16. DRAMA QUEEN

745 166 50
                                    

Dibalik rimbunan pohon agak tersembunyi, diantara dua batang pohon jati yang selalu mengadahkan wajahnya ke langit. Burung kolibri sedang berkicau.

Sementara itu di depan sana. Sepasang latak berwarna hijau, kulit lembab atau berlendir, mulut dower, dan bibir pecah—pecah tengah berenang mengitari blumbang, tempat air menggenang. Ikan—ikan menari—nari di kolam kecil depan rumah.

Malam ini Veranda duduk santai, sembari mencelupkan kedua kakinya ke dalam kolam. Setelah dirasa cukup, dia pun berdiri dan mulai melangkah. Namun naas, kakinya yang licin malah tergelincir pada langkah pertama.

Tubuh Veranda terhuyung kebelakang. Dia merasakan dinginnya air kolam renang menusuk kulit. Veranda terhempas ke dasar kolam yang dalam itu. Dia mencoba meminta tolong, namun malah menelan banyak air kolam.

Veranda sekilas melihat bayangan seseorang di di depannya. Dia mengingat jelas wajah laki—laki yang sangat disayanginya sebagai seorang Adik. Keynal, ya, laki—laki itu adalah Keynal.

Sedangkan dari arah barat, Keynal yang baru pulang sekolah, tak sengaja mendengar riak air yang cukup besar merambat ke telinganya. Persis di tempat jatuhnya Veranda.

Dia tersentak lantas membanting ranselnya ke lantai. Keynal segera berlari menghampiri Veranda. Kak Ve! pekiknya ketakutan.

Keynal, tolongin gue! teriak Veranda gelagapan.

Veranda melambai—lambaikan tangannya ke arah Keynal. Kepalanya timbul—tenggelam berusaha bertahan, agar tidak merosot ke dalam air kolam yang dalam.

Hati Keynal seperti diremas. Jujur dia tidak bisa berenang. Tapi... Pikiran akan kehilangan Veranda membuatnya gelap mata. Dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya, Keynal menceburkan diri ke kolam.

Seolah tak memperdulikan keselamatannya sendiri.  Keynal yang tidak bisa berenang, dibuat kepayahan. Kakinya yang panjang belum mampu menyentuh lantai kolam.

Keynal tak sanggup menyelamatkan Veranda, dia mulai kebingungan. Air dirasakannya terus masuk ke dalam tubuh, tanpa bisa dia hentikan.

Sementara di seberang sana, Veranda justru tertawa. Gadis itu sebenarnya hanya pura—pura tenggelam. Veranda hanya ingin melihat, apakah Keynal khawatir atau tidak.

Akan tetapi, Veranda menjadi panik sendiri melihat Keynal melambai—lambaikan tangannya. Kepalanya muncul lalu tenggelam di atas permukaan air kolam. Sama persis yang dilakukannya tadi untuk mengelabuhi Keynal.

Otak Veranda segera bereaksi. Jantungnya mencelos, Veranda baru ingat, Keynal tidak bisa berenang! Dia mendadak gugup setengah mati.

Keynaaal! jeritnya. Tanpa berpikir apapun lagi, Veranda langsung berenang mendekati Keynal yang mulai tenggelam.

Veranda terus menyelam. Hingga akhirnya dia melihat Keynal yang mengapung, bergerak menuju ke dasar kolam. Veranda terus berenang, dan mencapai tangan Keynal. Sebelum Veranda berhasil menyelamatkannya, kesadaran Keynal telah terenggut.

Saat Veranda berhasil mendapatkan tubuh Keynal. Dia menepuk—nepuk pipi si adik. Mata adiknya tetap terpejam erat. Veranda segera menarik tangan Keynal dan membawa pemuda itu ke permukaan.

Dia lalu memanggil Mbok Pat, sembari terus berenang menuju bibir kolam. Tak lama kemudian, Mbok Pat muncul dan terperangah menyaksikan kepayahan Veranda.

Resflek sempurna, Mbok Pat membantu Veranda menarik tubuh Keynal, dan membaringkan pemuda itu tepian kolam. 

Duhhh.. Non Ve, Den Keynal kenapa? Veranda bungkam. Dia segera naik dan duduk di sisi kiri Keynal.

Better With You [VENAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang