5. Meet him

25K 2.1K 101
                                    

"Eonniiii!!"

Teriakan menggelegar Anastasha membuat seisi dorm ikut bergetar. Ngeri!

"Kenapa sih teriak-teriak?"

"Liat!!" instruksi Anastasha, menunjuk televisi.

Mata Ristela membola, singel terbaru mereka menang di berbagai awards. Dengan judul, Crocodile Tears.

"Don't show your crocodile's tears to me," Sein muncul dan menyanyikan bagian reff lagu terbaru mereka.

Akhirnya mereka menarikan dance lagu terbaru mereka. Lengkap dengan Jihan yang juga baru muncul dengan cake yang memenuhi wajahnya.

Girlband MEDISON, kini menaklukkan Asia. Bahkan sampai ke Eropa.

Ini sudah setahun lebih mereka aktif di dunia selebriti, dan agensi rupanya berbaik hati akan memberikan mereka hari libur selama sebulan.

Mereka sudah bekerja keras selama setahun lebih belakangan ini.

Bertos ria, mereka memang bangga dengan hasil yang didapat. Tapi itu tidak membuat mereka berpuas diri.

Anastasha mengambil toples cemilan, lalu memakan cokelat yang ada di dalamnya. Ia kini duduk di sofa bersama yang lainnya, menonton siaran lainnya.

_____

Menikmati air mancur yang menari-nari, gemerlap cahaya lampu dan juga musik yang mengalun dengan merdunya.

Anastasha menikmati itu semua malam ini, suasana hatinya sedang baik sekarang.

Semua penantiannya akan terbayar, dan itu membuat Anastasha sangat tidak sabar.

Anastasha menatap layar ponselnya, gambar pria tampan terpampang di sana. Ia tersenyum melihat  Darryl-nya yang juga tersenyum Pepsodent di sana. Foto itu Anastasha ambil dari laptopnya, karena handphonenya yang dulu hilang.

"Darryl, apa kabar sayang?"

"Anastasha rindu sekali sama Darryl," ujarnya menyentuh layar ponsel.

"Rindu sekali."

Anastasha berusaha mempertahankan senyumnya, walaupun ia tidak yakin senyumnya akan bertahan lama. Air matanya sudah tertampung, sebentar lagi runtuh pertahanannya.

Anastasha bingung, harus menjelaskan apa nantinya. Jelas sekali, Darryl akan marah padanya nanti. Dan yang lebih parahnya, mungkin kekasihnya itu tidak akan menerima kehadirannya lagi. Mengingat itu, Anastasha tersenyum naas.

"I love you more than my chocolate ice cream,"

Anastasha tersenyum, sepintas kenangannya saat bersama Darryl terbayang-bayang. Sepertinya ia pernah mengatakan itu dulu.

Dering ponsel Anastasha berbunyi, manager Song memanggil.

"Halo!" jawab Anastasha.

"Halo!"

"What's wrong?"

"I already know the whereabouts of him."
(Saya sudah mengetahui keberadaannya.)

"Okay, please pick me up at the Banpo bridge now!"
(Oke, tolong jemput saya di jembatan Banpo sekarang."

"Yeah, Miss!"

_____

Anastasha sudah di California, sekarang ini ia berada di Cafe. Sekedar membeli coffee.

Setelah selesai, Anastasha keluar dari Cafe di ikuti manager Song.

Angin bertiup, Anastasha merapatkan mantelnya. Udara sore ini sangat dingin.

Ia melangkah menuju jembatan Golden Gate. Sangat dingin, dengan mantel hitam yang ia pakai, ternyata belum bisa menghalangi angin yang bertiup ke tubuhnya.

Dari jauh ia melihat seorang pria yang sedang bersandar di sandaran jembatan. Pria itu terlihat....

... Rapuh.

Itu Darryl kan?

"Da-ryyl" lidah Anastasha keluh hanya sekedar menyebut nama pria itu.

Anastasha mempercepat langkahnya, seiring turunnya salju.

Manager Song bergerak cepat memberikan payung pada Anastasha saat melihat salju perlahan turun, sedangkan Anastasha menyodorkan cup coffee nya dan meminta manager Song meninggalkannya. Gadis itu kembali berlari mendekati Darryl.

Dengan payung hitam di genggamannya, ia memperlambat langkahnya, mendekati seorang pria yang terduduk dengan kepala yang menunduk.

"Darryl tidak minta hadiah yang muluk-muluk, Darryl hanya ingin Anastasha kembali. Itu saja Tasyaa..."

"Apa permintaan Darryl terlalu berat?"

"Darryl sangat rindu Anastasha..."

Suara Isak tangis memilukan hati, terdengar di pendengarannya. Hatinya terasa dicabik-cabik.

Gadis itu memayungi pria di hadapannya, "Excuse me!"

Pria itu mendongak, dialah Darryl. Darryl segera menghapus air matanya dan berdiri.

Sekujur tubuh Darryl menegang saat menatap gadis misterius di hadapannya, mata itu, sama seperti mata seseorang yang sangat ia rindukan.

"Long time no see, Darryl..."

Astaga, suara itu... Darryl sangat merindukannya.

Gadis itu membuka maskernya, hingga terlihatlah wajah yang sangat ingin Darryl lihat selama lima tahun ini.

Darryl mundur selangkah, matanya memanas. Dada Darryl berdetak kencang. Tolong katakan jika ini bukanlah mimpi.

"Tasyaa..."

"Benar itu Tasya?"

Darryl menangis lagi, air matanya kembali menetes. Kini semakin deras saja.

"Tasya dari mana... hiks..."

"Kenapa sangat lama..."

Benar, gadis itu adalah Anastasha. Kekasihnya yang menghilang tanpa jejak selama lima tahun.

Darryl mendekati Anastasha tergesa-gesa dan memeluk kekasihnya itu dengan sangat erat. Ia menangis, ia sangat rindu gadis yang ada di dekapannya ini.

Anastasha menjatuhkan payungnya, ia membalas pelukan Darryl tak kalah erat.

"Darryl sangat rinduu... hiks...".

Nafas Darryl tercekat, dadanya naik turun mencoba menghirup udara yang seakan sedang menjauh darinya.

"Tasya juga sangat rindu..."

"Jangan menangis..."

"Anastasha sayang Darryl..."

"Selamat ulang tahun, sayang..."

Gadis itu juga tak bisa menahan tangisnya, bohong jika ia tidak merindukan Darryl. Hari-harinya selalu penuh dengan bayangan Darryl.

Kini, dua sejoli itu bertemu kembali di bawah guyuran salju, setelah berpisah selama 5 tahun.

_____

Minggu, 28 Juni 2020

Hai balik lagi nih hihi
Aku tunggu vote dan komennya ya gess😁

Selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang