[04] Senyuman

68 15 29
                                    

***

Senyummu menular kepadaku, sederhana namun membuatku luluh dan terpaku.

***

"Butuh bantuan, ya?"

Ruby menoleh, ia memperhatikan cowok itu dari atas sampai bawah.

"Nggak usah, Kak. Aku bisa sendiri, kok." Jawaban Ruby, membuat cowok itu tersenyum. Bagaimana tidak, sedari tadi ia sudah memperhatikan gadis itu. Yang tak bisa menggapai buku di rak teratas. Sekarang justru, berpura-pura berkata bisa. Lucu. Itu yang cowok itu liat dari sosok Ruby. Selain itu, gadis itu terlihat polos dan lugu. Membuat cowok itu tertarik untuk terus mengobrol dengan Ruby.

"Nggak usah bohong, dikira gue nggak tau lo nggak sampai ambil Novel itu? Sini biar gue ambilin," kata cowok itu, lalu mengambil Novel yang diincar oleh Ruby.

Setelah mendapatkannya, cowok itu langsung menyerahkan kepada Ruby. "Nih... Kayaknya lo tipe yang nggak mau ngerepotin orang lain, kan?"

Ruby mengangguk,"Teri—"

"Nggak usah bilang makasih, gue cuma nolong orang yang membutuhkan. Gue Ryan... Lo?" kata cowok itu, yang ternyata bernama Aryan.

"Ruby, Kak." Sembari tersenyum, Ruby sekarang terlihat manis menurut cowok di depannya itu.

"Salam kenal, sepertinya kita bakalan sering ketemu, Ruby. See u...." Ryan melambaikan tangan ke arah Ruby, lalu pergi.

***

Ruby kembali ke tempat di mana Abyan sekarang sudah tertidur. Ia harus membiasakan diri melihat kelakuan cowok itu yang berbeda dengan yang lain.

Gadis itu perlahan membuka lembar demi lembar Novel yang ia baca. Senyumnya muncul saat membaca adegan di dalam cerita itu, sampai ia mengetahui Abyan sudah terbangun dan memperhatikannya.

"Ternyata lo suka baca Novel, pengen kisah hidup lo kayak cerita Novel, ya? Tapi, sayangnya hidup nggak semanis yang diceritakan di sana." Abyan bangkit dari duduknya, membuat Ruby bingung.

"Bel udah bunyi, lo mau telat masuk? Terlalu asik dalam dunia khayalan, ya? Ngarep nggak apa-apa,tapi harus tau resikonya. Ayo.... " kata Abyan, sedikit tersenyum. Membuat Ruby tertular senyuman cowok itu, entah karena apa. Yang jelas, gadis itu merasa senyuman Abyan penuh makna.

Ruby mengangguk, mengikuti Abyan yang berjalan keluar dari perpustakaan.

"Perlu gue anter ke kelas nggak?" tanya Abyan, Ruby yang mendengar perkataan cowok itu mengerutkan keningnya.

"Nggak usah, Kak. Aku bisa sendiri," jawab Ruby, mendengar itu Abyan menatap gadis itu.

"Oh... Ya udah, gue duluan. Masih ngantuk, jadi pengen cari tempat yang nyaman buat tidur lagi." Abyan melangkah menjauh meninggalkan Ruby.

Ruby hanya menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.

Dalam perjalanan, banyak orang yang memperhatikan serta membicarakannya. Jujur, itu membuatnya tidak nyaman. Namun, ia harus bisa menghiraukan mereka semua. Karena, apa yang mereka bicarakan tidak benar.

"Hebat, ya. Cewek cupu bisa dideketin cowok ganteng kayak Abyan, main dukun mungkin dia," ucap salah satu siswi, yang Ruby lewati.

"Dasar murahan!" sambung siswi lain. Membuat telinga Ruby menjadi panas, tapi ia harus bisa menahan amarahnya.

Tiba-tiba ada yang menghadang Ruby, segerombolan cewek yang selalu menjadi pusat perhatian. Dengan gaya centil, modus, sok cantik. Akan tetapi, tidak mempunyai etika.

By Love [Re-Publish] [Completed] Where stories live. Discover now