DELAPAN (Rencana)

240 157 178
                                    

Segala perbuatan yang akan melibatkan hati, harusnya dilakukan dengan Hati-hati.


"Lin, kemarin... aku_" lirih laras pelan.

"Maaf Laras."

"Loh, kenapa kamu yang minta maaf?" tatapnya bingung.

"Kemarin aku cuekin kamu." menggaruk tengkuk lehernya.

Menghirup udara dalam-dalam, "Aku juga minta maaf Lin."

"Udah gue maafin." Ujarnya. "Kak Anton siapa sih, orang yang sama waktu kamu dari indomaret pas aku lagi sakit?" Lanjut Lintang.

Laras tersentak kebingungan, bagaimana bisa pria disampingnya mendadak menanyakan tentang perilahal kak Anton.

"K_Kok, tiba2 nanya gitu?"

Menggaruk keningnya "Kemarin waktu kamu ke perpus, telepon kamu kan ketinggalan, terus ada chat masuk tuh, karena kepoku kumat jadi aku liat deh, ada chat dari tuh orang."

"Ooo jadi gara-gara itu sikap kamu ke aku jadi berubah kemarin?" ledek Laras.

"Gak ada yang berubah!"

"Trus yang kemarin cuek sama aku, abis itu cengar cengir sama Karin siapa?"

"Mmmm." tuturnya malu-malu.

Tertawa bersama "Hahahah."

"Doi baru ya?" tanya Lintang.

Memukul lengan Lintang pelan, "Apaansih Lin."

"Kemarin kulihat pesanny sampai kasi semangat lagi, semangat yaa belajarnya." tertawa pelan.

"Kak Anton tuh, temen kakak gue." menghela nafasnya.

"Yang punya temen siapa, yang dichat siapa." mendecih.

"Aku pernah naksir dia, tapi dulu." terkekeh pelan.

"Sempat jadian?"

Menaikan kedua alisnya, "Nggak, kami tuh cuma sebatas junior yang mengagumi seniornya, lagi pula dia nggak naksir aku malah keburu jadian sama teman kelasnya."

Mengangguk, "Nggak salah sih kalau dia naksir kamu balik sekarang, kamu kan cantik." tatap Laras.

Laras tertegun, mau marah, mau ketawa, mau berteriak kencang, mau jungkir balik, mau koprol, semuanya campuraduk. Lintang baru saja bilang kalau dirinya cantik, astaga cringe banget tapi ia suka. Hahaha

Sepertinya perempuan bersurai panjang itu tidak sadar ada semburat merah tergaris di kedua pipinya, yang membuat Lintang sampai gemas melihatnya. Oh iya telinga mereka masih terpaut headset.

"Udah jangan salah tingkah gitu." tetap cool.

Perempuan itu masih belum bisa berkata apa-apa, masih diam ditempatnya tidak tahu harus berkata apa lagi. Pria disampingnya terlalu jujur, bahaya buat kesehatan jantung.

"Cocwiit."

Suara sumbang itu memecahkan suasana dingin antara Laras dan Lintang. Sampai keduanya tersentak kaget, karena kehadiran seorang pria berdiri menjulang tegak di belakangnya.

Pria itu tertawa terbahak-bahak setelah melontarkan senyumnya ke dua orang di hadapannya.

"faadiiil!." teriak Laras dan Lintang.

"Kalem dong." cerca fadil.

"Lu nguping ya." tanya Laras.

"Gak kok, gak nguping."

"sejak kapan lu, berdiri di situ?" titah Lintang.

"Mmm_sejak gue denger ada yang bilang cantik." tertawa.

CANDALA [Lebih Dari Sekadar Minder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang