Bagian 31. Apa? Kenapa?

1.6K 219 11
                                    

Part ini panjang.. harap bersabar ya bacanya, hehe

Kasih tanggapan dong buat part ini, luph you buat yang masih setia membaca Venus... 🥰
________

"Ekhem," Ronald melirik tajam pada Vairus yang duduk di sampingnya, "Ekhem, EKHEM, HUAKHEM," Vairus berdeham semakin keras di tengah keheningan rapat senat.

"NYEMBUR GOBLOK!" Ronald yang kesal reflek menarik rambut keriting Vairus yang baru saja bersin tak tau arah.

"Sorry, Nald. Perang dunia ketiga," Vairus mengelus kepala dimana Ronald menarik rambutnya tadi.

"Ya ngga ke gue juga. Tutupin kek. Jorok banget lo!" Masih kesal, Ronald kembali menarik rambut keriting Vairus. Lumayan kan, barangkali bisa lurus nanti.

"Lepasin bego! Abis rambut gue!"

"Gak! Sebelum rambut lo lurus di tangan gue!" kata Ronald membuat Vairus menatap Ronald tak percaya diiringi tatapan matanya yang terbuka lebar.

Nafsu banget mas bikin rambut gue lurus.

Bukan duo setan namanya kalau ngga aneh-aneh kelakuannya. Jadilah sekarang Vairus yang balik menjambak rambut Ronald. "Bangsat! Nih gue panen sekalian rambut lo!"

Pipit memutar bola matanya jengah. Ya gimana ya, di forum rapat selalu ada aja tingkahnya. Belum selesai dengan duo setan, ada juga yang sibuk dengan ponselnya, ghibah, bahkan ber'uwu' ria melepas kangen.

Bucin ngga liat sikon.

"Udah deh, diem. Ngga liat apa kita lagi mikir keras. Lagian lo berdua ngapa juga jambak-jambakan? Laki dikit dong tampar tamparan kek!" ujar Agustin.

"Sama aja!" ketus Dian lalu Agustin terkekeh.

Bukannya selesai adu jambaknya, malah semakin menggila nariknya.

"Eh Tintin, ngga usah sok serius lo masih bocah. Ntar aja lo gue seriusin," goda Ronald yang tak lagi digubris oleh Agustin. Ia masih sibuk menyalin notulensi rapat.

Maklum ya, kalau rapat tuh ngomongnya pada cepet cepet banget. Jadilah tulisan Agustin kaya resep dokter di kertas binder, baru dipindah ke buku rapat. Double job? Iya sih, tapi bikin catatan dia super rapi. Jangan heran, dia emang serajin itu. Ralat, bukan Agustin yang rajin, tapi Nuha yang super rajin mengintrogasinya tiap selesai rapat. Mumpung si empunya lagi sibuk, jadilah dia nyicil nyalin dulu.

"DIAAMMM!" Nah kalau si ratu macan sudah bersuara habis sudah. Dian yang merasa terusik karena keributan duo setan mau tidak mau melengkingkan suaranya.

Dan itu selalu sukses, duo setan itu akhirnya melepaskan adu jambaknya. Bukan karena takut sama Dian, tapi you know lah mood nya bisa berantakan dan nanti berimbas waktu pembahasan di rapat. Nah kalau dah gitu, pasti semua orang bakal jadi samsaknya.

Ampun, ngalah dulu aja udah.

"Gue sangsi nama asli lo Virus bukan Vairus. Tu tangan yang ngetik akta nama lo kecengklek kali," Ronald masih menggerutu sambil membenarkan tatanan rambutnya.

Vairus hanya terkekeh sambil mengelap hidung dan mulutnya yang basah. Lah habisnya tadi langsung disamber sama Ronald, kan jadi tertunda.

Kesel banget kan punya temen kaya gini. Jadi pengin buang ke laut.

"Nah gitu dong, emosi," ucap Vairus dengan cengiran kemenangan.

"Bangke! Lo ngapa eham ehem dari tadi? Keselek batu lo?" Bukannya menjawab, Vairus malah melirik lirik ke arah Vega dan Nuha yang sedang duduk bersebelahan.

Kabinet VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang