- #11 Muncul -

339 66 2
                                        

Arie kembali ˁ̡̡̡∗⁎⃙ ̫⁎⃙ˀ̡̡̡ ̩˳♡⃝
Hehe..

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya..

.

HappyReading

"Jika kau tidak ikut, dunia ini dalam bahaya.." seru Kwan.

"A- Apa ?"

Hansol menatap Kwan bingung sekarang. Dahinya mengerut tidak paham.

"Kenapa kau bilang seperti itu ?" tanya Hansol. Kwan menghela napas.

"Karena itu memang sedang terjadi sekarang," jawab Kwan santai. Hansol menggeleng tidak paham.

"A- Aku bingung.. Kenapa aku yang kamu ajak, mu- mungkin kan ada orang lain yang lebih cocok," Kwan menggeleng.

"Tidak bisa, karena sekarang kamu adalah reinkarnasi pastinya."

"Reinkarnasi ?"



Kwan dan Hansol menoleh ke arah pintu, dimana seorang wanita berada di depan pintu sedari tadi memperhatikan keduanya.

"Apa yang kalian bicarakan ?" tanya Ibu Hansol.
Kwan menatap Hansol sekarang.

"Ti- Tidak ada, Bu.. Hanya tentang pek-,"

"Jangan bohong, Hansol! Jelaskan sekarang ada apa ?" tanya Ibunya.

Kwan maju, dan mulai menjelaskan semuanya. Tentang reinkarnasi, dan dunia yang dalam bahaya saja. Dia berbohong dengan berpura - pura sebagai seorang indigo yang mempunyai penglihatan masa depan agar Ibunya Hansol percaya.

Ibunya Hansol pun akhirnya terlihat percaya dengan Kwan.

"Ta- Tapi, Bu! Aku tidak mau meninggalkan Ibu disini," sergah Hansol tidak terima.
Wanita itu menghela napas, dan memegang kedua tangan Hansol.

"Ibu akan jujur padamu satu hal, tapi tolong selanjutnya jangan tinggalkan ibu ya," ujar wanita itu. Tatapannya berubah sendu.

.

Cheol membuka matanya.
Mereka berhasil berpindah tempat, tapi belum sampai kembali ke tujuan.

"Maaf, kekuatanku masih lemah, karena tadi." Cheol mengangguk paham. Orang di depannya, juga langsung terduduk.

Ada perasaan aneh, setelah orang itu berbisik padanya. Beberapa bayangan ingatan juga muncul begitu saja.

Seakan - akan membukanya agar dia bisa mengingat sesuatu. Cheol tidak bisa ingat sama sekali apa itu.

Tangannya meraba sebuah bekas luka yang ada di dahinya. Luka yang pernah menjadi peristiwa dimana dia nyaris merengut nyawanya.

"Ada apa?" tanyanya.
Cheol menggeleng, tidak ingin bertanya, tapi rasa penasaran membuatnya akhirnya bersuara.

"Kenapa kamu berbisik tadi padaku?"

Hening.



"Hanya sebagai pengingat saja." serunya. Cheol mengerutkan keningnya.

.

"Mereka disebut hantu hitam," seru Juni. Hoshi menegakkan punggungnya, sambil mendengarkan penjelasan Juni.

"Sudah banyak orang - orang desa, yang mereka culik, tapi kami berdua masih aman, karena mereka tidak berani menyentuh Hao."

Hoshi mengangguk.
Dia ingin menolong, tapi hatinya ragu sekarang. Dia hanya takut, jika Soonyoung malah tidak berniat membantu sama sekali.

//AYO!! KITA BANTU, panggilkan Dokyeom juga, dia akan membantu kita.//





Hoshi mengerjab mendengar suara Soonyoung lagi.

.

"Eoh, Kwanie?"
suara Woozi terdengar. Kwan mendongak, tangannya mengeratkan genggaman pada Hansol yang ada di sebelahnya.

"Kak, ayo .. Kita harus berangkat sekarang," Woozi mengangguk, tapi dahinya mengerut bingung ketika melihat wajah Hansol.

"Ada apa dengannya?" tanya Woozi. Kwan menatap Hansol sendu.






Ibu akan jujur padamu satu hal, tapi tolong selanjutnya jangan tinggalkan ibu ya," ujar wanita itu. Tatapannya berubah sendu

"Ada apa, Ibu?" tanya Hansol.
Wanita itu menghembuskan napas, seakan - akan bersiap melepaskan sebuah beban selama ini yang ada di pundaknya.

"Maaf ya, Hansol. sejujurnya, aku .. bukan Ibumu,"

Hening.

Hansol menatap tidak percaya.
"A- Apa?"

"Ibumu .. Mungkin sudah tiada, Hansol. Aku hanya orang asing yang tidak sengaja berteduh waktu itu, tapi kau menyambutku dengan bahagia ..

.. aku, awalnya hendak memanfaatkan dirimu saja, tapi setelah melihat dirimu yang tulus, aku merasa bersalah."


Hansol langsung berlari pergi.
Kwan mengejarnya di belakang.



Woozi mengangguk.
"Aku rasa, kalian perlu kesana sebentar, berpamitan .." Hansol mendongak menatap Woozi.

"Kenapa?"

"Dia mungkin memang sempat ingin memanfaatkan mu, tapi .. bukankah sekarang dia juga menyayangimu?"

Woozi benar.
Kwan memegang pundak Hansol, dan tersenyum kecil.

.


Jeonghan mendongak. Dia merasakan sebuah perasaan tidak asing berada di dekat mereka.

//Hanie .. Sebaiknya kita kembali, perasaanku tidak enak ..//

Hanie mengangguk setuju.

"Soo - ya, sebaiknya kita kembali saja, Kak Jeonghan merasakan tidak enak," ujarnya. Soo mengangguk.

"Iya, Kak Jisoo juga merasakan tidak enak."



Mereka berbalik, tapi kemudian menatap bingung belakang mereka.

"Hanie, kok kayaknya Dokyeom tiba  - tiba hilang."



.


T B C

(#^.^#) Jangan lupa dukung terus Arie disini ya, sehat selalu buat kalian semuanya.

Bye - Bye !!

❦ 𝕆𝕦𝕣 𝕎𝕠𝕣𝕝𝕕 - 𝑺𝒆𝒂𝒔𝒐𝒏 2 ❦ [𝙎𝙤𝙤𝙣𝙃𝙤𝙤𝙣] ☑Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora