016

177 103 114
                                    


"White Hat Hacker adalah pakar sistem komputer yang memiliki pengetahuan sangat baik seperti Black Hat Hackers." Keith menjelaskan.

"Perbedaan utama adalah, satu pihak mencoba masuk dan mencuri seperti pencuri. Sisi lain sedang menunggu di depan pintu seperti penjaga."

"Selama integrasi dan operasi, sistem dapat memiliki banyak lubang belakang. Peretas etis mendeteksi ini dengan banyak alat dan uji penetrasi. Setelah itu mereka menyingkap pintu belakang yang merupakan pintu masuk para peretas jahat. Mereka juga menggunakan program anti virus, Malwares, Trojan dan sebagainya," jelas Keith panjang lebar.

"Sebagai rangkuman, White Hat Hacker adalah penjaga sistem dan jaringan komputer. Mereka adalah pahlawan bagi organisasi." Jay melanjutkan kalimat Keith.

Rachel melongo lebar menanggapi penjelasan kedua partner Lucas. "Hey, aku tidak mengerti," sahutnya kebingungan.

"Yah, mau mengerti atau tidak mengerti pun, yang penting itulah sekarang status seorang Lucas, Rachella." Jay terkekeh.

"Oh, begitu ya. Tapi apakah pelajar lain mengetahui ini?" tanya Rachel.

"Tidak. Jadi tidak ada yang mengetahui hal ini, hanya kami dan kamu, Rachella."

"Tuan Rhabtobh? Kelompok SCLA?"

"Tidak, tapi aku tak tahu dengan Tuan Rhabtobh. Beliau adalah kepala sekolah, kemungkinan besar dia mengetahuinya."

"Ah, jadi seperti itu ya!" Rachel mengangguk tanda mengerti.

"Lupakan hal itu sebentar. Jadi Rachella, bagaimana perkembangan kasus yang di selidiki Hanna, Helen dan lainnya?" tanya Keith.

"Soal itu, masih dalam tahap penyelidikan."

"Apa kamu tahu bagaimana awal mulanya?" Rachel mengangguk dan membuka suara. "Jadi, lima hari yang lalu Helen pernah menolong seseorang yang hampir kecelakaan." Rachel menatap Jay dan Keith. "Helen tak sengaja membantunya, karna kebetulan Helen sedang melewati lokasi itu. Lalu tiba-tiba saja keesokannya lelaki yang pernah Helen selamatkan itu, dinyatakan menghilang. Ada banyak lampiran kertas tertempel di mana-mana berisi tentang hilangnya lelaki itu."

Jay dan Keith mengangguk paham, "jadi apa kemajuan dari kasus ini, Ra?"

"Hmm, aku juga kurang mengerti. Kalau begitu gimana kalau kita menemui mereka sekarang?" ajak Rachel semangat sembari berdiri dari duduknya.'Tuk!' suara barusan berasal dari lutut Rachel yang terlantuk.

"Rachella!" Jay tersentak. "Don't forget to always be careful, because you are not too healthy for now."

════ ⋆★⋆ ════

"Helen?"

"Aku datang ke sini, karna aku mencemaskan Jack."

"Jangan khawatir, semoga dia baik-baik saja sampai kita menemukannya," sahut Brandon. Dia duduk di samping Helen, sembari membawa beberapa berkas.

"Klien kita sudah lama menghilang, dan aku sekarang menemukanmu dalam keadaan bermalasan." Angga tiba-tiba masuk ruangan membawa segudang emosi.

"Bermalasan apa katamu? Kamu tidak lihat, sekarang aku sudah mendapat beberapa petunjuk!" Air wajah Angga berubah drastis. "Benarkah?"

"Benar, Angga."

Angga merasa bersalah karena sudah memarahi Brandon. "Berkas itu boleh kulihat sebentar?"

"Lihat saja, ini." Brandon memberikan beberapa lembar kertas berisi tentang seorang anak laki-laki kelas 11 yang bernama Jack.

"Jack sering pergi keluar akademi rupanya," gumam Angga.

Cuz You're My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang