Extra Part II

28.5K 1.1K 79
                                    

Senyum terukir dibibir ranumnya. Membuat wajahnya semakin terlihat cantik. Matanya menatap pantulan dirinya di cermin, merasa puas dengan penampilannya. Bukan penampilan yang wah memang. Namun stylenya berbeda dari biasanya. Jika biasanya ia akan memakai celana panjang yang dipadukan dengan kaos, maka sekarang ia memakai hot pants dengan atasan kaos yang dibalut dengan cardigan.

Dengan langkah ringan ia keluar dari kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dengan langkah ringan ia keluar dari kamarnya. Sapaan hangat ia lontarkan pada kakaknya yang memang sedari tadi menunggunya berdandan. Ia rasa tidak terlalu lama. Toh dia hanya mandi saja kemudian memakai baju. Menyisir rambut dan selesai. Tidak ada yang ia lakukan lagi seperti memoles wajah atau lainnya.

"Dek? Kamu yakin make baju itu?" tanya Gava yang menatap horor pakaian adiknya. Hell, siapa yang mengajari adik manisnya ini berpakaian terbuka seperti ini? Memang atasnya tertutup tapi bawahnya... Astaga bahkan lebih dari setengah paha adiknya terekspos!

"Iya! Kenapa emang kak? Jelek ya?"

"Iya jelek!" jawab Gava spontan. Namun detik selanjutnya ia merutuki mulut asal ceplosnya ini setelah melihat wajah adiknya yang berubah muram. Padahal baru beberapa saat sebelumnya adiknya terlihat begitu ceria. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak rela tubuh adiknya dilihat banyak orang. Dan dia yakin! Dari semua saudara-saudaranya, bukan hanya dia yang merasakan hal tersebut. "Em... Maksud Kakak itu bajunya yang jelek. Eh, nggak, tapi celana kamu yang jelek. Ganti yang panjang aja ya dek? Lagian diluar panas, nanti kulit kamu item gimana?" ujarnya memperbaiki ucapannya tadi.

"Kalau make panjang semua malah Vika jadi panas Kak."

Penuturan Revika membuat Gava menghela nafas pelan. "Cardigannya kamu lepas aja, tapi celana kamu ganti yang panjang." ujarnya mencoba bernegosiasi dengan adiknya ini.

"Tapi kan Vika udah biasa make yang kayak gitu Kak."

"Yaudah kamu make dress aja."

"Emang cocok Kak?"

"Cocok kok. Kamu make apa aja juga cocok. Udah sana ganti."

Menghela nafas, Revika berbalik kemudian berjalan menuju kamarnya. Barusan Kakaknya ini mengatakan bahwa dia cocok mengenakan apapun tetapi baju ini dikatakan cocok untuknya. Sebenarnya mau kakaknya ini apa?

Memilah kolek dress-nya yang ternyata cukup banyak, sebenarnya dia tidak begitu suka berbelanja. Tetapi ibunya lah yang membuatnya sering belanja atau lebih tepatnya suka membelikannya sesuatu. Seperti baju-baju ini contohnya. Pilihannya jatuh pada short dress putih yang terlihat simpel dengan pita di pinggangnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
New Life (#1 Wiratama's) [End]Where stories live. Discover now