8

35 14 4
                                    

Angin berhembus kencang, Awan berwarna putih nampak indah di atas langit biru. Bukit bukit menjulang tinggi, Hutan rindang nan hijau terpampang jelas didepan mata.

Bulan merentangkan kedua tangan nya, ia menutup mata. Merasakan sejuk nya angin yang berhembus, Rambut nya yang ia kuncir kuda bergoyang terkena angin.

Daerah yang cocok untuk berkemah,, Tidak terlalu sunyi dan tidak terlalu menyeramkan dimalam hari. Banyak lampu berwarna warni yang tergantung indah. Ia yakin malam ini akan indah saat lampu dinyalakan.

Bulan tidak menyangka bahwa tidak hanya warga kelas nya yang berkemah, tetapi sekolah lain pun berkemah. Ck ck ck, Gak jadi kan Gue move on jadi playgirl! Kenapa coba? Cowok ganteng bertebaran disini?. Pikirnya.

Aktifitas nya terganggu akibat teriakan Bintang.

"Woy bantuin sini njer!"

"Ck, iya iya!." Jawab nya malas. Ia berjalan menuju teman temannya, berniat membantu mendirikan tenda yang tak kunjung selesai.

Bintang menengok kala Elena memanggil nya. "Apa?." Tanya nya.

"Bantuin Gue yuk, lo kan cowok ya." Ucap Elena, Bintang mengangguk lalu menoleh kearah Bulan.

"Kerjain tuh! Baperin anak orang aja kerjaan lu!." Omel nya, Bulan mengerucut kan bibir nya sebal. Ya salah sapa?, Cowok disini ganteng ganteng. Bulan mendudukan diri nya dibatang pohon yang tumbang, batang pohon itu terletak di samping tendanya.

Teman teman nya pun sama, Setelah beristirahat sembari mendengarkan intruksi dari para guru saat mereka disini. Bulan dan lainnya memasuki tenda mereka, mereka selalu berempat, tenda mereka cukup besar. Bulan merapihkan barang barang nya diikuti teman temannya.

***

Bintang membantu Elena merapihkan tenda nya. Ia melirik Elena yang sedang membantu nya. Cewek itu terus saja menatapnya.

Bintang membersihkan kedua tangan nya dengan cara mengosok gosok telapak tangan nya. Elena memasuki tenda dan membuka tasnya ia mengeluarkan sebotol air putih.

Ia memberikan nya kepada Bintang, "Untuk lo." Ucapnya. Bintang menerima botol air itu. Ia menenguk nya dan menyisakan setengah botol.

"Btw makasih." Ucap Elena lagi. Bintang mengangguk ia bangkit dan berniat pergi. Elena menahan lengan nya.

"Eh lo gak mau ngobrol ngobrol gitu sama gue?."

"Gak" Jawab Bintang singkat, Elena melepaskan lengan Bintang, membiarkan cowok itu pergi. Ia menginjak injak tanah dengan keras, meluapkan emosi nya dengan tanah.

Bintang berjalan menuju teman teman nya -Bulan, Lita, Tari, Tania, Putra, Alfin, Fajar- yang sedang mengobrol di dalam tenda Bulan.

Ia langsung masuk dengan tidak sopan nya. "Eh si star dateng." Ucap Tania. "Langsung masuk lagi, gak permisi dulu." Ucap Bulan.

"Gue mah sabodo teuing." balas Bintang dengan logat Sunda nya.

"Nyenyenye." Cibir Bulan, wah minta di jejek ni orang. Pikir Bintang. Ia menoyor kepala Bulan. "Sakit anjeng." Jawab Bulan sebal.

Putra angkat suara, "Eh kalian kek nya akrab banget si?." Tanya nya kepada Bulan dan Bintang. Yang lainnya mengangguk menyetujui pertanyaan Putra. Dari mereka berkenalan saja Bulan dan Bintang sudah akrab terlihat dengan kelakuan mereka.

Bulan membetulkan posisi duduk nya. "Maaf gue gak tau, tiba tiba aja ni orang jadi temen gue. Udah gitu sok akrab lagi sama gue." Jelas nya.

Sekali lagi Bintang menoyor kepala Bulan. Et et apa coba itu? Tidak sesuai fakta!.

"Enak aja lo! Jadi gue itu udah temenan dari kecil sama Bulan, tapi ya mau gimana ya gue gak akur sama dia. Kerjaan nya tiap hari berantem mulu." Jelas Bintang. Putra dan lainnya mengangguk.

"Eh, tapi kok Bintang gak kenal Elena?." Tanya lita.

"Ya gimana mau kenal ya, Elena itu tinggal nya dibelanda, walaupun dia ke Indonesia dan numpang dirumah gue. Dia gak pernah ketemu apalagi kenalan sama Bintang." Maklum Bintang nolep. Jelas nya panjang.

Oh kenyataan yang baru mereka ketahui. Mereka kira Bulan dan Bintang tidak akur karna sikap mereka yang saling bertolak belakang. Walaupun sama sama suka mempermainkan hati anak orang.

Semua terdiam masing masing, melamuni kehidupan masing masing hingga seseorang mengucap salam di depan tenda mereka.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam." Jawab mereka serempak. Bulan keluar tenda diikuti yang lainnya. Oh shit!, Bulan mengumpat kala melihat cowok ganteng dari sekolah lain berdiri dihadapan nya.

"Kenapa ya?." Tanya Bulan lembut, berbeda dengan sikap aslinya. Mangsa baru ahay.

"Oh nggak, cuman mau kenalan aja boleh?." Tanya laki laki berbaju biru yang sedang mengunyah permen karet. Bulan mengangguk.

"Kenalin nama gue Adrian. Biasa dipanggil Rian." Laki laki yang mengaku bernama Rian mengulurkan tangan nya. Bulan menyambut tangan Rian.

"Kenalin nama gue Bulan." Jawab nya santai. Rian dan Bulan masih berpegangan tangan, Bintang risih sungguh, Ia menghempas tangan Rian. "Awas virus." Ucapnya.

Bulan melirik tajam Bintang, Drama gue belum selesai anjir. Ucap nya dalam hati. Rian dan beberapa teman nya pamit, untuk kembali ke tenda masing masing.

***

Malam yang menyenangkan, Bulan dan yang lainnya duduk melingkari api unggun. Malam yang indah dengan lampu lampu yang bercahaya cukup terang.

Suara jangkrik dan burung menemani aktifitas mereka. Bertepuk tangan yang sekarang mereka lakukan untuk pertunjukan yang telah selesai. Untuk mengisi waktu luang mereka pak Bambang dan Bu sari mengusulkan untuk siswa siswi yang mempunyai bakat terpendam mempertunjukkan bakat mereka untuk ditonton oleh yang lain.

Bulan cukup senang, ah hidupnya bahagia sekali. Pikirnya, ia tersenyum tanpa tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang.

***

Assalamu'alaikum:)
Maaf ya semua aku up nya lama terus👉👈 Selalu setia sama cerita ini ya:)

Vote nya ya jangan lupa, biar aku makin semangat up tiap hari nya:)

Salam manis🖤

Love Is Rubbish [On Going]Where stories live. Discover now