"Kehilangan yang paling menyakitkan adalah Kematian,
Tidak perduli seberapa besar kau merindukannya, Ia tidak akan pernah kembali"
***
"Terlalu sibuk berharap hingga melupakan kenyataan terburuk yang terjadi, adalah kesalahan tak termaafkan"
"Aku pernah membenci langit, hanya karena Ia menggelap tanpa jejak"
"Aku juga pernah membenci seseorang, layaknya manusia tak membutuhkan tuhan, aku hilang keseimbangangan dan hidup tanpa tujuan"
"Tuhan memang tak pernah menghukum hambanya, tapi aku yakin Ia menyesal telah menghadirkan ku di dunia-Nya"
***
"Apa kau tahu mengapa daun tidak pernah membenci angin? Padahal Ia tahu jika angin adalah penyebab dirinya terjatuh, terbang dan berakhir dibawah pijakan" gadis yang tengah berbaring diatas kasur itu perlahan menoleh, sengaja terdiam lama agar bisa dengan puas menatap gadis yang juga tengah berbaring disampingnya.
"Memangnya kenapa?" cicitnya kemudian.
Lawan bicaranya terlihat menghela nafas perlahan "Karena Ia tahu makna dari sebuah kata takdir"
Tangan yang baru saja terangkat untuk mengusap lembut kepala gadis disampingnya sontak terhenti dan berakhir dengan kembali ketempat semula.
"Di dunia ini, semua hal berjalan mengikuti takdir. Daun terjatuh, air mengalir, kebahagiaan, kesedihan kemudian ada pertemuan dan perpisahan. Mereka ada karena takdir telah menghadirkannya, begitupun dengan kita" Jessica menoleh kearah gadis yang sejak tadi terdiam mendengarkan.
"Kau dan aku dipertemukan dengan sebuah akhir yang telah direncanakan oleh tuhan melalui takdir, entah itu sebuah kebahagiaan, kesedihan ataupun sebuah perpisahan" Taeyeon segera menoleh, menatap lekat kedua mata gadis disampingnya hingga kemudian menggeleng pelan.
"Sica.."
"Aku tidak perduli dengan apa yang akan terjadi nanti. Aku hanya berharap, kita akan selalu siap dengan akhir terburuknya"
Semilir angin kian ikut serta menghembusakan sepenggal ingatan yang masih tertinggal.
Jari jemari lentik itu kini terlihat meraba pinggiran kasur, mengusapnya pelan dan dengan perlahan ikut membaringkan tubuh ringkihnya. Badannya terhampas seolah bebannya ikut terlepas, kedua matanya ikut terpejam, merasakan sebuah kehampaan disetiap tarikan nafasnya.
"Harapanmu tidak Tuhan kabulkan, Sica. Ia menciptakan akhir yang tidak aku persiapkan sama sekali"
***
"Kau harus menjaga Soojung untuk ku"
Taeyeon menggeleng "Tidak mau, dia sangat merepotkan" ucapan pelan itu membuat sang pemilik nama menoleh kasar.
"Memangnya siapa yang mau dijaga olehmu? kau bahkan sangat menyebalkan" Krystal melipat tangannya dengan kesal.
YOU ARE READING
Hate My Self
FanfictionKarena pergi tak selalu diiringi dengan pamit, maka hargailah setiap detik
