Perdebatan

4.3K 427 31
                                    

Arsen tersenyum saat melihat istrinya yang tengah bersandar di dekat sebuah jembatan. Mereka pergi untuk berkencan hari ini dan Arsen benar-benar mengajak Naira bersenang-senang. Arsen mengambil gambar Naira sebelum dia menghampiri istrinya itu.

 Arsen mengambil gambar Naira sebelum dia menghampiri istrinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang melihat apa?" Tanya Arsen.

"Melihat kedua sepatuku,"

Arsen terkekeh begitu pula Naira. Mereka lalu, memutuskan untuk pergi ke tempat berikutnya. Arsen tersenyum saat tangan mereka saling menggenggam dengan kuat. Arsen sesekali tertawa geli karena candaan kecil yang Naira lemparkan.

"Setelah ini mau kemana?" Tanya Arsen.

"Hmm... entahlah. Aku bingung..."

Arsen mengangguk kecil sebelum tiba-tiba Naira menariknya menuju ke tukang es krim yang baru saja berhenti.

"Aku mau ini dan ini,"

Arsen mengangguk. Dia juga mengambil beberapa es krim lagi sebelum membayar. Arsen mengajak Naira duduk di tempat istirahat berbentuk gazebo. Mereka memakan es krim disana.

"Jadi, kapan kamu dan kedua adikmu siap?" Tanya Arsen.

"Siap? Siap untuk apa?"

"Liburan. Kita akan liburan, kan?"

Naira mengangguk kecil.

"Kapan kakak mau berangkat?"

"Entahlah. Aku juga tidak terlalu yakin,"

"Tunggu kakak sempat saja," ujar Naira pada akhirnya.

Arsen mengangguk. Mereka mencarikan makanan untuk kedua adik Naira lalu setelah itu, Arsen dan Naira pulang ke rumah mereka.

"Kak,"

"Hm?"

"Mampir ke minimarket sebentar, ya?"

Arsen mengangguk. Dia menyuruh Angga menepi di minimarket terdekat. Naira turun sementara Arsen menunggu di dalam mobil. Saat Arsen menoleh ke arah jendela, dia melihat Naira sedang berbincang dengan pria sepantarannya. Sesekali Naira tersenyum. Jujur saja, Arsen mulai cemburu, terlebih saat Naira tidak juga menyudahi percakapan mereka walau beberapa menit sudah terlewat.

Arsen memutuskan menyusul ke dalam pada akhirnya. Arsen berjalan ke arah Naira dan saat itu senyum Naira melebar. Naira berlari ke arah Arsen dan memeluk Arsen, membuat Arsen terkejut.

"Tolong aku," ujar Naira.

Arsen bingung. Dia cemburu dan bingung.

"Nanti aku jelaskan. Sekarang tolong aku dulu," ujar Naira lagi.

Arsen menunduk dan mencium puncak kepala Naira.

"Penjelasan yang lengkap, sayang," ujar Arsen berbisik dengan bibir masih menempel di puncak kepala Naira.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang