013 | Back Street I

195 128 137
                                    


"For all students of Senior high school Lutcher Academy, our midterm tests will be hold on March 12-16. Take your card test on your homeroom teacher. Prepare yourself for this test, and Good luck."

Begitulah sepenggal pengumuman yang diumumkan pagi hari ini. Tak terasa waktu ujian sekolah hanya tinggal 3 hari lagi, murid-murid sangat terkejut dengan pengumuman yang di umumkan tiga hari sebelum menjelang ujian. Begitupun dengan Rachel dan teman-temannya.

Rachel bukanlah tipe murid yang bisa menerapkan 'Sistem Kebut Semalam' alias SKS, karenanya Rachel pun mulai belajar sedikit demi sedikit dari sekarang. Setiap harinya sebelum tidur, Rachel menghabiskan 1 jam waktunya untuk mengulang kembali pelajaran yang pernah Rachel pelajari.

Tidak lupa dengan melatih teori yang telah Rachel kuasai dengan mengerjakan latihan soal. Rachel juga meletakkan rumus-rumus yang sulit untuk Rachel hapal di tempat yang sering ia lihat. Ini merupakan cara kilatnya menghapal seluruh rumus itu.

Rachel, Hanna dan Helen mengikuti kegiatan ekstra lainnya seperti les di tempat bimbingan belajar. Tapi akhir-akhir ini Rachel sering ikut belajar bersama Velten, sang pemegang juara satu.

Awalnya Rachel tidak percaya pada apa yang di katakan Hanna, tapi saat dia mulai memerhatikan kehidupan The Trouble Maker yang merupakan gengnya Velten, Rachel mulai memahami kalau ternyata mereka itu adalah geng berandalan kelas kakap dengan setiap anggota yang memiliki IQ di atas rata-rata. Begitupun dengan kepintaran Mika, yang sedang mencoba memacu peringkat atas yang hanya di huni oleh geng nya, The Trouble Maker.

Sebenarnya Rachel malu, untuk meminta tolong pada Velten. Tapi, saat Rachel menyadari bahwa Velten kelihatannya adalah lelaki yang ramah, maka dari itu Rachel mendekati Velten untuk belajar banyak darinya.

Ya, memang Rachel akui kalau Velten memiliki ilmu lebih banyak darinya, seakan akhir-akhir ini ia merupakan guru les pribadi Rachel.

Rachel harap, ujian ini nantinya akan memberikannya hasil yang maksimal, dengan Rachel yang sudah mati-matian belajar secara penuh.

════ ⋆★⋆ ════

21.15 o'clock at room 035

Sebuah ruangan besar bernuansa coklat susu menyambut indra penglihatan Rachel. Rachel tampak segan untuk memasukinya karena jujur, ini kali pertama bagi seorang Rachel memasuki kamar laki-laki selain kamar adiknya.

"Ah, kamu sudah datang," sambut Velten yang sedang terduduk dengan setelan kemeja hitam, dan duduk sembari menyenderkan punggung di ujung sofa—dengan satu tangan memegang buku pelajaran.

Rachel mengangguk, kemudian duduk di hadapan Velten. Velten meluruskan gaya duduknya menghadap kearah Rachel. "Kamu tidak memiliki teman kamar?" tanya Rachel sembari menghilangkan kecanggungan.

"Aku memiliki teman kamar kok, hanya saja mereka sedang tidak berada di sini. Makanya aku ajak kamu kesini, biar kita fokus belajar."

"Oh, begitu."

"Baiklah, rumus kemarin apa kamu sudah menghafalkannya?" tanya Velten sembari pergi kearah kulkas kecil di samping rak buku nya.

"Sudah, apakah kamu mau mendengarkannya?"

Velten mengangguk sambil menaruh dua kaleng cola diatas meja, Rachel mulai menyetorkan hafalan rumusnya pada Velten, sambil sekali-kali Velten menganggukkan kepalanya pada setoran Rachel yang tampak lancar.

Cuz You're My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang