《 CHAPTER VIII 》: Asumsi Gagal Total

761 97 110
                                        

CHAPTER VIII : Failed Assumption

▪︎▪︎▪︎

    Jam tiga kurang dua puluh menit. Mata kuliah praktikum histologi. Mata kuliah yang paling dihindari banyak anak kedokteran—kalau bisa—karena isinya mempelajari tentang struktur mikroskopik—mikroanatomik—dari sebuah sel dan jaringan. Yang amit - amit ribetnya plus susah pake banget.

    Di mata kuliah ini, mereka—si para mahasiswa kedokteran—harus bisa menelaah secara teliti tiap komponen sel yang dimiliki oleh makhluk hidup, contohnya hewan—seperti; epitelium, endoterium, mesotelium dan blablabla. Belum lagi sel tumbuhan.

    Istilah - istilah yang dipake juga gak familiar di kuping, bikin cengo karena harus diinget satu - satu—padahal banyak banget loh itu. Bikin pusing kepala dan butek yang ada abis ngehafal. Kalo gak hafal? Siap - siap malu di depan kelas karena cuma bisa hah–heh–hoh doang kayak kambing kesasar, soalnya ujian dan kuis harian matkul histologi seringnya secara oral. Ngeselin kan.

    Jadi mau gak mau harus dipelajari, disamping karena perkuliahan di fakultas kedokteran sistemnya blok dan gak bisa asal ambil dan drop sks, mata kuliah ini juga sistemnya lanjutan. Dimana, semester depan say goodbye aja sama mata kuliah baru kalau mata kuliah histologi belum lulus.

    Makanya, Soobin gak mau ketinggalan sedikitpun materi yang disampaikan dosen pengampunya di depan kelas. Mata kuliah yang katanya paling susah di kedokteran ini pun punya bobot sks paling berat, enam sks. Gede banget kan ya. Kalau sempet aja di mata kuliah ini Soobin cuma bisa dapet B ke bawah, IP-nya otomatis langsung kebakaran.

    Yah, kalau kalian yang udah kuliah pasti ngerti kan. Semakin besar sks, semakin tinggi resiko jeblok satu akumulasi IPK—Indeks Prestasi Kumulatif—kalau - kalau nilai yang di dapat cuma sekadar bisa lulus.

    Soobin gak mau hal itu kejadian karena malu dong sama satu keluarganya yang notabene isinya dokter semua. Apalagi sama Bundanya yang mantan Mapres—Mahasiswa Berprestasi—fakultasnya, jaman beliau kuliah. Malu juga sama Kak Jungkook yang pernah jadi awardee program beasiswa overseas sampai - sampai ditawarin studi banding ke Jepang, empat tahun yang lalu. Belum lagi sama Kak Byungchan plus Kak Seokjin. Dua kakak tertuanya itu udah melanglang buana entah kemana - mana sangking pinternya. Ada yang jadi kandidat profesor muda di Eropa sana, ada pula yang bolak - balik mengisi seminari.

    Udah, pokoknya Soobin paling kentang dibanding mereka semua kalau urusan studi.

    "Ini Bin, kamu deluan aja yang pake. Aku abis kamu" Younghoon menyodorkan mikroskop bersama preparat yang udah kepasang ke arah Soobin.

    Soobin lantas mengangguk seraya berterimakasih. "Makasih, kenapa gak kamu deluan aja?"

    Jadi sekarang, Soobin lagi adu cepat sama beberapa mahasiswa lainnya buat lihat wadah preparat yang berisi irisan sel. Karena dosennya baru ngebolehin para mahasiswanya pulang duluan, kalau masing - masing dari mereka udah kelar melihat—sekaligus mencatat bagian - bagian penting dari komponen sel milik dinding usus mukosa di atas piring kaca tersebut. Dimana preparat basah—si dinding usus—itu diletakkan di atas mikroskop dan dijatahi, satu preparat untuk dua kelompok tutorial.


    Jeongin—teman sekelompok tutorial Younghoon dan Soobin juga—memutarkan bola matanya malas. Dilihatnya kedua temannya yang sedang flirting itu (baca: cuma Younghoon sih), saling sodor - sodoran si mikroskop yang jadi rebutan banyak anak.

Let Go || K.Yj • C.Sb • K.Dn || YeonBinМесто, где живут истории. Откройте их для себя