✨07✨

4.8K 554 100
                                    

"Jantung Ibran sudah rusak parah dan untuk bertahan beberapa bulan saja akan cukup sulit baginya. Kami sudah menaruh nama Ibran di daftar tunggu tranplantasi jantung, tetapi karena ada beberapa pasien yang keadaannya sama dengan Ibran atau bahkan lebih buruk, jadi kemungkinan Ibran mendapatkan donor jantung dalam waktu dekat sangatlah kecil. Kami akan berusaha sebaik mungkin. Saya percaya Ibran adalah anak yang kuat."

Perkataan dokter mengenai kondisi Ibran tadi malam membuat banyak insan yang menunggu kabar baik tampak lusuh hari ini. Jangan tanya seberapa banyak mereka menangis, bahkan meski Ibran sudah keluar dari ICU tak ada kelegaan yang menghampiri mereka.

Mereka tidak tahu apakah Ibran akan kembali membuka matanya atau tidak. Setidaknya ia harus berpamitan 'kan, kalau ingin pergi? Pemuda yang selama ini selalu bisa menyembunyikan rasa sakitnya itu akhirnya tumbang. Dan kini tengah berada dekat sekali dengan gerbang kematian. Banyak yang kesal karena tidak peka terhadap Ibran yang lebih banyak diam dua hari terakhir, bahkan saat cowok itu memilih tidak masuk sekolah dengan alasan tidak enak badan, tidak ada yang curiga. Sekarang mereka tahu, Ibran sakit. Cowok itu sakit dan hanya diam.

Alka selaku satu-satunya sahabat yang Ibran punya, merasa benar-benar gagal. Ia harusnya sadar mengapa Ibran menolak untuk menginap di rumahnya. Ia harusnya sadar mengapa Ibran selalu menolak telponnya dan memilih saling bertukar pesan saja. Ditambah dengan banyaknya masalah yang ia hadapi, seharusnya Alka tahu kalau Ibran sungguh tidak baik-baik saja. Namun, sampai kemarin Ibran berbicara blak-blakan soal keinginannya untuk mati, Alka baru paham kalau Ibran sudah benar-benar lelah.

Sekarang semua orang terdekat Ibran dihantui oleh rasa takut. Anta yang selama beberapa hari ini tidak berhubungan dengan Ibran, langsung meluncur ke rumah sakit begitu diberi kabar bahwa Ibran drop dan harua dirawat di ICU. Lelaki itu menangisi Ibran untuk kesekian kali. Matanya bengkak di pagi hari, sampai menyaingi mata Ara yang notabene adalah ibu dari cowok itu. Di saat seperti ini Anta menyalahkan diri sendiri, semata-mata hanya untuk membuat dirinya lebih baik. Karena ia tidak tahu harus menyalahkan siapa atas tumbangnya Ibran kali ini.

Menikah adalah hal yang sangat Anta benci sampai saat ini. Sudah hampir 24 jam Ibran berada di rumah sakit dan baru setengah hari Anta di sini. Namun, ponsel lelaki itu sudah mendapat banyak sekali panggilan masuk. Semuanya tak dijawab oleh Anta. Dari pihak Ara dan Vincent memang hanya memberitahu Anta soal keadaan Ibran. Mereka pikir Galaksi hanya akan membuat keadaan Ibran semakin buruk jika diberi tahu. Oleh karena itu, kini di ruangan Ibran hanya diisi oleh tiga orang. Sudah termasuk dengan Anta.

Ara tertidur di sisi Vincent dengan mata yang bengkak. Sama seperti yang lain, sepasang suami istri itu juga menyalahkan diri mereka atas kejadian kemarin. Kalau saja mereka tidak bertengkar pagi itu, mungkin Ibran akan berangkat lebih lama dan aman dari kecelakaan itu. Mereka juga merasa kurang perhatian sebagai orang yang paling dekat dengan Ibran dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan cowok itu.

Waktu terus berjalan tanpa henti. Ibran masih terbaring di sana. Dan Valen yang selalu dibelanya belum pernah datang ke sana barang sekali saja. Vincent tidak peduli dengan cowok itu. Lelaki itu bahkan tidak pulang ke rumah selama berhari-hari. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara agar Ibran bisa segera sadar dan kembali menjadi seperti Ibran yang biasanya. Sungguh, mereka benar-benar ingin Ibran tetap berada di sisi mereka. Dan mereka akan berjanji untuk tidak membuatnya kesulitan lagi.

Sampai tiga hari benar-benar berlalu, di pagi yang kelabu itu garis yang menunjukkan denyut jantung Ibran bergerak tak beraturan disertain dengan bunyi nyaring yang memekakkan telinga. Para dokter langsung berlarian ke ruangan Ibran dan memberi pertolongan. Mereka membutuhkan waktu cukup lama sampai garis-garis itu menunjukkan grafik yang mereka inginkan. Dengan keringat yang membasahi dahinya, dokter penanggung jawab Ibran mundur selangkah.

Pathetic 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang