Bab 08

1.7K 84 10
                                    

MAKING CRAZY SCANDAL
Bab 08
a story by Andhyrama

IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama_twt// YouTube: Andhyrama// TikTok: @andhyramatv

Dapatkan buku karyaku lengkap di Shopee: Andhyrama, IG: @andhyrama.works

⌘♛∞♛⌘

Emily yang sibuk dalam penyelidikan kasus bersama Remi akhirnya kembali ke rumah dan menerima kenyataan bahwa ia masih belum menikah dan menunggu tunangannya siap. Entah kapan. Namun, mengingat Nathan ia ingat dengan mobil yang mirip dengan mobil Nathan. Ia yakin juga kalau plat nomornya sama. Walau ia tidak yakin karena hanya melihat sekilas, tetapi sepertinya perlu ditanyakan.

"Wah, kepala museum kita kayaknya sangat lelah," kata Emily yang membantu Nathan membuka jas dan mengambil tasnya.

"Ada rapat dengan kementerian kebudayaan," kata Nathan. "Museumku sepertinya akan jadi salah satu tempat diadakannya workshop dari pemerintah."

"Kalau itu terjadi, benar-benar keren ya."

"Negara saja setuju lukisan dan patung-patung kakekku itu seni bukan pornografi," kata Nathan tertawa kecil.

"Besok Sabtu, kau benar-benar free, kan?" Nathan masuk ke kamar dan membuka pakaiannya untuk mandi.

"Iya. Besok aku libur," kata Emily. "Nathan.'

"Ya?"

"Pernah ke Moonlight Bar?"

Nathan tampak bingung. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu."

"Aku hanya bertanya, siapa tau kita bisa ke sana."

"Aku belum pernah ke sana dan tidak ingin ke sana," jawab Nathan.

"Oh baiklah."

Emily diam, tetapi ia jadi merasa curiga. Apa benar yang dikatakan Nathan? Jika Nathan memang tak pernah ke Moonlight Bar, berarti apa yang ia lihat sebelumnya itu bukanlah mobil tunangannya? Emily memilih mengangguk, mencoba menanamkan diri bahwa ia hanya salah lihat, lagi pula mobil milik Nathan bukanlah hal yang special seperti jaket miliki Kenny Wilson yang hanya ada satu-satunya.

⌘♛∞♛⌘

Hari Sabtu itu digunakan Emily untuk berkencan dengan Nathan. Mereka menuju tempat bermain dari siang ke sore. Untuk sementara, Emily melupakan berbagai pikiran yang tentang kasus-kasus yang sedang berjalan.

Saat bermain dengan berbagai wahana di sana. Ada orang yang tampak bersembunyi dan diam-diam memotret Emily.

"Menyenangkan sekali!" kata Emily. "Mau naik itu, tidak?"

Nathan tampak kelelahan. "Kau ini tidak ada lelahnya, ya? Itu tinggi sekali!"

"Ah, Sayang! Ayo naik! Aku ingin ke sana!"

"Istirahat dulu bagaimana? Aku beli es krim ya!" ujar Nathan seraya menunjuk tempat penjual es krim.

"Baiklah, aku duduk di sana ya. Jangan lama-lama!" kata Emily yang kemudian duduk di sebuah kursi kayu panjang.

Emily yang tampak senang itu melihat-lihat hasil jepretan ponselnya. Ia menggunggah beberapa foto ke media sosialnya. Tentunya, sekarang ia mendapat begitu banyak pesan dan komentar. Apalagi akibat liputan terakhirnya yang cukup berani karena mencoba mengutarakan begitu banyak kejanggalan akan bukti-bukti yang diberikan polisi, Emily semakin banyak dikenal.

Tiba-tiba, Emily merasakan keanehan. Ia menoleh ke sekeliling. "Kayak ada yang mengawasiku," ujarnya. "Mungkin hanya firasat."

"Emily, reporter itu bukan?" tiba-tiba seorang wanita mendekatinya.

Making Crazy ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang