-S2-7-

47.9K 4.2K 140
                                    

Acara khitan Abizar dipersiapkan dengan penuh dadakan, usai meminta pertimbangan dari Ibu mertuaku, Om Adi dan Bapakku, Mas Hafiz segera memintaku untuk membuat list apa saja yang perlu disiapkan dan tentunya menyesuaikan budget kami. Karena sangat mendadak jadi kami kurang mempersiapkan keuangan juga, tapi aku percaya Mas Hafiz pun bisa handle keuangan untuk ini, nggak tau dapatnya dari mana yang pasti itu uang benar benar uang halal.

"Nggak melebihi budget kita kan, Ki?" Tanya Mas Hafiz bergabung dengan ku di ruang tengah yang sedang mencatat keperluan apa saja yang perlu disiapkan

"Insya Allah nggak Mas. Hmm tetap saja kita perlu uang jaga-jaga, kalau ada keperluan mendadak."

"Berapa?"

"Satu juta? Satu setengah atau dua ?"

"Satu setengah." Jawab Mas Hafiz

"Hmm- uangnya ada ? Atau kita ambil tabungan aja?" Tanya ku pasalnya, semua biaya ini bukan dengan tabungan bersama kami namun dengan tabungan Mas Hafiz sendiri

"Jangan. Tabungan itu jangan di pakai apa-apa."

"Oke, Mas mau makan dulu? Anak-anak mana?"

"Nanti aja sekalian habis magrib. Diajak Bagus ke rumah, Najwa diiming - iming es krim. Udah selesai itu?"

"Udah. Udah semua kayaknya, nanti coba aku tanya Ibu lagi." Jawab ku menutup buku agenda yang aku gunakan untuk membuat daftar tadi

"Tadi Bang Agam telepon kok nggak dijawab, Mas?" Tanya ku mengingat tadi waktu Mas Hafiz baru pulang kerja dapat telepon dari Bang Agam, pamannya Abizar namun diabaikan bahkan sampai menelepon berkali-kali, namun Mas Hafiz tetap mengabaikan bahkan dia sampai men-silenponselnya

"Nggak ada apa-apa."

"Bahkan sampai berkali-kali lho, teleponnya."

"Dibilang gapapa, ya gapapa." Jawab Mas Hafiz sedikit kesal, emang salah ya kalau aku tanya? Kenapa aku ngrasa ada yang nggak beres sih.

"Hmm, oke. Aku mau jemput anak-anak dulu, udah hampir magrib." Kata ku lalu meninggalkan dia yang masih duduk di sofa, tanpa menjawab ku, dari pada ribut mending aku pergi dulu kan walaupun aku penasaran ada apa sebenarnya

______

Setelah menemani Abizar belajar aku dan Ibu mulai membahas acara untuk khitanan Abizar sembari menemani anak-anak main di ruang tengah, Mas Hafiz sejak pulang dari masjid tadi berdiam diri di kamar dan aku tidak tahu dia ngapain, yang pasti aku bisa tebak suasana hatinya lagi nggak baik makanya aku nggak mau deketin dia dulu, takut kalau disemprot lagi.

"Besok masak apa ya Bu?"

"Tadi di kasih Tante mu kentang i Nduk, enaknya dimasak apa?"

"Di sambal goreng ati gimana? Besok tinggal cari wortel sama ati? Sekalian buat sayurnya Najwa juga." Usul ku ke Ibu

"Ya gapapa udah lama juga nggak masak sambal goreng ati." Jawab Ibu, lalu ku lihat Mas Hafiz turun tangga memakai baju putih dibalut dengan jaket jeansnya dan bawahan celana jeans, serta tas kecil yang melingkar di pinggangnya.

"Ayah mau kemana?" Tanya Abi yang sedari tadi juga memperhatikan Ayahnya

"Mau ke GOR Mas, ada pertandingan malam ini."

"Pak Dhe main yah?" Tanya Abi, oiya semenjak ada Najwa dia ikut-ikutan panggil Mas Bima Pak Dhe padahal udah di tolak mentah-mentah sama Mas Bima tapi Abi nurut sama aku kalau manggil Pak Dhe Bima sama Bu Dhe Nada, suka aja gitu lihat ekspresi mereka kalau dipanggil Pak Dhe Bu Dhe, xixixi

Unexpected Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang