II - Chantey

3.1K 316 12
                                    

Putar video di atas yah.. biar lebih berasa feelnya. Anggep aja lagu diatas sebagai nyanyian siren.





Karin merasa ekornya benar-benar ngilu. Rasa sakitnya kali ini benar-benar tak tertahankan. Darah segar juga tak hentinya keluar dari luka yang tertancap pada ekornya. Ia meringis menahan sakit.

Di tengah rasa sakitnya itu, ia edarkan pandangannya ke sekeliling. Menatap para awak kapal yang melihatnya penuh rasa kagum.

Kaum siren dapat dibilang sebagai makhluk yang di berkati dewa. Selain kekuatan yang dapat mengendalikan pikiran manusia untuk melindungi diri, mereka juga di berkati dengan paras yang rupawan. Selain itu, mereka juga memiliki umur yang panjang. Membuat kecantikan yang mereka miliki abadi.

Di tengah rasa takutnya, Karin merasa ekornya ditarik. Tombak yang tertancap di ekornya di lepas secara paksa membuatnya mengerang keras. Di tatapnya pemuda yang melepas tombak tersebut dengan tajam. Ia menggeram mencoba membuat dirinya tampak menakutkan. Sepertinya berhasil, karena beberapa awak kapal yang mengelilinginya nampak melangkah mundur.

Namun, pemuda dengan manik sekelam malam itu justru menyeringai kearahnya. Ia nampak begitu tertarik sejak pertama kali melihatnya.

Dengan rasa geram, Karin mencoba memfokuskan dirinya untuk mengeluarkan nyanyiannya. Hampir saja lagu itu teralun, sebelum tiba-tiba ia merasa ekornya seperti terbakar. Panas menjalari setiap inci bagian siripnya. Tulang-tulangnya serasa patah. Dan dagingnya terasa terbelah menjadi dua.

"Aaaarrrgghhh" Karin menjerit kesakitan. Matanya merah karena menahan sakit yang teramat sangat.

Ia menegang ketika melihat ekornya terbelah. Dan perlahan berubah menjadi sepasang kaki seperti milik para manusia-manusia hina itu.

Tangannya gemetar ketika mencoba memegang ekornya yang telah berubah menjadi sepasang kaki. Ini nyata. Tidak ada lagi ekor indah yang menjadi kebanggaannya. Yang ada hanyalah sepasang daging yang terbungkus kulit.

Rasanya Karin ingin sekali menangis. Meraung keras. Ekornya telah hilang. Dan ia tak tau apakah ekornya dapat kembali seperti semula.

Karin kembali menatap para awak kapal dengan nyalang. Ia marah. Sangat marah. Baru saja Karin ingin menyanyikan satu bait lagu siren, tiba-tiba saja mulutnya di bekap dan tubuhnya diikat kuat oleh pemuda yang tadi mencabut tombak dengan kasar dari ekornya.

Kali ini, Karin merasakan bagaimana rasanya tak berdaya.

***

Sakura mengayuh ekornya kuat. Ia takut akan terlambat untuk menyelamatkan Karin. Hatinya berdebar ketika membayangkan hal buruk bisa saja terjadi pada Karin.

Secepat mungkin ia berenang menuju permukaan. Kembali ke tempat dimana ia pertama kali melihat daratan. Tempat yang sebelumnya ia pandangi dengan kagum.

Awalnya, ia sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang daratan dan peradaban kaum manusia. Namun, setelah ia kehilangan Karin. Yang ada dalam pikirannya hanyalah menyelamatkan Karin dan kemudian pergi sejauh mungkin dari tempat para manusia-manusia jahat itu tinggal.

Karang-karang yang berjejer sudah mulai terlihat. Itu tandanya daratan sudah tak jauh lagi dari tempatnya berada.

Sakura bersembunyi di balik karang tersebut. Maniknya menatap liar daerah sekitar. Mencoba mencari kapal besar yang tadi dengan lancangnya menangkap Karin.

Tak berapa lama, sebuah kapal besar keluar dari dermaga menuju perairan luas. Sakura menatap kapal yang baru saja keluar dari dermaga itu dengan heran. Itu adalah kapal yang sama dengan kapal besar yang coba memburu mereka.

Melliflous ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang