Chapter 3: Date

87 28 26
                                        

Disarankan untuk memutar lagu:
Lucky - EXO



"Ini rumahnya? Daebak, seperti mansion!" mulutku menganga melihat pemandangan yang tepat didepan mata.

"Berhenti menjadi pengagum rumah orang, ayo kita masuk" ajak Bambam yang berjalan mendahuluiku.

Ting! Tong! Bambam yang menekan tombol bel rumah Kurumi dan aku hanya ikut-ikutan disampingnya seperti anak ayam yang mengekori induknya.

"Siapa diluar?" tanya seseorang dari sebuah interkom.

"Anyeonghaseyo, kami dari Kepolisian Hangang. Bisa meminta waktunya sebentar untuk berbicara?"

"Ah ya, silahkan masuk" ucapnya yang kemudian terdengar suara pintu yang membuka.

Setelah kami memasuki rumah bak istana ini, kami disuruh duduk dan dijamu dengan dua cangkir kopi hangat. Bukankah Kurumi termasuk orang yang ramah dan juga tidak sombong?

"Jeogi, apa yang membawa kalian datang kemari?" tanya Kurumi

"Ah... Apa kemungkinan kau mengenal Kim Yewon?" tanyaku langsung ke topik.

"Kim Yewon? Kasus pembunuhan berantai itu?" tanyanya untuk memastikan.

"Majjayo, apa kau mengenalnya?" timpal Bambam.

"Ye, dia adalam teman baikku. Kami saling mengenal sejak pertama duduk dibangku SMP" jelas Kurumi.

"Apa dia mempunyai masalah dengan seseorang?" tanyaku dengan penuh selidik.

"Aniyo, dia selalu bercerita padaku tentang apa yang dilakukannya, dia juga sering mampir kesini" jawabnya dengan tenang, aku berusaha mencari kebohongan ataupun hal yang disembunyikan tetapi tidak ada sama sekali.

"Apa yang dia lakukan pada hari Rabu kemarin?" tanya Bambam

"Entahlah, saat aku mengajaknya untuk makan bersama dia menolak karena mau bertemu dengan teman lamanya"

"Siapa nama temannya?" tanyaku dengan tanpa mengalihkan pandanganku pada Kurumi. Tegas dan mencurigai siapapun adalah kewajibanku sebagai seorang polisi.

"Aku tak tahu dia menemui siapa, karena dia tidak memberitahuku" jawab Kurumi yang membuatku tak bersemangat.

"Apa kau menyadap komputer milik Tn. Pil Woseok?" lanjutku yang tadinya hampir melupakan tujuan utamaku kesini.

"Nde?! Aku tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu, karena aku tidak mahir dalam hal yang berhubungan dengan IT" jawab Kurumi dengan sungguh-sungguh.

Tetapi aku masih berpegang teguh dengan pemikiranku yang tadi kudapatkan dari pidato singkat Bambam.

Seorang psikopat sangat mahir berpura-pura, juga bersikap anggun dan ramah.

"Lalu ini alamat IP siapa?" Bambam menyodorkan tulisan yang tadi sempat dia catat.

"Ini memang alamat IP ku, tapi aku benar-benar tidak pernah menghacking komputer orang lain" ucapnya setelah membaca alamat IP tersebut.

"Kau tidak berbohong kan?" tanya Bambam lagi.

"Jinjjayo, kenapa aku harus berbohong kepada kalian? Aku juga ingin menanyakan sesuatu kepada para detektif" terangnya.

"Bertanya apa?" jawabku curiga, karena sepertinya dia tahu sesuatu.

"Kemarin aku mendapatkan sebuah paket berisi satu kotak buah kurma meskipun aku tidak memesannya, dan disitu tertulis dari J-x. Apakah kalian tahu apa maksudnya?" tanyanya yang membuat kami berdua saling bertatap bingung.

07:10 IS BULLETPROOF (UPDATE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora