13. Pernah Ada

299K 37.1K 43.8K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Pernah Ada

Karena mendapatkan kesialan berulang kali dalam beberapa hari, Kai sudah tidak bisa menahan sabar lagi. Dia tak terima atas semua ini, ia mau hartanya kembali utuh.

Pagi-pagi usai sarapan, Kai meninggalkan rumah demi menemui Zito yang berada di kediamannya. Jalanan masih sepi, membuat mobil Kai melaju tanpa adanya hambatan seperti macet.

Tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk tiba di rumah Zito. Setelah sampai, Kai melangkah ke pintu utama dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali.

"Zito!" Kai memanggil dengan tegas.

Pintu terbuka, namun bukan Zito yang muncul —melainkan anak gadis yang masih duduk di bangku SMP. Dia melihat Kai sejenak lalu mundur sedikit.

"Om, nyari Papa ya?" Anak Zito bertanya.

Kai menjawab, "Iya. Mana Papa?"

"Papa lagi sakit, sekarang masih tidur," ungkap Selly, gadis manis pemilik rambut sebahu.

"Suruh bangun." Kai memerintah.

Selly menggeleng. "Papa lagi sakit, harus istirahat."

"Ada yang perlu diomongin. Bangunin Papa kamu sana," suruh Kai.

Selly tak semudah itu menurut, apalagi ia sangat peduli pada kesehatan Zito. Sejak semalam Zito tidak enak badan, lalu istrinya meminta Zito agar tak bekerja dan tetap diam di rumah sampai kondisinya membaik.

"Aku bilang Papa lagi sakit," ujar Selly, mulai jengkel akan sifat Kai yang pemaksa.

"Ga mau nurut sama orang tua?" Kai menatap Selly tajam, kelihatan jelas ia sedang menahan marah.

Selly membuang napas gusar. Ia mengerucutkan bibir tanda kesal. "Om bisa ke sini lagi nanti. Sekarang Papa ga bisa diganggu. Maaf ya, Om, Selly mau jadi anak yang penurut ke orang tua Selly. Mama bilang Selly harus jagain Papa!"

"Oh... kamu ga mau Om beliin barang favorite kamu lagi? Korea-koreaan itu?" Kai berucap dengan maksud merayu.

Selly memang sangat menyukai hal-ha berbau Korea. Ketika ia berulang tahun ke tiga belas, tepatnya beberapa bulan lalu, Kai memberinya kado berisi lightstick sesuai keinginan dia.

Tapi untuk sekarang Selly tak akan mudah goyah! Apalagi hanya karena omongan manis Kai.

"Om pulang aja." Selly mengusir halus.

"Kamu ngusir Om? Om ga dibolehin mampir sebentar doang, gitu?" Kai memandangi Selly.

"Om udah besar, pasti ngerti Papa aku butuh istirahat." Selly membalas.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang