amarah Nara

1K 63 19
                                    

🎵Play song : Helplessly - Tatiana Manaois

Lo tetep satu-satu nya, nggak akan menjadi salah satu nya. Jika itu terjadi, hukum gue
-Naraya Adelard

BUGHHHHH

"PENGECUT LO"

"LO APAIN DESYA SAMPE DIA LUKA"

"GA PUNYA MATA LO SAMPE NYEREMPET DIA?!!"

"JAWAB BANCI!"

BUGHHHHHHH

Nara memukul dagu Arka sangat keras, meninggalkan kebiruan di dagu laki-laki itu. Arka sudah melawan namun tenaga Nara lebih besar dari dirinya, sampai-sampai murid lain tidak ada yang berani memisahkan mereka berdua.

Desya berjalan ke tengah lapang di tuntun dua teman nya. Ia menghela nafas pelan, melihat amarah Nara yang begitu besar lalu berganti menatap ke arah Arka yang sudah babak belur

"NARAYA STOP!!!!" teriak Desya dengan suara nyaring seantero lapangan

Nara menghentikan aksi nya yang akan memukul Arka kembali, ia melepaskan cekalannya di kerah baju Arka.

Desya berjalan lalu menarik lengan Nara supaya berdiri di belakang nya. Ia menatap datar Arka yang kini sedang mengusap darah yang keluar dari pelipisnya

Desya mengulurkan tangannya ke arah Arka, kemudian tangan Desya di tarik kembali oleh Nara yang mengetahui apa yang akan di lakukan gadis di depannya ini. Kini tangan Nara yang terlulur ke arah Arka, ia tak mau jika tangan Desya nya terinfeksi bakteri berbahaya.

Arka tidak membalas uluran tangan Nara, ia hanya menatap Nara sinis.

"Kak ke UKS sekarang, disana ada dua PMR yang nungguin Kakak" ucap Desya kearah Arka

Arka mengangguk dan meninggalkan lapangan, Arka sudah tahu pasti akan seperti ini, bodohnya ia tidak hati-hati saat menjalankan motornya, sampai-sampai Desya yang sedang berjalan di depan gerbang sekolah nya terserempet oleh motor besar yang dibawanya, sial nya lagi saat Arka ingin membantu Desya, gadis itu sudah di gotong oleh teman-teman yang lainnya.

Dan sekarang? sudah terlambat, Arka sudah babak belur

Desya terdiam dan kembali berjalan pelan, tidak di bantu kedua temannya, ia meminta mereka kembali saja untuk membantu mengobati luka Arka.

Nara tahu, pasti Desya marah kepadanya. Pasalnya Nara sudah berjanji akan menyelesaikan semua masalah yang datang  dengan kepala dingin.

Desya berjalan semakin jauh, Nara mengejar langkah pelan gadis itu kemudian membantu Desya berjalan, seketika murid-murid berteriak dan masuk kedalam indera pendengarannya lagi

ANJIRRRRRRR NARAAAA

NGAPAIN PAKE GANDENG-GANDENG SEGALA

APAAN LAGI-LAGI DESYA!

CANTIKAN JUGA GUE

SWEET PARAHHH ITU MAH

DESYA NYA AJA CAPER!

Desya melepaskan pegangan Nara dari tangannya, ia masih kesal dengan Nara yang selalu menyelesaikan masalah dengan emosi. Bukannya Desya tidak tahu terimakasih tetapi Desya hanya ingin Nara menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Nara tetap memegang lengan Desya walau berkali-kali di tolak gadis itu. Ia tetap keukeuh dengan keinginanya membantu Desya berjalan sampai ke kelas nya.

Desya berhenti di atas tangga lalu berbalik menatap Nara yang kini sedang menatap kearah nya juga

"Jangan di ulang lagi, gue tau lo khawatir sama gue. Tapi gue ga mau kalo lo yang kena masalah juga, sampai guru-guru tahu masalah ini, lo bakalan kena skors lagi untuk yang kedua kalinya cuma gara-gara gue Nar"

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang