12. Bangkit

2K 422 173
                                    

"Yiren, apa yang kau lakukan disini?"

Wanita yang dimaksud membulatkan mata. Ia menutup mulut tak percaya. "Ajun, bagaimana kau?"

"Ajun?" Beberapa detik kemudian Dejun tersadar. Saat ini dia berada dalam tubuh yang entah milik siapa sementara wanita di depannya memanggilnya dengan nama Ajun.

Apa itu nama pemilik tubuh mungil ini?

"Aku tidak tau kau memanggil ibumu begitu? Itu tidak baik Ajun."

"Ibu?"

Seolah heran dengan tingkah laku Dejun yang dipenuhi raut bingung. Wanita berambut panjang itupun mengajaknya ke salah satu ruangan dimana terpajang foto dengan bunga lily di sekitarnya.

Untuk kedua kali Dejun tercekat. Wanita di foto itu amat mirip dengan wanita yang berdiri di sampingnya. "Apa kau lupa ibumu sudah meninggal satu bulan lalu? Kau pasti mengalami mimpi buruk lagi saat tertidur."

Dejun tak henti-hentinya memandang foto itu. Tangannya mengepal kuat dan menggertakkan giginya. "Nama?"

"Eh?"

"Dia.. Wang Yiren?"


Jeda yang cukup lama hingga wanita itu mengangguk. "Jangan bercanda!" Dejun berseru hingga mengangetkan wanita tersebut. Matanya memicing penuh amarah lalu berlari tanpa menghiraukan sang wanita yang berteriak memanggilnya.

Kakinya menelusuri ruangan luas dan melewati beberapa maid yang tengah terheran akan sikapnya. Ia tak peduli karena pergi dengan piyama dan tanpa alas kaki. Para maid mengejar namun Dejun berlari cukup cepat. Menelusuri setiap arah hingga hari hampir malam.

Ia berlari amat jauh lalu berhenti di sebuah taman bermain. Dejun duduk pada salah satu ayunan. Termenung memandang kakinya yang penuh luka. "Jika ini mimpi, aku tidak mungkin merasa sakit karena ini,"ucapnya.

Kepalanya memutar bayangan beberapa jam lalu. Disaat ia terbangun dan menatap foto Yiren yang sudah mati. Dejun berdecak. Menatap jari-jarinya yang masih halus dan amat mini. "Aku adalah laki-laki 20 tahun. Bisa bisanya aku terperangkap di tubuh kurcaci begini!" Teriaknya kesal.

Seseorang tertawa. Dejun mengalihkan pandangan. Pria dengan pakaian serba putih itu tersenyum. "Apa kau kecewa?"

"Siapa kau?" Dejun berdiri. Sosok putih itu mendekat. Laki-laki dengan rambut biru dan kulit seputih salju. Apa dia malaikat?

Pria itu memasang tatapan intimidasi. Seolah dibuat kesal entah karena apa. "Kau sudah mengingatnya?"

"Ha?"

"Apa kau merasa aneh?"

Dejun melihat dirinya sendiri. Pria putih itu menghembuskan nafas panjang. "Sepertinya aku tak bisa berbuat banyak."

"Apa maksudmu?"

"Kau pasti penasaran bagaimana kau bisa ada di tubuh itu bukan?"

"Apa kau tau sesuatu?"

Pria putih tersebut terdiam sejenak. "Tubuh itu sepenuhnya milikmu," ucapnya yang mengagetkan Dejun.

"Kau sedang berada di waktu kau terlahir kembali. Namun ingatanmu terbangun dari masa lalu. Itulah mengapa kau tidak ingat hari dimana kau lahir di masa ini dan apa yang sudah terjadi pada dunia ini."

Dejun menutup mulutnya tak percaya. "Aku lahir kembali?"

"Bisa dibilang sebuah reinkarnasi."

ANDEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang