19. Dua Garis

371K 39K 75.4K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. Dua Garis

Hari sudah berganti. Pagi ini angin berembus kencang, langit sedikit kelabu. Bagi Zito, ada sesuatu yang spesial di hari ini yaitu kumpul bersama keluarga kecilnya.

Selly yang merupakan anak tunggal merasa sangat senang bila orang tuanya ada di rumah. Dia tidak akan kesepian seperti ketika Mama dan Papa-nya sibuk bekerja.

"Selly, sini liat Mama bikin kue!" Nana berseru dari dapur.

Zito dan Selly yang semula sedang bercandaan kini saling pandang, kemudian Selly kabur ke dapur untuk menemui Nana. Ia berlarian kecil keluar dari ruang keluarga, membuat rambutnya bergerak-gerak lucu.

"Mama bikin kue apa?" Selly ingin tau, ia melirik loyang yang berisi adonan kue.

"Kue keju coklat kesukaan kamu," jawab Nana disertai cengiran senang.

"Aku mau bantuin, boleh ya?!" seru Selly sangat antusias.

Sementara Nana dan Selly sibuk di dapur, Zito menyalakan televisi agar suasana tidak hening. Ia mencari siaran yang menyajikan berita ter-update di negara ini.

Jempol Zito memencet tombol next di remote tapi tidak menemukan apa yang dicari. Rata-rata yang muncul di layar hanyalah iklan dan film anak-anak.

Perhatian Zito teralih ke ponsel yang berada di atas meja. Layarnya menyala dengan sederet nama tertera di sana. Segeralah Zito meraih benda itu dan menerima panggilan dari temannya.

"Zito?" Suara berat seorang pria terdengar.

"Iya, kenapa, Pak?" Zito menyahut.

"Barusan saya dapet kabar, semalem Kai kecelakaan di laut. Katanya dia banyak luka, satu kakinya dimakan ikan," ungkap teman Zito.

"Innalillahi," gumam Zito.

"Sekarang saya mau ke rumah sakit. Kamu ikut, To?" tanyanya.

"Di mana, Pak? Saya nyusul aja nanti," ujar Zito.

"Saya kasih alamatnya lewat chat ya."

⚪️ ⚪️ ⚪️

Lila tidak kembali ke rumah sejak semalam. Dia menghindari Bastian dan semua orang yang ia rasa mengganggu ketenangannya.

Meski tak tau ingin berkunjung ke mana, tapi Lila merasa lebih baik dengan kesendirian ini. Dia tidak lagi melihat Bastian. Dia tidak akan dipaksa cowok itu untuk bertemu orang tuanya.

"Gila aja gue nikah sama Bastian. Ga sudi!" Lila mendumel sendiri.

Selain menghindar dari Bastian, sebenarnya ada alasan lain kenapa Lila nekat pergi dari rumah. Salah satunya adalah ia malu dijadikan bahan omongan tetangga dengan topik hamil di luar nikah.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang