12. Merasa Nyaman

195 80 30
                                    

"Setiap bintang adalah kawan."
-Sia-

--------------------------------------


Kini Sia dan Ken sama-sama diam. Menikmati suasana puncak malam ini.

Sebenarnya Ken sudah menyuruh Sia untuk masuk ke tenda, namun Sia tak mau dan keukeh ingin disini bersama Ken.

Dengan terpaksa Ken menuruti permintaan Sia dan mengambilkan selimut untuk menutupi tubuh Sia.

Malam ini cuaca begitu cerah, kilauan bintang begitu indah diatas, bulan bersinar dengan terangnya.

Lama terdiam, Ken mulai membuka suara.

"Dera suka banget liatin bintang kayak gini."

Spontan Sia menolehkan kepala pada Ken.

"Tapi sekarang dia udah bahagia disana," lanjut Ken sembari menatap gemerlapnya bintang, dan membayangkan Dera menyapanya dari sana dengan senyuman.

Sia terenyuh, siapakah sosok Dera ini? Benarkah jika ia sudah meninggal? Dan mengapa Ken seolah begitu menyayanginya?

"Maksud lo?"

"Dia meninggal akibat kesalahan dan  kebodohan gue sendiri," jawab Ken, raut penyesalan begitu tampak diwajahnya.

"Kok bisa?" tanya Sia penasaran.

"Dia meninggal karena kecelakaan." Masih Ken ingat betul kejadian nahas yang menimpa Dera kala itu.

"Dera punya riwayat penyakit kanker otak."

Ken menjeda ucapannya sebentar dan kembali melanjutkan.

"Dia tau kalo gue suka balapan dan dia punya permintaan terakhir buat gue sebelum dia meninggal."

"Dia ngerasa kalo dia gak akan sembuh, padahal sebelumnya gue udah berusaha semangatin dan yakinin dia kalo dia pasti sembuh. Tapi takdir berkata lain."

"Waktu itu gue mau balapan dan dia minta ikut ke arena, dia bilang gue harus menang sebagai hadiah terakhir buat dia." Ken tersenyum getir mengingat betapa antusiasnya Dera ikut dengan Ken.

Sia ikut terharu dengan ucapan Ken. Ia terlihat sangat fokus mendengar ceritanya.

"Mama sama Papa selalu ngelarang gue balapan. Tapi Dera selalu dukung gue dan malam itu gue berhasil menangin pertandingan. Dera yang ngeliatin gue dari pinggir arena ternyata udah bawa bucket bunga buat dikasih ke gue. Tapi...."

Ken menggantungkan ucapannya dan tertunduk. Sesak sekali rasanya mengingat kejadian yang bahkan Ken tak ingin memori kecelakaan itu hadir dalam kisah hidupnya.

Ken kembali mendongak dan melanjutkan cerita dengan Sia yang setia mendengar.

"Waktu dia mau ngasih bunga ke gue ada orang yang sengaja nabrak Dera dari belakang, gue nggak tau dia cowok atau cewek. Tapi gue masih inget sampek sekarang wujud motor yang dia pake buat nabrak Dera."

"Gue nggak sanggup waktu liat badan Dera udah banyak luka-luka dan darah. Gue telpon rumah sakit tapi keadaan Dera begitu lemah dan Dera meninggal sebelum mobil ambulance sampai di rumah sakit."

AFTER SAD [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang