30

11.1K 833 151
                                    

Tujuan menikah tidak hanya untuk menyatukan 2 perusahaan besar dan melahirkan putra mahkota yang akan mewarisi harta. Tapi menikah untuk cinta dan kasih sayang dari dua insan yang saling mendamba.

****

Pulang dari kantor Kavin ingin menunjukkan sesuatu untuk Gadis. Tepatnya sesuatu yang penting untuk masa depan keduanya nanti.

Letaknya tak jauh dari studio Abhi, hanya beda 2 kompleks. Dan itu memang sudah Abhi rencanakan sebelumnya.

"Ini rumah siapa?" Tanya Gadis saat Abhi memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah minimalis namun memiliki pekarangan yang luas dan masih tahap pembangunan.

"Rumah kita lah, suka nggak? atau kamu ada masukan apa gitu?" Tanya Abhi sambil melihat-lihat calon rumah masa depannya.

Gadis tersenyum dan menggeleng. "Kamu tuh bikin aku semakin berharap. Dah, lah aku nggak muluk-muluk asal nyaman aku udah oke."

Abhi mengusap kepala Gadis lembut. Ia pastikan tahun depan ia sudah menikahi Gadis dan memiliki anak-anak yang lucu. "Sabar ya, aku akan terus usahain hubungan kita. Papa atau siapa pun nggak ada yang bisa halangin aku."

Gadis yakin dan Gadis percaya, semoga Abhi bisa di pegang semua kata-katanya.

"Yuk coba lihat-lihat ke dalam." Abhi membuka pintu depan dan masuk mengitari calon rumahnya yang masih berantakan.

"Nanti kamar kita di sana." Abhi menunjuk salah satu pintu yang berada di lantai 2.

"Kenapa nggak di lantai satu aja? nanti kalau aku hamil kan capek naik turun tangga." Protes Gadis.

"Kamu tenang aja, rumah kita ada 5 kamar, di atas 3 kamar di bawah nanti ada 2 kamar. Kalau kamu hamil nanti kita pindah kamar bawah, beres kan?"

"Pinternya pacar aku!" Gadis mencubit gemas pipi Abhi yang kini berdiri tepat di samping Gadis.

"Telat nikah nggak sih kita nanti, aku bentar lagi udah 28 tahun."

"Yang telat aku, bukan kamu. Kalau cowok nikah umur 30 nggak masalah, aku udah 26 lebih belum menikah, padahal kakak aku dulu umur 24 sudah menikah."

"Udah di nyinyirin keluarga ya. Terus ingat nggak dulu kamu pernah minta aku buat jadi pacar bohongan?" Ejek Abhi sambil tertawa terbahak-bahak mengingat bagaimana Gadis dulu pernah memintanya untuk berpura-pura menjadi pacarnya.

"Terus dulu kamu ngapain tiba-tiba ngaku-ngaku pacar aku? ngenes banget sampai orang nggak dikenal diakui jadi pacar!" Balas Gadis tak terima.

"Aku kan cinta pada pandangan pertama," ucapnya sambil menaik turunkan alis tebalnya.

"Modus!"

"Biarin, yang penting sekarang udah jadi pacar beneran kan?"

"Serah kamu! pulang yuk, udah mau gelap nih."

Abhi mengangguk dan keluar dari calon rumahnya.

"Dis, kayaknya kita nanti nggak jadi dinner." ucap Abhi saat sudah di dalam mobil.

"Kamu ada job?" Padahal dinner malam ini sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari tapi tetap saja ada halangannya.

"Mama tadi telfon katanya ada acara di rumah dan aku harus ada."

Gadis berusaha menutupi kekecewaannya dan mengangguk paham. "Ya sudah nggak apa-apa."

"Aku janji besok malam kita dinner."

Gadis menggeleng, sudah banyak janji yang Abhi tidak tepati karena pekerjaan yang tak bisa ia sisihkan. Dan ujungnya tetap dirinya lah yang mengalah dan mengunjungi studio Abhi untuk menikmati qwality time.

After Meet You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang