuman dan membenarkan posisi duduknya. Sebelah tangan Keynal berpegang pada tali penyangga tiang jembatan. Oh iya, gimana nasib Riki setelah gue pergi?

Mereka membawanya ke rumah sakit. Aku harap dia baik—baik saja

Gue berpikir sebaliknya.” Naomi tertegun dengan jawaban kekasihnya itu. So, kenapa lo nggak ikut ke rumah sakit, kalo lo khawatirin dia?

Aku kecewa karena dia berusaha menyakitimu. Maaf, karna keegoisanku, kamu nyaris celaka.” Naomi tertunduk dalam. Keynal tertawa tertahan sembari menggeleng pelan.

Gue bisa terima, asal dia gak nyentuh lo lagi. Gue gak rela lo dimiliki cowok selain gue.”

Keynal mendapat tatapan penuh binar dan pelukan hangat dari Naomi. Dia melepaskan pelukannya lalu melontarkan sebuah pertanyaan.

Better With You [VENAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang