46

918 128 73
                                    

Pagi ini Nayeon sedang berada di tempat pemilahan sampah untuk membuang sampah rumah tangganya. Dia tidak sendiri, disana ada Greyna yang membantunya. Sementara Gyuna sepertinya bocah kecil itu sedang bermain mainan barunya yang kemarin baru saja dibelikan ayahnya. Seperti itulah Gyuna jika sedang asik bermain, dia tidak mau diajak melakukan hal yang sepele. Beda lagi jika di ajak ke taman hiburan ataupun membeli sesuatu yang manis, dia akan sigap berdiri.

"Ibu, selama 3 minggu ini kan sekolahku libur. Rencananya kita akan liburan kemana?" tanya Greyna sambil memasukan sampah plastik ke tempatnya.

"Kemana ya? Ibu bingung. Bagaimana kalau di rumah saja, setiap hari ibu akan membuat jadwal aktivitas yang berbeda-beda agar tidak membosankan" Nayeon mengutarakan idenya.

"Ini 3 minggu bu, walaupun aktivitasnya berbeda pasti akan tetap membosankan" keluh Greyna.

"Kalau begitu agar kamu tidak bosan kamu bisa menginap di rumah nenek" usul Nayeon.

"Ibu... aku merindukan LA. Kapan kita kesana lagi?"

"Bukankah dulu kamu yang tidak mau kembali kesana?"

"Aku mau kesana hanya untuk berlibur tidak untuk tinggal disana"

"Baiklah tapi tunggu ibu memiliki waktu luang"

"Sekarang waktu ibu kan selalu luang, ibu sudah tidak bekerja"

"Kamu tau ibu tidak bekerja tapi meminta berlibur ke LA, kau tau? Berlibur kesana membutuhkan banyak uang"

"Ah... kalau begitu kita pergi bersama ayah saja, ayah kan memiliki banyak uang" Greyna mengusulkan idenya.

"Dari mana kamu tau ayah memiliki banyak uang?"

"Tentu saja ayah memiliki banyak uang. Jika tidak, kemarin ayah tidak akan membelikan Gyuna mainan dengan harga semahal itu"

"Ibu..." rengek Greyna lagi.

"Tanyakan pada ayahmu dulu, dia sedang sibuk atau tidak. Jika sibuk artinya tidak bisa. Kita harus mengerti  situasi orang lain, jangan pernah egois dan mementingkan kebahagiaan diri sendiri" Nayeon menasehati Greyna.

"Ok, nanti aku akan tanya ayah" Greyna setuju.

"Greyna" panggil seseorang yang sepertinya baru tiba disana.

"Paman Dowoon" Greyna terlihat antusias.

Dowoon tersenyum.

"Nay" Dowoon menyapa Nayeon.

Nayeon hanya mengangguk. Sepertinya Nayeon masih kesal dengan Dowoon.

"Greyna sedang membantu ibu membuang sampah ya? Mau paman bantu?" tawar Dowoon.

"Tidak perlu, sebentar lagi selesai kok" tolak Greyna.

"Grey cepat selesaikan, setelah itu bersihkan tanganmu di wastafel itu dan setelah itu pulang" suruh Nayeon. Dia menunjuk sebuah wastafel di dekat lobi apartment nya.

Greyna mengangguk dan mengikuti perintah Nayeon.

"Ada apa? Kamu kesini untuk mengatakan sesuatu kan?" tanya Nayeon tanpa basa-basi.

"Emm... Jihyo sudah mengatakan sesuatu kepadamu?" tanya Dowoon.

"Belum. Memang apa?"

"Karena Jihyo belum mengatakannya ya? maka aku yang akan mengatakan secara langsung kepadamu"

"Aku ingin meminta maaf, maafkan aku atas semua kesalahan yang pernah aku buat, terlebih lagi soal beberapa hari lalu. Tolong maafkan aku, aku sangat menyesal" ungkap Dowoon meminta maaf.

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang