Part 1: pertemuan

13 4 1
                                    

"perkenalan merupakan jalan suatu hubungan"


  Tepat di pagi yang cerah ini, aku sudah menjadi seorang siswi SMA. Itu berarti aku harus menemui lingkungan dan teman-teman baru. Masa-masa paling istimewa biasanya ada di fase ini.

"Eomma.. aku berangkat"  pamitku pada eomma


"Ne, hati-hati sayang"

   Sesampainya di lingkungan yang baru ini yang tentu saja ku maksudkan adalah sekolahku, aku mulai berjalan menuju kelas yang akan ku tempati. Perkenalan di dalam kelas cukup lancar. Aku bisa sedikit lebih akrab dengan beberapa teman disini. Sebut saja ada Chanmi dan Taera. Kesan pertamaku dengan mereka berdua cukup unik. Chanmi merupakan gadis yang ceria dan berisik, sedangkan Taera malah sebaliknya. Ia terkesan tak banyak berekspresi, tapi ia cukup menyenangkan sebagai lawan bicara dan ternyata mereka adalah sahabat sedari kecil. Sesi perkenalan telah selesai, hingga bel tanda istirahat pun berbunyi.

"Ayo, kita pergi ke kantin. Waahh.. aku sudah sangat lapar"  seru Chanmi, teman yang baru saja kukenal itu.

Aku, Chanmi, dan Taera pun pergi ke kantin bersama untuk mengisi perut yang belum lama ini terisi oleh hidangan sarapan pagi di rumah masing-masing.

"Ya kalian, besok adalah hari untuk murid baru mendaftar klub ekskul. Kalian akan mendaftar di klub mana?"

Chanmi bertanya padaku dan Taera dengan antusias. Ia memang gadis yang penuh energi.

"Aku rencana bakal ambil klub dance" jawab Taera


"Waah.. pemikiran kita sama Taera-ya, aku ikut denganmu. Hahaha"  seru Chanmi

Mereka pun mulai menatap ke arahku seakan memang giliranku untuk mengajukan pernyataan soal di klub mana aku akan bergabung.

"Eemh.. sepertinya aku akan memilih klub drama" kataku kemudian

"Yaah.. kita pisah dong, Naeun-ya"

"Sebenarnya juga aku ingin ikut OSIS" sambungku pada mereka.


"Waah.. apa kau juga anggota OSIS waktu di SMP?"

Kali ini Taera yang berbicara, sepertinya ia penasaran dengan alasanku ingin masuk OSIS

"Ahh.. iya, saat SMP aku jadi anggota OSIS. Rasanya ingin saja melakukan hal yang sama seperti dulu"

"Ohh.. aku mendukungmu Naeun"

"Yap, kami berdua mendukungmu" timpal Chanmi dengan mulut yang sedang mengunyah.

Aku hanya tersenyum ke arah mereka berdua dan melanjutkan acara makan kami sebelum bel selanjutnya berbunyi.

~•~

   Keesokan harinya di sekolah, para murid baru pergi ke masing-masing tempat klub untuk mendaftar. Aku pergi ke klub drama terlebih dahulu, karena hanya tinggal mengisi formulir saja. Lalu selanjutnya ke ruang OSIS. Aku harus mengumpulkan formulir juga dan harus menunggu giliran wawancara untuk seleksi. Yaah, tidak sembarang orang yang bisa jadi anggota.

   Aku duduk di tempat yang sudah disediakan untuk menunggu giliran. Setelah saatnya giliranku, wawancara pun dimulai. Rasanya setengah gugup, walau aku memang sudah pernah mengalami ini sebelumnya. Namun tetap saja, kegugupanku tak bisa hilang seratus persen. Setelah wawancara selesai, beruntungnya aku dinyatakan lulus dan kakak senior menyuruhku untuk masuk ruangan bersama teman yang lainnya.

   Aku duduk paling depan, kursi-kursi yang di belakang sudah habis terisi. Rasanya canggung disini, karena memang di dalam ruangan ini terdiri dari murid yang berasal dari kelas yang berbeda. Hanya aku yang ikut OSIS dari kelasku, teman-teman  kelasku tidak ada minat sama sekali. Tak lama kemudian, ada seorang laki-laki yang masuk dan berjalan ke arahku. Tentu saja, karena bangku yang tersisa hanya ada di sebelahku.

   Saat ia sudah duduk, aku berusaha tak memandangnya. Aku tak gampang akrab dengan laki-laki, aku orang yang pemalu terhadap lawan jenis, dan aku juga tak terbiasa memulai percakapan lebih dulu. Rasanya cukup bosan menunggu, ruangan ini terasa pengap karena aku tidak nyaman. Tiba-tiba orang di dekatku ini menyenggol lenganku seakan menjadi kode agar aku menengok ke arahnya. Tapi pikiranku bercabang, di satu sisi aku hanya mengira ia tak sengaja menyenggol lenganku. Jadi, aku mengabaikannya.

   Dengan datangnya kakak senior memasuki ruangan, ia memulai memberi sambutan dan beberapa patah kata untuk memotivasi kami agar selalu patuh terhadap aturan organisasi. Setelahnya, ia meminta kami untuk memperkenalkan diri. Aah.. sialnya karena aku yang duduk di pojok depan, akulah yang pertamakali harus maju ke depan.

"Annyeonghaseyo, namaku Jung Naeun. Aku dari kelas 10-2. Semoga kita bisa akrab"

Aku pun langsung kembali ke tempat ku  duduk semula. Yah, singkat sekali. Rasanya sangat gugup ketika laki-laki yang sebangku denganku terus menatapku. Untung saja omonganku lancar dan tidak gagap.

Dan tibalah gilirannya memperkenalkan diri, aku melihat ke depan seperti seharusnya seseorang yang mendengarkan dengan baik.

"Annyeonghaseyo, namaku Kang Taehyun. Aku dari kelas 10-1, tujuanku ikut organisasi ini ialah karena aku baru saja ditunjuk menjadi ketua kelas. Jadi aku merasa harus lebih banyak belajar menjadi pemimpin dengan mengikuti organisasi ini. Aku harap kita semua dapat bekerja sama dengan baik"

Mengesankan, dia pandai berbicara. Itu kesanku padanya. Dia pun kembali duduk di sebelahku. Ku tebak sendiri, sekarang ekspresi wajahku adalah datar. Entah menapa aku bertingkah seakan tak perduli padanya, aku tak mau di cap sebagai gadis yang terlihat sangat mengagumi cara bicaranya tadi. Suaranya memang sangat enak ku dengar saat ia berbicara.

Setelah sesi perkenalan, kakak senior izin untuk meninggalkan ruangan sebentar. Katanya ingin berunding dengan senior lainnya dan akan kembali dalam beberapa saat. Ia pun meninggalkan kami di ruangan. Ruangan mulai ramai karena murid lain terlihat saling mengobrol untuk berkenalan lebih dekat.

"Naeun" mendengar Taehyun memanggilku, aku pun reflek menoleh ke arahnya.

"Ya?"

"Kau cuek sekali, tadi aku menyenggolmu saja kau tidak berkutik. Apa kau takut padaku?"

"Ahh.. tidak, namamu Taehyun kan? Maaf, aku kira tadi kau hanya tidak sengaja menyenggol lenganku. Bukan bermaksud untuk membuatmu tersinggung" kataku dengan gugup, aku takut malah membuatnya tersinggung. Rasanya canggung sekali.

"Ne, tidak apa-apa. Berarti kau orang yang kurang peka, hehe"

Melihatnya saat terkekeh, sepertinya dia orang yang mudah bergaul. Aku rasa aku tidak boleh seperti ini. Aku pun harus membuka diri agar mudah bergaul dengan teman-teman yang lain nantinya, termasuk dia.

"Tidak juga, aku ini gadis yang sangat peka asal kau tahu saja Taehyun-ssi" kata ku dengan percaya diri

"Hahaha.. oke. Kalau itu katamu Naeun-i, coba buktikan suatu saat nanti"

"Tentu saja Taehyuni"

Aku mengucapkannya begitu saja, dia yang terlebih dahulu memanggilku dengan nama Naeun-i dan aku rasa aku juga bisa memanggilnya dengan nama Taehyuni. Kami hanya tertawa setelahnya, tidak ada rasa keberatan di antara kami dengan nama itu. Hingga akhirnya senior pun kembali ke ruangan dan kami harus menghentikan aktivitas sebelumnya.

Dan inilah tempat semua berawal~

F140820~

Hay teman, iya kau yg lagi baca ehe^^.. ini cerita pertama yang aku publish. Maaf jika ada typo. Hope you enjoy my story!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why: TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang