Bagian 26. Malam Mendung Metafora

1.5K 216 24
                                    

"Dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang," - Suha.
______________________________________

"Liat dari sini aja," ujar Suha menarik tangan Vega yang masih ada di genggamannya ketika cewek itu hendak melangkah lagi.

"Gue ngajak lo ke sini bukan buat menikmati acara kaya gini ya. Gue cuma pengin ngasih tau lo langsung seperti apa Metafora itu," ujar Suha lirih tapi masih bisa didengar Vega. "Biar lo bisa menilai sendiri."

Keduanya berada di depan ruko yang letaknya tak jauh dari lapangan Krida, tempat dimana Metafora diadakan.

"Ngga ada yang aneh," ujar Vega dengan tatapan masih mengamati kerumunan yang berada tak jauh darinya. "Kalau kaya ngerokok gitu wajar si, seumuran kita juga dah banyak yang kecanduan rokok."

"Hem," jawab Suha.

"Lo ngga papa kan?" tanya Vega menoleh. "Kok jadi diem gitu."

"Ngga papa," jawabnya singkat.

"Ngapain lo pada di sini?" tanya seorang cowok dengan nada berat membuat Suha dan Vega menoleh bersamaan, dan mereka mendapati Brian sudah berdiri di belakangnya dengan kedua tangan masuk ke saku celananya.

Brian melirik ke arah motor Suha,
"Mau ikut balapan?" tanya Brian pada Suha.

Baik Vega maupun Suha masih sama-sama diam, menunggu apa yang sebenarnya akan dilakukan Brian.

"Mendadak bisu lo berdua?"

Brian mendekat selangkah ke Suha membuat tangan Suha seketika menarik tubuh Vega untuk berlindung dibalik punggungnya.

"Gue tau lo jago balapan. Tunjukin kebolehan lo di sini," ujar Brian dengan senyum miring pada Suha.

"Ve, lo ngga penasaran sama orang yang nabrak lo waktu itu?" tanya Brian pada Vega yang terlihat mengintip di balik punggung Suha. "Menurut lo itu murni kecelakaan?"

Brian selangkah mendekat, "Lo ngga penasaran kenapa cowok di depan lo ini maksa banget buat lo jadi senat waktu itu?"

Suha mendorong dada Brian untuk menjauh karena jarak mereka terlalu dekat.

Brian terkekeh, "Lo ngga pengin tau kenapa bisa Nuha yang pergi, dan bukan Amin Ve?" tanya Brian pada Vega dengan tatapan melirik ke Suha yang sedang menatapnya dengan tajam.

Vega memalingkan wajahnya dari tatapan Brian. Amin? Amin ikut magang juga? tanya Vega dalam hati

"Cewek lo murni begonya, Su," ujar Brian berbisik pada Suha.

Suha hampir saja menghajar wajah Brian yang begitu dekat dengannya namun sudah keburu ditarik oleh Vega. "Jaga mulut lo!"

"Ngapain lo Bang?" tanya Dias pada Brian. Vega semakin ketakutan ketika teman-teman Brian mulai berdatangan. Suha bisa merasakan tangan Vega yang semakin dingin membuatnya menggenggam semakin erat.

Brian tidak menjawab pertanyaan Dias, namun tanpa dijawab pun Dias sudah tau hanya dengan melihat adanya Suha dan Vega di depan Brian. Sedetik kemudian gerombolan Rudal berdiri sejajar dengan Dias di belakang Brian.

Kini Suha dan Vega berhadapan dengan Brian dan 7 orang di belakangnya.

"Kenapa lo diem aja? Lo berdua ke sini mau mergokin acara kita kan? Mau ngebubarin juga kaya yang udah udah?" tanya Brian dengan nada menantang.

"Silakan," ujar Brian dengan tangan kanannya mengayun ke samping badannya.

"Mau panggil polisi? Silakan," ujar Brian. "Gue engga takut," tambahnya dengan senyum sinis.

Suha menarik tangan Vega untuk berjalan bersamanya, menyingkir dari kerumuman cowok-cowok yang bisa saja nekad pada mereka. Namun baru saja mau melangkah, Brian sudah buru-buru mencegatnya.

Kabinet VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang