5.🐈🐈🐈🐈🐈

6.3K 658 53
                                    

Pukul tiga pagi Namjoon dikagetkan dengan hilangnya sosok manis yang beberapa jam lalu berbaring di sampingnya, sekarang entah di mana. Karena panik, Namjoon buru-buru bangkit dan menyalakan lampu utama kamar hingga terang benderang.

"Astaga ... Seokjin." Namjoon menghela napas ketika melihat kucing dalam wujud manusia itu berbaring di sofa sambil memeluk boneka panda.

Oke, Namjoon memang belum terbiasa dengan kebiasaan Seokjin yang tidurnya tidak bisa anteng. Dia bisa tiba-tiba pindah ke mana saja, dan itu agak menakutkan. Seokjin juga sepertinya suka tidur sambil memeluk sesuatu hingga tidurnya lelap, dan Namjoon yang tidak biasa dengan tidur bersama orang lain sedikit sulit membiarkan tubuhnya dipeluk atau memeluk makhluk itu.

Jadi Seokjin seperti mencari hal lain untuk bisa dipeluk, seperti boneka misalnya.

"Hey, pindah, yuk?" Namjoon berjalan pelan ke arah sofa, lalu mengangkat tubuh berat itu dan ia pindahkan lagi ke ranjang.

Namjoon berbaring di sampingnya perlahan, lalu melepaskan pelukan Seokjin pada boneka pandanya dengan hati-hati dan ia ganti dengan melingkarkan tangannya di sekitar pinggangnya Seokjin sampai kucing itu tenggelam dalam pelukan hangat.

Well, rasanya tidak buruk juga. Mungkin Namjoon harus membiasakan diri untuk memeluk Seokjin saat tidur agar kucingnya itu tidak tidur sambil berjalan lagi, kasihan.

Esoknya Namjoon terbangun karena rasa geli dan lembab di wajahnya, ketika membuka mata ia dihadiahi mata bulat jernih dan juga eongan lucu, kemudian pipinya dijilati lagi.

"Pagi, sayang," sapa Namjoon sambil mengangkat tubuh kucing berbulu putih itu agar turun dari atas dadanya.

"Miaw!"

Ini sudah pagi jadi Seokjin pasti berubah jadi kucing lagi. Namjoon bangkit sambil menggendong kucingnya dan dia bawa keluar kamar.

Saat sampai di dapur Namjoon meletakkan kucingnya di atas meja dan diam sambil menggaruk tengkuknya, "Untung kamu kalau pagi jadi kucing, jadi gak bingung buat sarapan."

Namjoon ini buruk sekali dalam memasak, dia bahkan hampir tidak pernah menyentuh dapurnya sendiri karena tidak bisa memasak. Namjoon terbiasa sarapan di kantin tempat kerjanya, jadi saat ini Namjoon hanya membuatkan Seokjin susu dan juga semangkuk makanan kucing yang sudah dia stok di lemari.

"Ini, abisin, ya?"

Selagi menunggu Seokjin selesai dengan makanananya, Namjoon pergi mandi dan bersiap untuk pergi ke laboratorium. Dia tidak berlama-lama karena takut Seokjin ribut mencarinya, lima belas menit cukup untuk mandi, ditambah lima menit lagi untuk bersiap-siap.

Ketika selesai dengan penampilannya, Namjoon mendengar suara eongan dari pintu kamarnya yang ia tutup, "miaw!!"

Seokjin mengeong sambil mencakar-cakar pintu, sepertinya tahu jika Namjoon memang ada di kamarnya. Namjoon lekas menyimpan sisirnya di meja rias, lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya. Seokjin langsung melompat masuk dan mendusalkan kepalanya di kaki Namjoon.

Namjoon tersenyum sambil mengangkat kucing itu dan ia dekap lembut di dadanya. "Seokjin ikut ke laboratorium, ya? Nanti mandinya agak siangan di sana aja, nanti main sama kucingnya Kris juga."

Kemudian Seokjin dia masukan ke dalam pet cargo, dan dia bawa untuk keluar dari kamarnya. Sebelum berangkat, Namjoon sempatkan untuk membereskan bekas makan Seokjin, untuknya Seokjin tipe kucing yang makannya tenang, jadi tidak berantakan di meja.

Pintar sekali, Namjoon bangga.

"Kita berangkat!" Namjoon menenteng pet cargonya lalu keluar dari apartemen dan meluncur ke laboratorium menggunakan mobilnya.

The MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang