30. Dark Sky

307K 32K 50.7K
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. DARK SKY

Bastian melepas jaket dan membuangnya sembarang. Aura kebencian menguar jelas. Ia menggeram dan meninju udara sebagai bentuk rasa kesal yang ia pendam sejak tadi.

Seharian ini semuanya nampak menjengkelkan sampai-sampai Bastian mau marah sepanjang hari. Lila yang minta cerai, Syadza yang menuntut dinikahi, hingga kejadian di rumah Langit yang paling membuat Bastian merasa terhina.

Langit dan Ragas berhasil mempermalukan Bastian di depan Kazute. Dua cowok itu bikin Bastian terlihat lemah karena tak mampu melawan. Mereka juga yang mengundang anak-anak Kazute menertawakan Bastian ketika kembali ke markas.

"Masa ga bisa lo lawan. Padahal Langit udah di depan mata," ejek Daren yang awalnya anteng menghisap vape.

"Katanya mau hajar Langit. Pas ketemu malah diem. Gimana sih, Bas!" sambar Laskar seraya membanting tubuh ke sofa.

Bastian duduk di samping Laskar. Punggungnya menyentuh jaket yang ia lempar tadi karena jaket tersebut tersangkut di kepala sofa.

Pipi Bastian mengembung bersamaan ia membuang napas berat. Hatinya tidak tenang karena gagal menyelesaikan urusan dengan Langit. Ingin sekali ia kembali ke sana dan memukul Langit sampai mati sementara.

"Lo semua kenapa ga ada yang bantu gue? Malah diem nontonin gue dibercandain Langit sama abangnya!" Bastian berseru lantang.

"Harga diri gue diinjek, Men!" Kini Bastian memukul permukaan sofa dengan tangan terkepal.

"Ga ketemu Langit, lo marah. Udah ketemu Langit, lo makin marah. Ga jelas lo ah!" Azka ikut sebal.

Dada Bastian bergerak naik dan turun. Isi kepalanya berputar-putar memikirkan Langit, Lila dan Syadza. Pusing sekali rasanya, seperti kepala ingin meledak.

"Besok gue harus samper Langit lagi." Bastian berucap pelan, tapi masih bisa didengar beberapa temannya.

"Mau ngapain lagi? Mau cosplay jadi patung di depan dia? Lo bikin kita malu, Bego!" caci Laskar.

"Udahlah, ga usah samper-samper Langit lagi. Udah ketauan lo ga bisa berkutik di depan dia, Bas. Nanti kalo lo ciut lagi, lo marahnya ke Kazute. Kan tolol." Jino menyahut.

Daren mengeluarkan asap putih tebal dari mulut. Tanpa melirik Bastian, ia berucap, "Dari jamannya masih sekolah, Langit kan emang begitu. Susah kalo diajak ribut sampe main fisik. Apalagi mulutnya enteng banget, ada aja yang dia omongin biar bikin kita kesel."

Sedikitnya ada empat anggota Kazute yang merupakan alumi SMA Raden 2 dan seangkatan dengan Langit. Mereka kompak mengangguk setuju akan ucapan Daren, karena memang seperti itulah karakter Langit.

"Yok, move on aja dari Langit. Anaknya susah didapetin, Bas," tukas Aizan.

Bastian menggeleng cepat. Ia tidak mau menyerah secepat itu. Yang ada di benaknya, Langit harus tunduk dan kalah melawan dirinya. Kalau hal itu tidak terwujud, Bastian merasa ada yang kurang dalam hidupnya.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang