13. Pacar pura-pura

161 8 1
                                    

"Kita istirahat dulu ya guys. Capek gue." Ujar Fero sebagai ketua di kelompok itu.

Malam ini mereka berlatih drama lagi. Drama putri salju yang menyebalkan bagi Leo. Ia harus berperan sebagai penyihir, kenapa tidak jadi kurcaci saja, tapi peran penyihir lebih baik daripada menjadi sang putri salju. Membayangkan nya saja membuat Leo bergidik ngeri.

"Nih minum." Aga menyodorkan segelas jus melon buatan rumah Jeni.

"Makasih."

"Mau makan apa Na gue ambilin?"

Leo hanya menggeleng, ia fokus pada ponsel nya entah sedang melihat apa.

"Keripik ini mau nggak Na?"

"Atau Oreo cake? Enak loh Na."

"Atau buah? Gue kupasin apel ya?"

"Atau mau pir nya?"

Leo menutup ponsel nya dengan kesal. Kenapa Aga selalu saja menganggu nya. Apa dia tidak lelah berbicara terus-menerus. Leo yang mendengar nya saja merasa lelah.

"Gue nggak mau makan Aga!"

"Kenapa?" Tanya Aga dengan polos.

"Males."

"Gue suapin ya kalau lo males? Nih gue suapin anggur."

Awalnya Leo hanya melirik sinis, tapi akhirnya satu butir anggur itu masuk juga ke dalam mulutnya. Entah kenapa ia mau menerima suapan dari Aga. Yang pasti Leo sudah membuat Aga bahagia setengah mati.

Mulai dari anggur, keripik, jeruk sudah Leo telan. Ia masih saja fokus memainkan ponsel nya, sedangkan Aga sudah tak sabar ingin menyuapkan makanan lagi menunggu Leo selesai mengunyah. Tadi Leo yang menyuapi Aga, sekarang malah sebaliknya.

"Na nanti gue anterin pulang ya?"

"Nggak usah gue kan bawa motor sendiri." Ujarnya.

"Em..kalau gitu gue bonceng lo aja. Anterin gue pulang ya?"

"Terus mobil lo mau lo tinggal gitu? Jangan gila deh Ga."

Aga mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Dia kan hanya ingin berdua dengan Leo, tapi Leo malah menolaknya. Tapi bukan Aga namanya jika tidak kehabisan akal.

"Ya udah kalau gitu gue ikutin lo dari belakang ya. Biar aman sampai rumah."

"Terserah."

Kata andalan Leo saat sudah tak mampu untuk menghadapi Aga. Kata terserah dari Leo menurut Aga adalah sebuah persetujuan. Tak heran Aga tersenyum ceria setelah Leo akhirnya menyerah.

"Kita lanjut besok aja gimana? Udah jam 10 lebih nih." Usul Bintang.

"Gue sih yes." Kevin yang masih asik mengunyah makanan di mulutnya ikut menimbrung.

"Yaudah besok kita lanjut lagi. Gue juga udah capek. Ngantuk banget." Ujar Jeni.

"Ohh pacarnya aku capek, kasihan banget sih. Sini aku pijitin."

Semua memutar mata malas saat Jeni dan Fero mulai bermesraan. Dasar tidak tau tempat. Apa tidak kasian yang lain tersiksa karena tingkah mereka.

"Hee inget jomblo ini gue, main mesra-mesraan aja." Gerutu Reno.

"Sirik aja lo Ren. Makanya cari pacar sono!"

"Udah deh, gue pulang ya. Mama papa lo kemana Jen? Mau pamit." Tanya Bintang.

"Kayanya udah tidur. Lo balik aja nggak papa."

"Ya udah gue pulang ya guys."

"Gue juga ya." Leo berdiri dari duduknya.

GERHANAWhere stories live. Discover now