Apa kabar, pembaca setia mba anisa,,,, sehat kan ya???
"Sebelum nya, saya ucapkan terima kasih pada seluruh pengurus, juga Ning Anisa malikal Jannah Zakarya Ibrahim, terimakasih, sdah mewarnai hidup ku, juga dunia ku." Ucap Gus Zaki, menghadap intens ke arah ku.
Aku dengan Gus Zaki memang berjarak jauh, Gus Zaki berada di depan pintu, sedangkan aku berada di dampar yang paling ujung.
tentu langsung mengundang perhatian semua pengurus yang ada disini.
Dasarnya mereka nge-fans banget sama Gus Zaki, eeh, Gus Zaki malah buat mereka tambah meleleh,. Tapi tidak dengan aku, aku malah kaget, juga bingung. " Mungkin itu hanya sandiwara, agar semua terkesan baik-baik saja" batin ku dalam hati,
"tapi saya akan menanggapi hasil rapat yang saya dengar tadi, sebenarnya sedari tadi saya ada di depan, berhubung semua pengurus putri,jadi saya di luar saja,. Boleh saya lihat notulensi nya?" Tutur Gus Zaki,dengan mengahadap ku, dingin.
Aku langsung mendekat,ke arah beliau untuk memberikan buku ku, dan ku bukakan di halaman di mana tertulis jelas hasil rapat atau notulensi kali ini.
Saat aku ingin pergi ke tempat semula ku, setelah aku memberikan buku notulensi itu, dengan sigap dia pegang tanganku.
Ku tatap manik matanya, mencoba mencari kejelasan, apa yang dia inginkan, ?.
"Stay here" ucapnya kemudian.
Dengan jantung yang berdetak di atas rata-rata, aku mengindahkan perintahnya,.
"Secara keseluruhan saya setuju, dengan hasil rapat ini, tapi di poin pertama, tentang apresiasi terhadap santri?, Sebagai pimpinan redaksi tim jurnalistik saya setuju untuk meliput,dan memasukkan topik nya ke dalam bulletin maupun majalah," jelas kyai muda berkharismatik ini,.
"Namun, untuk penghargaan nya?" Lanjut nya lagi dengan menggantung kan kata .
Dan menghadap ke arah ku, sembari mengangkat alis nya, seakan pertanda, pertanyaan itu di tujukan pada ku.
"Maaf sebelumnya mas, jadi itu kaitannya dengan finansial, jadi saya harus konsultasi kan terlebih dahulu pada umi" jelas ku dengan suara gemetar, berusaha mengimbangi drama ini.
"Konsultasi pada umi? Kenapa? Cepat atau lambat,kamu yang akan menjadi umi kan,?" Pertanyaan yang disusul pernyataan itu membuat aku sedikit bingung, juga terkejut.
Walaupun Gus Zaki sedikit melirihkan suaranya,tapi sangat terlihat para pengurus juga mendengar itu.
Aku sadar, sepenuhnya tentang itu, tapi sepertinya kau blom siap untuk itu.
"Okey, saya putuskan, tapi saya pertimbangkan dlu, nanti hasil pertimbangan saya share ke mbak ketua, untuk kemudian di share ke pengutang lain." Jawabku dengan suara tertahan,
Sepertinya suaraku enggan untuk keluar dari tenggorokan ku.
"Okey, nanti di ingat kan nggeh mbak, siapa tau Ning nya lupa" titah Gus Zaki pada mbak pengurus itu.
"Boleh kembali" jelasnya lagi, sembari mengembalikan buku notulensi ku.
Semua pengurus mulai berjalan, juga dengan ku. Terasa kantuk sekali rasanya. Sdah nggak sabar pengen tidur qoilulah
Qailulah adalah, tidur di tengah siang, ketika matahari condong ke barat (waktu duhur)atau menjelang sebelum atau sesudahnya.
Al ‘Aini juga menyatakan,
القيلولة معناها النوم في الظهيرة
Qailulah maknanya tidur di rentang waktu sholat duhur (pen, dari condong ke barat / Zawal, sampai ashar).

YOU ARE READING
Aku, Wanitanya Gus
FanfictionBerisi tentang santri putri yang di remeni oleh umi nya, dan akan di jodohkan dengan putra pertamanya, padahal santri putri ini, diam-diam di cintai oleh putra kedua umi. apa yang terjadi selanjutnya, simak kisah-kisah nya.