CHAPTER 02

265 50 0
                                    

“Bunda, Ale pulang!” seru Iqbaal saat memasuki rumahnya. Tak lupa ia melepas tali sepatu kemudian di letakkan di rak yang sudah di sediakan.

“Spada! Orang ganteng pulang!” teriak Iqbaal. Lagi-lagi tidak ada jawaban, percuma rumah gede tapi gak ada penghuninya.

“Assalamualaikum?” teriak Iqbaal lagi. Dari dapur sudah terlihat Rike sedang menggunakan apron dengan menggunakan sarung tangan plastik.

“Waalaikumsalam ganteng.”

“Dari tadi Ale udah pulang gak ada yang jawab!” ketus Iqbaal. Rike terkekeh melihatnya.

“Lain kali kalau mau masuk kerumah itu ucapkan salam dulu ya ganteng,” ucap Rike dengan nada yang lembut. Aww calon mertua.

“Ashiap Bunda!”

****

“Indomie dua sama teajus nya dua ya Bu!”

“Indomie tiga sama es jeruk dua!”

“Teh manis satu,” ucap Iqbaal dengan nada yang lelah. Semua temannya beralih memandang Iqbaal dengan wajah yang susah di artikan.

“Ko teh doang bos?” tanya Robin pada Iqbaal. Iqbaal hanya diam dan memandang kearah depan tanpa ada niatan untuk menggubris pertanyaan Robin.

“Saya mencium aroma-aroma gak di kasih duit nih!” ledek Kaka. Sudah lah Iqbaal cape dengan manusia setengah alien itu.

“Jangan so tau!”

“Ngaku orkay tapi minum cuma teh manis,”

“Merendah untuk meroket. Jangan meroket untuk merendah, gak banget dong tampang kayak gue ngaku miskin tapi orkay.” ucap Iqbaal dengan percaya diri dan sambil mengibaskan rambutnya.

“Silahkan mbak mas nya di minum. Di minum ya jangan di kobok!” ucap Bu Euis penjual jajan di Wariq.

“Aer kobokan mana bu? Mau nyiram Iqbaal dengan sejuta ke goblokannya ni,” ucap Lonel lantang. Iqbaal hanya diam dan meresapi apa yang sudah di katakan oleh temannya.

“Baal. Dapet no si Bulan kagak?” tanya David. Hah, Iqbaal gak salah dengar?

“Dapet,”

“Mantap bos. Gercep juga bos gue, panutan nih! Jangan cuma di gantung ye bos kasian ceweknya,” sindir Lonel sambil melirik Kaka yang berada di sampingnya.

“Kasian Marsya gak dapet kepastian dari Kaka,” ucap Lonel lagi. Apa benar Lonel minta mati sekarang?

“Pulang lewat mana?”

“Apa? Lo mau nantangin gue? Ayo!” jawab Lonel sambil berkecak pinggang. Yang harus marah tuh Lonel atau Kaka sih?

“Ye lo yang mancing macan gue ngamuk. Jangan ngadi-ngadi ya mas!” jawab Kaka.

“Dih baperan amat lo kayak bencong di lampu merah deket rumah si Bos,” balas Lonel.

“Baper lah. Harga diri masalahnya!”

“Berisik tai!” Iqbaal menggebrak meja membuat kedua insan itu terdiam. Tamat riwayat kelen nak.

Iqbaal bangkit dari tempat itu dan segera berjalan keluar Wariq. Muak rasanya disana, tidak ada udara. Lebih bagus ia ke rooftop sekolah.

Kelima temannya menatap punggung Iqbaal yang sudah tidak terlihat. Kelima nya saling tatap satu sama lain, tidak mengerti apa yang Iqbaal rasakan.

****

“(Namakamu)! Lo mau ke perpustakaan?” panggil Marsya pada (Namakamu). Gadis itu terus berjalan tanpa memperdulikan Marsya yang mengejar nya.

“(Nam).” panggil Marsya kembali. (Namakamu) menoleh kearah Marsya dengan wajah yang datar.

“Gue ikut,” ucap nya kembali. (Namakamu) menganggukkan kepalanya dan segera menggandeng punggung tangan Marsya.

“(Nam). Iqbaal..” bisik Marsya saat Iqbaal berjalan sendiri. (Namakamu) memperhatikan Iqbaal yang susah di artikan, tidak biasanya ia sendiri.

Iqbaal terus berjalan. Ia menatap (Namakamu) sekilas dan membuang tatapannya ke arah depan, dengan pakaian yang keluar dari celana dan dasi di gulung pada pergelangan tangannya terutama kancing nya yang sengaja ia buka.

(Namakamu) memperhatikan langkah Iqbaal sampai ia tidak terlihat dari pandangan nya. Marsya mencolek bahu (Namakamu) dengan bahu miliknya yang membuat (Namakamu) terkesiap dan kembali berjalan.

“Biasanya kalau ketemu gue kayak ketemu idolanya. Ahh sudahlahh (Namakamu)!” gumam (Namakamu) dalam hati.

....

gajelas mon maap!✌🏻

yang baca doang mau emang bisulan? gak kasian sama gue?🥺

vote and komen!

salam sayang caca istri iqbaal.
hastag jangan sirik🙂✌🏻

BOO [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang