누구 : Is that You?

692 59 5
                                    

Kau tebak dulu apa yang Hyung gambar ini. Kalau kau bisa menjawabnya, aku akan kabulkan satu apa yang kau inginkan. Eotthe?

"Jay ayolah. Kau pucat." Ucap Sunghoon. "Eoh? Kau lapar? Ayo ke toserba." Ajaknya.

"Ne, geurae." Jay mendesah lalu pergi dari kelasnya.

"Jay, aku sudah pilih makananku. Kau pilihlah aku menunggu diluar," Sunghoon menepuk bahu Jay lalu melengos pergi ke kasir.

Jay mengambil beberapa bungkus chips stick dan memeluknya seperti boneka Teddy. Hmm ia berhenti sejenak, "Tidak-tidak," ia menggeleng dan menaruh kembali chips stick nya. Ia memutuskan berjalan melihat-lihat hal menarik lainnya di toserba.

Tok tok
Jay melihat Sunghoon mengetok dinding kaca toserba, menyuruhnya bergerak lebih cepat. Jay tidak peduli ia kembali fokus memilih makanan yang akan dimakannya.

Telunjuknya tidak jarang menyangkut di bibirnya. Apa sih yang ada di pikirannya saat ini? Gw pun ga ngerti wkwk

"Hmm, kalau chips stick itu... Tidak. Aku tidak akan kenyang. Ahh roti!" Tepat sekali di depan matanya terdapat roti almond. Lagi-lagi ia berhenti sejenak, lalu menggeleng. "Aku akan semakin tembam."

Jay kembali meneliti produk makanan di toserba itu. Ia berjalan melewati lorong permen. Mata elangnya menangkap sesosok pria berusaha menyentuh bagian belakang seorang siswi.

Jay tidak bisa tinggal diam. Baru saja Jay akan berlari menghentikan perbuatan pria itu, Sunghoon datang menghampiri Jay.

"Kau tau, sudah 30 menit aku berdiri diluar. Kau mengecek setiap bungkus mereka dan melihat apa komposisinya, eoh? Chamm!" Sunghoon hampir saja frustrasi.

Jay segera menarik lengan Sunghoon ke lorong lain yang berisi snack. "Sunghoon, baru saja aku melihatnya." Ucap Jay yang hampir seperti bisikan.

"Apa yang kau ucapkan? Kau melihat apa?"

"Siswa itu. Kau tau kan saat ini seisi sekolah kacau karena pelecehan. Aku melihat siswa tinggi itu akan melakukannya pada perempuan di belakang dia." Balas Jay.

"Jay, lebih baik ayo keluar dahulu." Sunghoon melihat keadaan sekitar. "Dan... Bayarlah ini ke kasir." Sunghoon menyambar chips jagung didepannya dan melemparnya pada Jay.

"Aku tidak percaya aku berteman dengan orang seperti itu, Cham." Umpatnya lalu menyambar chips lain dengan rasa berbeda.

Ia selesai membayar chips nya ke kasir dan melihat siswa tinggi itu masih disana. "Paman! Ada banyak lalat disana! Tolong pasang perangkap buat serangga pengganggu itu!" Ucap Jay lantang di tengah pintu masuk toserba.

________

"Aku tidak habis pikir, buat apa orang-orang menempelkan permen karet ke meja-meja itu?"ceracau Haera pada teman-temannya.

Slruppp "Apa susahnya buat berjalan ke tempat sampah dan melemparkannya kesana?" Lanjutnya setelah menyeruput ramen pedas level 31 spesial yang hanya dibuatkan untuknya saja.

Sujin menatapnya lengah. "Ya! Perlahan makannya. Kau bisa tersedak!" Sujin mengelap bibir Haera yang belepotan kuah merah ramen dengan sarkastik.

Yoo Shin menaruh potongan mentimun ke mangkuknya. "Kau kan yang tiba-tiba mengejarnya seperti itu. Jadi itu salahmu sendiri. Justru kau harusnya bersyukur, kau tidak disuruh untuk menggosok toilet di semua lantai, eoh?"

"Ya, apa Jay setampan itu? Dia cukup terkenal di sekolah karena ketampanannya," tanya Bora.

Haera menoleh dengan cepat menuju temannya itu. "Tampan? Chih!" Decihnya. "Bahkan ketampanannya akan kalah dengan sikapnya yang selalu bertindak seenak jidatnya yang selebar lapangan bola itu." maki Haera lalu kembali menyeruput ramen yang lumayan panjang sehingga ia harus menahan rambutnya agar tidak termakan.

Sujin dan Yoo Shin membulatkan kedua matanya. Melihat siapa yang baru saja datang menghampiri mereka berempat.

Haera yang tidak sadar akan apapun terus saja menyerocos memaki seseorang yang tengah berdiri dibelakang kursi Haera dan sudah bersiap menghabisi seseorang.

"JaYadong! Ya benar. Julukan itu benar-benar cocok bukan, eoh?" Mata Haera menatap kedua teman di depannya, tapi mulutnya tidak berhenti untuk menyeruput mie ramen itu.

Slruppp
"Wae? Kalian tidak jawab? Aaaahhh mataku! Mataku terciprat kuah ramen! Teman-teman, kalian dimana? Aku BUTA! AKU BUTAA!" Haera membuat keributan di kantin hanya karena terciprat kuah ramen saat menyeruput tadi.

Haera menutup kedua matanya yang tidak berhenti mengeluarkan air mata. "Heyy! Apa ada orang disini?!" Ia menangis membuat seisi kantin hening. "Huwee, mataku panas!" Haera mencoba berdiri dari bangkunya namun tangannya tidak bisa tenang, ia menjatuhkan gelas dan mangkuk di meja dalam sekali tebasan.

"Teman-teman! Kalian bisa dengar aku? Yaa!" Haera semakin menangis lebih kencang mencoba meraba-raba jalan menuju wastafel. Keadaannya semakin kacau.

Penampakan Haera sudah tidak bisa dibilang normal. Rambut panjangnya sungguh berantakan karena air matanya membasahi sebagian rambut panjang itu dan juga seragamnya. Tidak bisa dikatakan putih lagi setelah tertumpah kuah merah ramen.

Jay sejak tadi masih tenang dengan berdiri bersandar di dinding dekat kursi Haera tadi.

Semua siswa di kantin hanya diam. Dan sekarang mereka mulai mengeluarkan ponsel mereka. Apalagi? Mereka akan membuat meme dan stiker bodoh menggunakan foto penampakan Haera saat ini.

Jay juga memiliki hati. Tidak tega juga ia melihat gadis itu dipermalukan seperti itu.

_____
Haera POV

Aku masih berusaha meraih benda apapun itu untuk kujadikan topangan. Tiba-tiba sesuatu menyasar ke kepalaku dan wajahku tertutup oleh benda itu. Aku ditarik oleh seseorang dibelakang ku dan tubuhku dibaliknya dengan cepat.

"Ya! Ya! Siapa kau? Jangan permainkan aku! Tunjukkan suaramu!" Aku memberontak. Namun nihil.

Orang itu malah memelukku dengan kencang agar aku tidak membuat kerusuhan. Orang itu menggendongku dengan paksa. Aku berada pada posisi kepalaku menghadap ke lantai dan rasanya aku seperti digantung di atas tungku panci berisi kubis dan wortel.

Aku kembali memberontak. Orang itu lantas menuruniku. Aku membuka penghalang yang sejak tadi menghalangi wajahku dan kali ini kesabaranku habis!!!

"Yak! Kau gila?!!" Teriakku sehingga mungkin seisi sekolah bisa mendengarnya.

Wajahku tiba-tiba diguyur air dari depan dengan amat keras sehingga rasanya aku ditampar oleh jutaan ikan yang menggelepar.

Orang itu meraih tanganku dan memberiku sebotol air. Aku mengucek kedua mataku sehingga samar-samar aku kembali melihat cahaya dari luar.

"Siapa kau?! Keluarlah?!" Kesabaran ku sudah diambang batas.

Yaishh beraninya...
Aku berhenti mengumpat setelah melihat botol air di tanganku.

Aku terdiam cukup lama.
-
-
-
-
Aku masih terdiam menatap botol ditanganku itu.
-
-
Tak kusangka. Senyum apa ini? Aku bisa-bisanya tersenyum pada saat seperti ini.

OW SHIT




TBC

Ohh iya, yorobun vote yak janlup wkwk. Makasihh

༺ Bang's School ༻(ENHYPEN Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang