25 || Go Back [Epilog]

8.1K 1.4K 437
                                    

*Yang hurufnya miring itu surat Changbin ya.

.
.
.

Halo Changbin di masa depan, ini aku—kau di masa lalu. Apakah kita masih bersatu?

Minho tersenyum simpul dalam perjalanannya menuju stadion kembali. Kakinya ditopang oleh tongkat baru buatan Jaeho dengan bahan seadanya. Setidaknya bisa membantunya berjalan meski yang berfungsi hanya kaki kanan.

"Apa yang kau baca?" Tanya Jeongin penasaran.

Minho cepat-cepat menyembunyikan surat Changbin tersebut. Ia ingin membacanya sendiri dulu agar lebih fokus.

"Sana kau main saja dengan Seungmin," usir Minho. "Awas sampai kau kentut lagi."

Jeongin mendelik sebal. Ia tak suka sekarang dia identik dengan hal memalukan tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, itu juga salahnya sendiri.

"Kan sekarang sudah tidak akan sebau dulu," protes Jeongin. "Aku bukan manusia super lagi."

Minho tertawa mendengarnya.

Mungkin, di masamu gedung-gedung sudah kembali dibangun, burung-burung kembali berkicau dan bunga-bunga musim semi akan bernuansa cerah kembali.

Hyunjin berjongkok dan memperhatikan kuncup bunga yang mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelah lama tak bersua. Takut akan ternodai oleh terjangan dunia yang tak sungkan menginjak sampai mahkotanya terlepas. Dunia sudah cukup aman untuk sang bunga merekah dan memperlihatkan keanggunannya.

Han tertawa hanya karena cicitan burung kecil yang hinggap di kepala milik Woojin. Rasanya menyenangkan, saat hal sesederhana itu kini telah menyapa seperti sedia kala.

Seo Changbin, meski aku tak memprediksi masa depan—tolong jaga dirimu untuk semua orang di masa depan.

Berhenti menangis dan relakan ibu serta ayahmu. Jangan menyalahkan Felix lagi atas apa yang ia lakukan. Kau tau, Felix juga telah melalui banyak hal. Jaga Lino agar tak melakukan hal bodoh lagi, buat Han lebih banyak tersenyum, selimuti Hyunjin tiap kali ia tertidur, dengarkan kata-kata Chan dan Woojin, lindungi Jeongin juga. Dan jangan lupa ajarkan lebih banyak warna lagi pada Seungmin.

Dulu, Han pikir ia adalah satu-satunya manusia yang terkurung dalam lubang yang amat gelap. Mungkin sangking gelapnya ia tak tau bahwa banyak orang yang juga berada disana selain dirinya. Kemudian satu demi satu dari mereka mengajak Han untuk menaiki tangga dan beriringan bersama keluar dari lubang tersebut.

Sekarang Han sudah bisa tertawa. Ternyata hidup cukup hangat jika di pandang dalam bingkai yang berbeda.

Jadi, Seo Changbin—jika kau pun sedang dalam masa sulit ketika kau membaca surat ini—kuingatkan kau bahwa dirimu telah melewati segala luka sampai hari ini. Aku sedang menuju kepadamu dan berusaha untuk membuatmu merasa lebih baik.

Kaki Minho dan yang lainnya bermuara beberapa meter di hadapan gedung stadion. Orang-orang yang selamat sudah menunggu di sana. Mereka mulai bisa tertawa meski telah mengalami sejuta rasa kehilangan. Setidaknya, kini semuanya telah usai. Semesta telah memaafkan manusia.

Wahai Changbin di masa depan, jika seandainya kita tak bersatu di masamu—dalam artian aku tak berhasil menggapaimu dan kau tak ada—semoga kau pergi dengan perasaan bahagia. Meski dunia masih sungkan untuk membaik, kuharap kau dan yang lain akan selalu menuju kepada cahaya.

Orang-orang bergerombolan keluar dari pintu stadion. Chaeryoung langsung berlari dan memeluk Jeongin diikuti keluarganya yang mungkin sudah merasa menyesal.

Ryujin memandang Hyunjin dengan lega karena Hyunjin berhasil menepati janjinya untuk pulang hidup-hidup. Begitupun dengan ibu Woojin yang langsung menangis sejadi-jadinya dalam rengkuhan sang anak.

Chan dan Felix hanya punya satu sama lain sejak awal. Mereka bertahan berselubung haru. Han memang sendiri dari dulu, tapi sekarang dia sudah punya teman. Sementara Minho dan kedua kakaknya pun sedang berusaha untuk saling memaafkan.

Di dunia yang lebih indah, Minho yakin—Changbin pun telah berkumpul dengan keluarga yang paling ia rindukan.

END

beneran aku ga nyangka bisa kelarin ini. karena ini tu ff terpanjangku sejauh ini wkwk kan biasanya belasan chapt doang. hmm sebuah kemajuan bagi sabil.

gatau mo bilang apa lagi. mo ngucapin makasih aja atas antusiasnya yang menggebu-gebu. kalian tu gercep banget huhuu sampe kaget akutu. maaf juga kalo aku sering ngaret update.

untuk yang terakhir... seperti biasa—

kolom berkeluh-kesah>>

stray society ✓Where stories live. Discover now