015 | Back Street II

172 104 120
                                    

"Ketika seseorang akan pingsan, biasanya ada perubahan pada sistem saraf dan sistem peredaran darah yang menyebabkan penurunan sementara jumlah darah yang mencapai otak. Ketika suplai darah ke otak berkurang, seseorang kehilangan kesadaran dan jatuh."

Angga mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya satu persatu. "Setelah berbaring, kepala seseorang berada pada level yang sama dengan jantung, yang membantu mengembalikan aliran darah ke otak. Jadi orang tersebut biasanya sembuh setelah beberapa menit."

"Tapi ini sudah beberapa jam, Angga," gumam Kennard.

Tiba-tiba jari Rachel mulai bergerak dan bergetar. Gadis itu berusaha untuk membuka matanya perlahan, ia berusaha duduk tegak ketika mendapati dirinya di suatu tempat yang di kenalnya. Segala sesuatu di ruangan itu bermandikan warna putih, dari dinding hingga selimut di kakinya. Satu-satunya warna adalah lukisan abstrak di satu dinding dan beberapa orang yang tampak ia kenali duduk di samping tempat tidurnya.

"Akhirnya," kata Lucas dengan napas lambat.

Rachel duduk di tempat tidur. Kepalanya berdebar. "Be-berapa lama aku tertidur?"

"3 jam."

Rachel mengernyit, kemudian memegang kepalanya yang masih di balut perban. "Akhh!"

Hanna segera membaringkan kembali tubuh Rachel. "Istirahatlah untuk sementara ini Rachella." Rachel mengangguk.

"Hanna dan Helen di sini saja untuk menjaga Rachel, oke? Kami akan melakukan penyelesaian terhadap geng Seera," tutur Angga final.

⋆★⋆

SCLA's ROOM

"Jadi pasal apa aku dan teman-temanku dipanggil kemari?" seru Seera setengah membentak.

Putry memutar bola matanya sebal. "Hei nona, dengarkan penjelasan kami dulu. Jadi, silahkan duduk." Seera, Fia, Nanine, dan Alya langsung duduk menuruti perintah Putry.


Putry berdehem sebentar. "Baik, langsung saja—"

"Kalian menyalahkan aku dan teman-temanku karna sudah membully Rachel, begitu?" potong Seera cepat. Dia menatap Putry dengan perasaan tak bersalah.

Brandon tersentak pelan. "Wah wah, baguslah kalau kamu sadar," sindir Brandon bertepuk tangan.

"Ya, aku tahu itu."

"Atas dasar apa?!" ujar Putry emosi. "Atas dasar apa kalian melakukan kekerasan terhadapnya?"

"Bukan apa-apa. Kami hanya ingin bermain," sahut Seera tanpa beban.

"Lagi pula, sangat seru bukan?" ucap Alya. "Ya, seru sekali!" timpal dua gadis lainnya.

"Braak!" Angga menghentakkan tangannya ke atas meja. "Permainan katamu, huh?!" gertak Angga

"Perkataanmu itu loh membuatku tak habis pikir, ditambah lagi cara bermainmu dengan keroyokan. Rendahan!" ucap Kennard angkat suara.

"Hei Kennard, apa katamu?!" Seera bangkit dari duduknya.

"Tenang semua! Kalau bisa diselesaikan dengan kepala dingin, kenapa harus emosi begini huh?" Kata-kata Lucas barusan membuat semuanya terdiam. "Kalian seperti anak kecil saja," sambung Lucas.

"That's all, so what is your goal in doing this Yamelia Seera?"

"Sudah kubilang, kami hanya bermain!" ketus Seera sembari menekankan kalimat terakhirnya.

Cuz You're My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang