Bab 2 - Meishia Ambehran

1 0 0
                                    

"Nyonya Ellie, bolehkah aku bertanya?"

Seorang wanita duduk dengan kaki yang bersilang, memegang sebuah buku bersampul kulit cokelat yang begitu tebal. Tangan kanannya menari-nari memegang pena bulu, yang ia pakai untuk menulis di secarik perkamen.

Wanita itu memiliki rambut cokelat tua, yang ia ikat menyerupai sekuncup bunga di belakang kepalanya. Bulu matanya terlihat sayup dan riasan wajahnya membuat kulitnya terlihat lebih bersinar. Serta gaun merahnya terlihat menutupi seluruh kursi.

Ia mengaku telah menjadi tutor selama puluhan tahun. Tetapi, dari wajahnya terlihat tidak adanya satupun keriput yang menandakan ia sudah menua. Seakan waktu berhenti ketika sang wanita berada di masa remajanya.

"Tentu, nona. Apa yang ingin Anda tanyakan?" Sang wanita memutar tubuhnya, berbalik kepada seorang gadis kecil di sebelahnya.

Meishia tentu tidak kalah cantik, ia memakai gaun putih kebiruan yang memiliki sulaman bunga cantik pada kainnya. Rambutnya yang berwarna pirang yang sangat cerah, bahkan hampir mendekati putih, ia biarkan terurai begitu elegannya dengan anyaman seperti mahkota yang dilakukan oleh pelayannya.

"Apa itu astrea?" tanya Meishia.

Meishia tersenyum manis sambil memiringkan wajahnya. Seolah ia sedang berpikir, gadis itu menaruh jari telunjuknya di bawah dagu, memandangi Nyonya Ellie dengan mata yang berbinar, mata yang haus akan pengetahuan.

"Astrea ... bagaimana saya memulainya, ya?" Nyonya Ellie menutup buku tebal yang terbuka sebelumnya, lalu menaruh pena bulu pada tempatnya, dan ia berhenti menulis.

"Astrea adalah iblis yang membenci umat manusia," lanjutnya. Wanita itu tersenyum, bercerita dengan nada seakan sedang mendongeng kepada anak kecil.

"Eh? Mengapa mereka membenci kita?" tanya Meishia kembali.

"Karena mereka iri kepada kita," jawab Nyonya Ellie.

Perkataan yang sulit dicerna, Meishia memandang Nyonya Ellie. Tentu, ia berharap mendapat perkataan yang lebih, tapi Nyonya Ellie berhenti hanya sampai di situ. Apa yang Nyonya Ellie maksud dengan perkataan itu?

"Apa maksudnya, Nyonya Ellie?" Jika kau tidak tahu, maka kau hanya perlu bertanya, bukan? Namun ... ketika ia bertanya lebih, Nyonya Ellie berdiam.

Wanita itu kembali beralih kepada perkamen di atas mejanya, mengambil kembali pena bulu dan mencelupkannya pada tinta, sebelum sang wanita kembali menulis.

Keadaan menjadi hening, hanya gesekan pena dengan perkamen yang terdengar begitu nyaring, membuat keadaan begitu canggung. Meishia menunduk sambil memainkan lengannya. Gadis itu terus menunggu tanggapan dari sang wanita, namun tak kunjung datang.

Seketika, gerakan dari tangan sang wanita terhenti, dan ia menaruh kembali pena bulu itu ke tempatnya. Wanita itu kembali memperhatikan Meishia.

"Apa Anda pernah melihat astrea, nona?" tanya Nyonya Ellie.

Melihat astrea...

Mendadak saja tubuhnya gemetar ketika mengingat memori itu. Tanpa Meishia sadari, ketika ditanya seperti itu, ia langsung memikirkan kejadian lima tahun yang lalu. Saat ia kehilangan Ishio.

Meishia melihatnya ... bagaimana makhluk-makhluk itu membuat malam yang sudah gelap, kembali bertambah gelap. Bagaimana mereka meneror orang-orang, membuat api yang membakar desanya.

"Ya..." katanya lirih. Sesuatu mengalir pada pipinya ... basah. Sesuatu yang basah dan dingin. Ia tak berusaha mengelapnya dan membiarkannya mengalir begitu saja.

Legenda Armea: Meishia - Kengerian AstreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang